Haii !! Gimana kabar kalian ? Semoga sehat selalu ya :) jangan lupa untuk selalu jaga kesehatan dan kebersihan di situasi darurat kayak gini. Tetap tenang dan jaga semua aman ^^ . Semoga cerita ini bisa selalu menghibur kalian.
Happy reading everyone 💞
*
26
Hari sudah hampir bergerak malam, namun disinilah Davin berada. Dalam perjalanannya untuk menemui seseorang yang sangat dihormatinya. Beberapa security yang berada di pagar rumah itu langsung menyapanya ramah dan memerika mobil yang ia kendarai. Bisa kalian bayangkan betapa tingginya status orang ini hingga siapapun yang datang ke rumahnya harus melewati serangkaian keamanan yang sangat ketat.
Davin melangkah turun dari atas mobilnya. Seorang wanita berpakaian pelayan segera menuntunnya untuk berjalan menuju ruangan yang akan menjadi tempatnya bertemu dengan tuan rumah ini. Ornamen rumahnya yang banyak terdiri dari kayu membuat suasananya terasa nyaman, berbanding terbalik dengan ritme detak jantung Davin yang terasa seperti habis naik rollercoaster. Ia terus melangkahkan kakinya sampai akhirnya pelayan itu berhenti di depan sebuah ruangan dan membuka pintu di hadapannya.
"Tamu anda sudah datang Tuan."
Pria yang sedang duduk tenang di kursi malas pada ruangannya itu langsung beranjak bangun dengan senang saat melihat tamu yang ditunggunya telah datang "Kau sudah datang, masuklah." kakinya segera melangkah menghampiri tamunya itu.
Davin mengangguk ramah lalu memeluk pria itu hangat "Maaf membuatmu lama menunggu." tuturnya.
Phill tergelak mendengarnya "Santailah sedikit nak, aku sendiri tidak ada pekerjaan hari ini. Ayo duduk." tidak berapa lama kemudian, dua orang pelayan kembali masuk dan meletakkan jamuan sore di atas meja bundar yang cukup lebar di tengah ruangan kerja itu. Mereka mengangguk sopan sebelum akhirnya berjalan keluar pintu dan menghilang.
"Jadi— bagaimana kabarmu ?" tanya Phill membuka pembicaraan, kedua tangannya mengambil sebuah guci teh di hadapannya lalu menuangkan isinya pada kedua gelas.
"Aku baik. Dan bagaimana denganmu ?" Davin meletakkan sebalok gula pada teh yang dituangkan ke gelasnya "Aku dengar perusahaanmu memenangkan proyek besar itu lagi."
"Kau sudah mendengarnya ?" tanya Phill heran "Begitulah yang terjadi. Harus selalu aku yang turun tangan mengatasi semuanya, melelahkan saja." ujarnya lalu menyeruput teh pada gelas keramik berwarna putih miliknya.
Davin termenung untuk beberapa saat sambil mengaduk-aduk teh miliknya "Aku— sudah berbincang dengannya lagi beberapa hari yang lalu. Sesuai permintaan kalian." pria di hadapan Davin langsung manggut-manggut antusias mendengarnya "Lalu bagaimana ? Ceritakan padaku."
Davin meletakkan gelasnya di atas meja lalu menghela napas panjang sebelum memulai ceritanya "Apa lagi yang bisa aku katakan tentangnya ?" mulainya dengan pahit "Kau pasti paham bagaimana perasaannya tidak pernah padam untuk Jullian, dan— pria itu sudah memutuskan hubungannya sepihak dengan Alana."
"Dia yang menceritakannya langsung padamu ?"
Di dalam senyum pahitnya, Davin mengangguk pelan "Dia masih sangat mencintai Jullian. Hanya itu yang kutangkap darinya." tandasnya mengakhiri permulaan singkatnya. Mendengar itu, Phill nampak mendesah kasar "Anak itu— dia memang benar-benar keras kepala. Andai dia tahu bagaimana kelakukan kekasihnya itu di belakang."
KAMU SEDANG MEMBACA
RETURN | END
RomanceFOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA Siapa yang tidak kenal dengan Alana Haynsworth? Supermodel dunia dengan kecantikan luar biasa yang selalu menjadi incaran banyak pria. Wajahnya selalu terpampang indah di setiap majalah kenamaan, brand-brand terbaik dunia...