09. First Of All

52.2K 2K 66
                                        

Absen dulu siapa yang udah baca sampe sini!

HAPPY READING EVERYONE 🌠

*

09


Alana melangkahkan sepasang boots hitamnya berjalan melintasi trotoar yang basah akibat hujan yang turun. Kedua tangannya nampak penuh karena membawa sebuah paper bag yang berisi beberapa roti dan juga lettuce. Banyak orang yang terlihat berjalan cepat melewatinya dan masuk ke sebuah cafe untuk berteduh atau sekadar menghangatkan diri.


Alana hanya terus berjalan tanpa peduli dengan banyaknya orang yang melintasinya. Pun dengan puluhan paparazzi yang sepertinya tidak masalah jika harus menginjak banyak genangan air hanya demi memotret dirinya.

Justru ia senang. Hari ini adalah hari liburnya dan ia bisa pergi berbelanja tanpa harus memikirkan batas waktunya. Ia juga dapat berkelana sendirian di supermarket tanpa harus dikelilingi pengawal, juga tidak harus merepotkan Brianna yang mungkin sedang berkencan dengan kekasihnya sekarang. Alana menghela napas cerah seraya menendang pelan beberapa genangan air yang menimbulkan percikan indah di setiap kamera paparazzi.

Saat langkah kakinya terus berjalan melewati tiap-tiap toko dan cafe yang ramai, tiba-tiba saja benaknya dipenuhi oleh kejadian beberapa waktu lalu yang sempat membuatnya kesal, bercampur rasa tidak suka yang kian membumbung tinggi. Dan sekeras apapun ia coba mengalihkannya, bayang-bayang kejadian itu seperti tidak mau luput dari kepalanya. Termasuk sekarang, saat wajah pria itu tiba-tiba muncul dalam bayangannya


"Mengapa aku harus terus memikirkannya? " gumam Alana yang mulai kesal karena terus dibayangi oleh seseorang yang mengobrol dengannya semalam.

Orang itu. Andai kalian tahu siapa dia

"Oh ayolah Alana, dia itu pria yang sombong dan tidak berprikemanusiaan. Dia bahkan mengomeli dirimu saat itu, dan semalam. Sungguh menyebalkan. "

Kesal? Pasti. Alana ingat, semalam ia merasa sangat kesepian karena semua teman-temannya pergi ke California sementara ia memutuskan untuk tetap tinggal di rumah untuk beristirahat. Kemudian, ia sempat berencana untuk menghubungi Jullian dan merasa tidak enak di detik berikutnya. Alana sempat menimbang-nimbang tentang siapa yang akan diajaknya berbincang. Menghabiskan malam minggu bersama dengan pembicaraan ringan yang sangat menyenangkan.

Karena tidak kunjung mendapatkan jawaban, jadilah ia memutuskan untuk melakukan tindakan konyol ini semalam.


*Flashback on

"Aku benar-benar merasa kesepian." keluh Alana sambil memandangi layar ponselnya yang nampak ramai dengan pesan yang masuk terus menerus. Tapi tidak ada satupun berasal dari Jullian.

"Baiklah, seperti biasa.." Alana merebahkan dirinya di atas kasur "Aku akan menekan sebuah nomor acak dari semua nomor yang ada dan berbicara dengan orang itu."

Alana tertawa pelan mendengar rencananya yang terdengar sangat konyol. Ia mulai membuka daftar kontak yang ada di ponselnya, menutup matanya, dan mengacaknya.

RETURN | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang