11. Al & Em

8.1K 488 21
                                    

Can u see the title ? Ada wanita baru nih hehe. Hope you guys enjoy and happy reading 💞

*

11

"Senang bisa bermain denganmu sayang." ucap seorang pria, yang nampak melingkarkan tangannya di pinggang seorang wanita yang berada dalam dekapannya. Wanita itu mengeluarkan senyum manjanya mendengar kata-kata itu keluar dari pria yang habis ditidurinya semalam. Ribuan dollar telah masuk ke dalam dompetnya pagi ini.

"Tentu sayang, datanglah lagi kalau kau ingin bermain denganku."

"Tentu."

Pria itu melepaskan tangannya dari Emily, mengambil jas abunya lalu berjalan keluar apartment "Sampai jumpa sayang." ucapnya lalu mengecup kening wanita itu lembut.

"Jangan lupa untuk hubungi aku lagi."

*

Pria itu mulai berjalan menjauh dan pergi lalu menghilang. Emily menutup pintu apartment nya, lalu berjalan menuju sofa.

"Mudah sekali mendapatkan ribuan dollar seperti ini." ujarnya sambil memandangi saldo atm nya yang makin bertambah setiap hari nya.

Tling... Tling... Tling...

Emily menolehkan kepalanya mendengar ponselnya berbunyi. Tanda ada panggilan masuk. Benda itu berada pada lingerie hitam yang semalem digunakannya di atas sofa. Senyumnya langsung terangkat sempurna saat melihat nama yang tertera pada layar ponsel merahnya itu.

"Pagi sayang." sapanya manis.

"Hai."

"Ada apa Dav? tumben sekali kau menghubungiku pagi-pagi begini?" tanya Emily langsung, mengingat kesibukan kekasihnya itu seperti tiada habisnya.

"Aku hanya- ingin mengajakmu jalan. Kau punya waktu?"

"Tentu aku punya. Seringkali kau yang tidak punya." ucap Emily dengan nada merajuk. Ia melakukannya setiap saat ada sesuatu yang diinginkannya "Bukan begitu sayang?"

"Maafkan aku. Aku berusaha mengatur semuanya disini, hanya saja—" terdengar helaan napas panjang disana "Terkadang aku tidak bisa mengendelikan semua kesibukan itu."

Emily tertawa pelan. Tangannya membereskan beberapa 'alat pengaman' yang bertebaran di lantai dapurnya "Jangan paksakan dirimu Dav. Aku mengerti jika kau sibuk. Jangan terlalu pikirkan aku disini."

"Kau memang yang terbaik Milly. Terima kasih banyak."

"Lalu bagaimana dengan rencana makan malam kita dengan tamu undanganmu?"

*

Davin terdiam mendengar pertanyaan itu. Bagaimana mungkin ia bisa melupakan acara penting seperti itu. Makan malam bersama rekan kerja yang sangat penting dan pertemuan dengan beberapa keluarga bisnis terkaya di New York.

"Aku hampir saja melupakannya." jawabnya jujur.

"Untung saja aku mengingatkanmu. Dan ngomong-ngomong soal itu, aku belum punya pakaian, tas, juga sepatu yang cocok untuk datang bersamamu."

"Aku tahu. Untuk itulah aku mengajakmu pergi." tutur Davin yang sudah hafal dengan sifat boros dan hobby belanja kekasihnya itu. Namun entah mengapa ia tak pernah mempermasalahkannya

RETURN | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang