Dirumah sakit ,
2 jam berlalu setelah proses operasi , ken masih belum sadarkan diri .
Tangan thea memegang erat tangan ken , dia menahan diri agar tidak menangis ," bangun lo gak boleh tidur terus ...."
Tanpa sadar dia mulai menangis , dia tidak pernah merasa sesedih ini , tidak pernah merasa sesesak ini , tidak pernah merasa setakut ini . ken sahabat yang selalu menjaganya , sahabat yang selalu berusaha membuat dia tersenyum kini diam dan tertidur , tidur menahan sakit .
Thea mengusap wajah ken , air matanya jatuh diantara pipi ken ," lo gak boleh tinggalin gue ...." Bisik thea pelan
Thea sangat terpukul , raganya sendu , katanya pilu , jiwanya kelu , sedih , sedih , sedih berirama mengiringi rasa duka seolah berlomba penuh ketakutan . tidak ada yang lebih menyakitkan dari ini ,
" thea ...."
Thea menoleh kearah pintu ,
" excel ..."
Kedatangan excel membuat hatinya sedikit tenang , setidaknya dia bisa mengurangi rasa cemas dan takut bergelayut jahat dihatinya
" kenapa bisa seperti ini ?" Tanya excel sambil memegang tangan ken
Thea diam tidak menjawab , dia hanya menangis , berharap tangisannya bisa membangunkan ken dari masa kritisnya .
Perlahan galang menjauh dari rumah sakit ,namun thea menahan dengan tangannya ." thea ..."
" harusnya lo tetap disini , bantu gue untuk melewati semuanya ...."
" mamsky nyuruh gue untuk pulang ...."Dengan terpaksa thea melepsakan tangan galang dan membiarkannya pulang ,
...
Kembali lagi ponsel thea berbunyi , sebuah pesan dari liora" thea ... maafin gue , gue harus pergi "
Apa yang akan liora lakukan , thea lari dan pergi menuju rumah liora .
30 menit berlalu dia tiba dirumah liora ,
Rumah liora tidak pernah dikunci, dia lari menuju kamar liora , dia mencari kesudut kamar ." liora ...."
Liora memegang sebuah pisau , dia hendak memutuskan urat nadinya sendiri
Thea :" plis jangan konyol .... Jangan lakuin ini ... jangan membuat semuanya lebih buruk lagi "
Liora :" gue lelah , gue ingin mengakhiri semuanya ..... "Liora semakin mendekatkan pisau ke pergelangan tangannya , thea semakin kehabisan cara , dia merasa waktu dan jalan cerita dalam hidupnya sedang mempermainkannya , kenapa harus ada alur seperti ini ,liora benar-benar berada disebuah titik yang membuat dirinya putus asa , ketakutan , dia butuh sosok orangtua untuk merangkul , tapi sekarang orangtuanya entah kemana , apa harus thea yang menjadi penolong keputusasaan liora ? sementara dirinya sudah benar-benar frustasi dengan alur cerita ini ,
Thea :" gue mohon ... jangan lakuin ini ..."
Liora semakin nekad , dia tidak mendengar ucapan thea lagi ,
Thea melihat sebuah kacaa dimeja rias, dia meraih dan memecahkan kaca itu lalu mengambil serpihannya.Thea :" oke kalo mau bunuh diri , kita bunuh diri bareng-bareng " ucap thea sambil mendekatkan sepihan kaca ke pergelangan tangan
Liora :" thea ...."
Thea :" jika lo lelah , lo gak kelelahan sendiri , gue juga sama lelah, entah harus dengan cara apa lagi menyadarkan lo , gue selalu ada untuk lo , gue selalu ada bantu lo ... kita selalu bareng-bareng , dan saking sayangnya gue ke lo , gue pun ingin mati bareng-bareng sama lo ... kita lakukan sekarang ...."Liora melemparkan pisaunya dan memeluk thea
Liora :" maafin gue ...."
Thea :" semua pasti ada akhirnya , termasuk sedih lo pasti akan cepat berakhir "
Thea :" jangan buat gue takut lagi ,."Liora terdiam
thea :" ada gue disini yang akan lindungin lo , jagain lo ... jangan pernah merasa sendiri"
thea :" liora ...."Thea mencoba melepaskan pelukannya ,tibaa-tiba liora tergeletak kelantai
" lioraaaaaaa ....."
Diameraih tangan liora dan memeriksa denyut nadinya , Hal apa lagi yang terjadi ,kenapa semuanya jadi seperti ini , dia menghubungi gaalng dan memintanya untukdatang kerumah liora .
Ingin rasanya dia bersandar , dia merasa amat sangat lelah menghadapi semuanya, dia butuh bercerita , dia butuh istirahat dari rasa yang tidak bersahabat ini.
Kemana dia harus mencari nyaman ? dimana dia harus menemukannya ,
KAMU SEDANG MEMBACA
AKHIR DARI NYAMAN
Teen Fiction*dalam tahap REVISI *cerita ketiga yang ditulis Selalu ada rindu yang mulai hadir saat pria itu mulai hilang dari pandangannya , rindu yang seharusnya tidak ada dan tertahan untuk diucapkan ,. Iya tertahan , Dia bukan siapa-siapa , hanya sebata...