17. Memories

39.1K 1.7K 32
                                    

Halo sayang-sayangnya aku ! Gimana kabar kalian semua ? Sedih banget sekarang kita lagi darurat corona :( . Aku harap kalian semua sehat selalu dan stay safe di rumah ya :( . Jangan lupa selalu jaga kebersihan dan imunitas tubuh.

Terima kasih udah setia baca cerita ini. Semoga bisa menghibur kalian yang lagi di rumah ya :) . Enjoy !!

*

"Tuan, aku sudah siapkan sarapan anda di meja makan."

Davin yang tengah termenung pada balkon kamarnya segera menoleh "Baiklah, aku akan turun nanti. Terima kasih."

Pintu kembali ditutup saat wanita berpakaian pelayan itu pergi. Suara burung yang terdengar senang pagi ini membuat Davin ikutan tersenyum. Ia segera membalikkan badannya dan keluar dari kamar. Baru saja ia hendak membuka pintu kamarnya, sebuah pesan muncul pada layar ponsel di tangan kirinya.

Mau main golf hari ini?

Davin segera mengetik balasan pesan itu.

Sayang sekali Jass, aku harus menerima tamu di rumah. Bagaimana kalau besok?

Siapa? Kenapa tidak di kantormu?

Alana.

Astaga?! Skandal apalagi ini.

Davin mendengus membaca balasan yang muncul pada layarnya itu. Jasson terkadang bisa menjadi sangat bawel dan blak-blak an dalam satu waktu, meskipun begitu baginya Jasson adalah sahabat yang baik.

Hentikan Jass, jangan berlebihan. Dia hanya mengirimkam bunganya padaku.

Hahahaha oke baiklah. Aku pergi dengan yang lain saja. Bersenang-senang lah!

Tentu, kau juga bersenang-senang lah

Jarinya mengirimkam pesan yang terakhir itu lalu memandangi jam yang ada di sudut layar ponselnya.

"Dia bilang akan datang siang ini bukan ? Baiklah, aku bisa mengerjakan beberapa hal dulu."

*

Sementara itu, jauh dari situ. Seorang wanita dengan rambut pirangnya yang berantakan nampak tergeletak di atas sebuah karpet bulu berwarna putih. Matanya bergerak saat seberkas cahaya matahari menyapa wajahnya.

Ia segera mengambil ponselnya yang berada tak jauh dari situ dan melihat jam yang terpampang pada layar ponselnya "Kenapa sudah sepagi ini?" gumamnya lirih lalu menghela napas panjang.

Alana segera beranjak bangun dengan punggung dan leher yang sakit akibat tertidur di karpet "Aku pasti terlalu mabuk semalam hingga tertidur disini."

Ya. Semalam Alana menenggak 3 botol wine sendirian setelah menyelesaikan pekerjaannya lalu tergeletak begitu saja di atas karpet.

Beberapa burung yang bertengger pada balkonnya, nampak ramai seakan siap menyambut tuan puteri yang baru saja bangun ini. Alana segera berdiri tegap, namun kembali terhuyung dan jatuh ke kasur.

"Bagaimana ini, kepalaku sakit sekali." keluhnya lalu kembali berdiri dan terjatuh lagi, dan lagi. Ia menyerah. Matanya kembali terpejam untuk beberapa saat dan terkejut saat pintu kamarnya seperti diketuk seseorang.

RETURN | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang