Akhirnya ada siklus baru dalam alur cerita ini ya. Jadi ga sabar untuk nyelesain dan revisi semua dari awal. Terimakasih untuk dukungan kalian yang gaada habisnya buat aku :)
Happy reading everyone !!
*
46
"Kau masih pergi bekerja besok ?"
Davin yang sedang menyaksikan televisi di hadapannya langsung menoleh "Ada apa ? Kau mau pergi ?" Alana menggeleng pelan. Ia kembali meluruskan pandangannya pada tayangan di hadapannya. Dan tiba-tiba fokus Alana buyar saat paha Davin yang berotot nampak menyentuh sedikit pahanya saat ia membetulkan posisi duduknya. Ya, lagi-lagi tubuhnya merasa aneh. Apalagi setelah Davin melingkarkan tangan hangatnya dan menyentuh kulit bahunya yang hanya terbalut kaus tipis. Tapi tampaknya Davin sama sekali tidak terganggu dengan hal itu membuat Alana terpaksa mengabaikan getaran aneh di sekujur tubuhnya. Tidak berapa lama, Laurent datang membawa satu buket bunga yang cukup besar "Ada yang mengirimkam anda bunga Nyona Alana." ah, Alana baru tersadar ia adalah seorang nyonya sekarang. Baru saja ia hendak membuka mulutnya, Davin langsung menyelanya "Siapa pengirimnya ?" Laurent melihat secarik kertas yang ada di atas bunga itu "Tuan Jullian Ashton."
Davin langsung mengatupkan rahangnya kencang mendengar nama itu kembali disebut di rumah ini "Buang saja bunganya." suruhnya dengan nada dingin. Laurent cukup terkejut begitu juga dengan Alana yang langsung melirikkan matanya tajam "Berikan padaku." ia melangkahkan kakinya berdiri untuk mengambil bunga itu namun segera ditahan oleh Davin "Jangan berani menyentuh bunga itu di hadapanku." Alana kembali menggelenyar mendengar nada keposesifan itu. Ia menghentakkan tangannya kasar "Ada apa denganmu Davin ? Dia hanya mengirimkan bunga untukku, tidak lebih." dengan paksa, Davin menarik Alana untuk kembali duduk di sebelahnya "Buang bunganya. Kalau perlu kau bisa membakarnya." meski ragu, Laurent segera menganggukan kepalanya dan pergi dari situ.
"Kau benar-benar berlebihan Davin." Alana akhirnya berani menatap Davin dengan tatapan kesal seperti biasanya. Davin langsung tersenyum jahil "Lihat ? Kau mau menatapku lagi." Alana langsung memalingkan wajahnya yang tiba-tiba memerah "Kau benar-benar menyebalkan." ia beranjak dari posisinya namun Davin kembali menariknya hingga sekarang ia justru jatuh terduduk di pangkuan Davin "Davin !" pekiknya kencang. Wajahnya memerah total saat ini, dan sesuatu yang nampak mendesak pada bagian bawah tubuhnya membuat rasa malunya kian membumbung.
"Aku hanya ingin menghabiskan hari pertama ini dengan istriku. Apa salah ?" Alana berdecak kesal sembari memindahkan bokongnya untuk kembali pada posisi awalnya "Pria gila." Davin menoleh mendengar umpatan pelan yang masih terdengar itu "Alana." panggilnya memperingatkan.
"Jangan duduk lebih dekat setelah ini." bukannya menuruti peringatan itu, Davin justru semakin menggeser tubuhnya hingga Alana terpojok pada tepi sofa yang cukup tinggi. Dua tangan kecilnya memukul-mukul paha pria di sebelahnya "Menyingkir !" Davin tertawa, ia mengurai himpitannya dan langsung melayangkan sebuah kecupan pada pipi Alana. Membuat wajah wanita itu kembali merah padam "Tetap duduk tenang disini, di sebelahku." ucap Davin lalu kembali memalingkan wajahnya untuk menyaksikan tayangan yang ada.
Sial !
Alana benar-benar tidak menyangka dibalik sosok pendiam dan serius seorang Davin yang selama ini dikenalnya, pria itu ternyata sangat— ah bukan, ia terlalu pandai menggodanya bahkan dengan nada gurauan. Siapa yang menyangka kalau Davin memiliki sisi selembut itu dalam dirinya ? Alana kembali meyakinkan tanggapannya begitu Davin dengan sengaja mendorong bahunya untuk lebih dekat dengan pria itu. Alana berusaha melepas tangan yang mencengkram bahunya kuat-kuat itu "Aku tidak bisa menonton jika kau meronta terus seperti itu Alana."
KAMU SEDANG MEMBACA
RETURN | END
RomanceFOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA Siapa yang tidak kenal dengan Alana Haynsworth? Supermodel dunia dengan kecantikan luar biasa yang selalu menjadi incaran banyak pria. Wajahnya selalu terpampang indah di setiap majalah kenamaan, brand-brand terbaik dunia...