RETURN - END

24.8K 1.2K 123
                                    

Sedikit lagi sebelum benar-benar tiba di akhir cerita. Sekali lagi aku mau mengucapkan terimakasih untuk support kalian semua baik yang terlihat maupun tidak. Atha sangat berterimakasih ! Ily guys !!

Terimakasih banyak untuk semua dukungannya teman-teman 💫

*

Hari-hari berikutnya berlalu dengan sangat cepat. Berita mengenai perlakuan kejam Jullian bersama Emilly mulai terkuak satu persatu dan membawa nama Alana juga Davin muncul di setiap tayangan berita. Kasus itu diperparah dengan adanya pemakaian narkoba oleh keduanya, juga penyelewengan dana yang dilakukan oleh Jullian terhadap beberapa perusahaan besar yang bekerja sama dengannya. Davin tahu tentang itu, dan untuk itulah ia terus menjaga Alana agar tidak mengetahui beritanya meski akhirnya ia tahu dengan sendirinya. Setelah berita itu diketahui hampir seluruh orang yang menyaksikan beritanya, dukungan ucapan dan bingkisan seakan tidak pernah berhenti mengalir pada Alana hingga wanita itu nampak kelelahan mengatur banyaknya bunga yang ia dapat. Tapi wajah lelahnya tetap tertawa lebar mendengar Rebecca juga sahabat-sahabatnya yang lain menyumpahi Jullian dan Emily tanpa henti. Bahkan mereka mengancam akan merusak hidup kedua orang itu jika masih berkeliaran dan menganggu Alana dengan semena-mena. Keluarga Haynsworth dan Bancroft yang seakan telah melebur jadi satu dalam kedekatan yang sangat akrab itu turut meramaikan suasana rumah Davin dan Alana yang membuat wanita itu kembali mendapatkan keceriaannya. Ya, Phill dan Brook telah mengurus kasus itu hingga akhirnya hukuman penjara dan denda harus diberikan akibat hukum pasal berlapis yang didapat mereka.

Davin kembali melangkahkan kakinya masuk setelah melambaikan tangannya pada kedua keluarga yang baru saja pulang itu. Ia kembali duduk di sebelah Alana yang masih nampak asik merapihkan seluruh bingkisan yang diterimanya diatas meja. Senyumnya terkembang begitu melihat wanita itu mulai bisa kembali banyak bergurau bahkan menunjukkan perhatian yang sangat manis di telinganya.

"Alana." Alana yang sedang meletakkan bunga terakhir langsung menoleh mendengar namanya dipanggil "Ada apa ?" tanyanya lalu duduk di sebelah pria itu. Mata coklat Davin langsung memandangi wajah dengan riasan natural itu lembut. Kadang ia berpikir bagaimana mungkin seorang wanita sepertinya selalu terlihat cantik dalam keadaan apapun. Apakah dia seorang bidadari ?

"Ada apa Davin ?" tanya Alana lalu melingkarkan tangannya pada tubuh Davin sambil menyandarkan kepalanya pada sofa. Davin suka dengan itu, Alana tidak lagi ragu untuk menyentuhnya, memeluknya, bahkan menciumnya seperti semalam sebelum ia kembali ke kamarnya. Sebelah tangannya mengusap wajah itu lembut "Aku hanya sedang memikirkan sesuatu."

"Tentang ?"

"Rencana bulan madu kita." Alana mengangkat kedua alisnya mendengar jawaban itu. Jujur, rencana semacam itu tidak pernah ada dalam pikirannya. Davin yang sadar dengan hal itu langsung menarik tubuh Alana agar lebih dekat padanya "Kita belum pernah menikmati waktu berdua sejak pernikahan itu berlangsung Alana." Alana hanya diam, meski tubuhnya tiba-tiba memanas memikirkan apa yang akan mereka lakukan nantinya disana, saat bulan madu. Ia tidak mengerti mengapa sejak dulu tubuhnya selalu bereaksi aneh saat berada di dekat Davin, dan hal itu hanya terus membuatnya bingung "Bagaimana jika ke Paris ?"

"Paris ?" Davin mengangguk dan senyumnya langsung terkembang begitu melihat sinar berbinar pada kedua mata Alana. Ia ingat, Alana pernah bercerita tentang keinginannya mengunjungi menara eiffel dan menghabiskan banyak waktu disana. Dan mungkin inilah kesempatan yang tepat untuk merealisasikannya.

"Tapi- bukankah itu berarti akan menumpuk pekerjaanmu di kantor ?" Davin tertawa pelan "Untuk apa kau memikirkannya ? Aku sudah mengatur semuanya agar kita bisa menikmati liburan ini dengan baik."

RETURN | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang