Tiba diruangan ken , ia melihat liora yang tengah duduk samba memegang erat tangan ken .
" ken masih belum sadar ..." ucap liora lirih
" semua akan baik-baik aja , lo jangan khawatir ..." thea mencoba menenangkan liora
" gue merasa bersalah ...."
" liora ..., semuanya udah terjadi , gak ada yang salah ... lo masih sakit , baiknya lo istirahat , biar gue yang jaga ken " ucap thea lembut
" lo selalu berusaha membuat hati gue nyaman , sementara gue tau ... hati lo sendiri gak nyaman dengan semua ini .."
Liora menatap kedua mata sahabatnya namun thea memalingkan wajahnya .
" gue baik-baik aja ...." Ucap thea sambil tersenyum
" temui dia , jangan melukai hati lo sendiri ....."
" kalo dia jodoh gue , dia akan datang ke gue dengan sendirinya ..." sanggah thea tegas
" iya lo bener ,yang namanya jodoh gak akan kemana , tapi yang namanya jodoh gak akan datang begitu aja, kita perlu sedikit berusaha untuk mendapatkannya , ..."
"apa harus gue menemui galang sebagai bentuk usaha gue ?" Tanya thea
" iya..... hidup bukan untuk diam , bergeraklah sedikit "
Thea terdiam ,
Iya ini hidup , mungkin diam membuat hidupnya aman tapi tidak dengan nyaman. cinta segitiga seperti sebuah pertempuran dimedan perang , ketiganya menjadi pejuang yang melukai diri mereka masing-masing.Tidak ada yang mereka dapat kecuali rasa luka .
Ia mencoba tersenyum untuk membuat hatinya lebih nyaman lagi , mencoba melupakan semuanya tentang galang , menghapus dan mejadikan galang sebagai kenangan dan pengalaman dalam hidupnya .tapi itu semua bukan hal mudah .....
Tepat pukul 12 malam , thea masih belum tertidur , pikirannya masih mengingat galang , apa harus dia menahan galang untuk jangan pergi ? dia ingin melakukan itu semua , tapi untuk apa?
Sekuat tenaga ia berusaha acuh kepada galang namun semakin ia menutup mata dan kedua telinganya semakin hidup rasa yang ada dihati thea ,
Mencintainya tapi enggan untuk bertahan , menginginkannya tapi malas untuk berjuang , menyayanginya tapi menolak untuk bersamanya , entah bimbang atau bingung yang tengah berkolaborasi dengan hatinya , aneh , rasanya ini lebih dari sekedar patah hati .
Perlahan dia mulai memejamkan mata , mencoba tertidur dan melupakan semuanya . katup mata telah dia tutup. setelah semuanya berubah menjadi gelap , dia kembali mengingat ketiga nama itu , galang , mamsky dan nayla .
" gue harus menemui galang ....." serunya dalam hati
.......
Keesokan harinya ,
Pagi sekali thea pergi kerumah galang , ia melihat dua koper sudah berdiri diteras rumah galang .
" thea ....." tegur galang
Thea menarik tangan galang
" lo serius akan pergi ?gue mohon jangan pergi .... Lo gak usah milih siapapun diantara kita, lo bisakan diam disini untuk nyokap lo ., dia butuh lo ....." teriak thea pelan
Tiba-tiba ada nayla datang menghampiri mereka berdua , ia mengenakan baju berwarna putih dengan rambut yang dibiarkan tergerai .
" galang gak akan pergi ... dia akan tetap disini ...." Sahut nayla dengan wajah tersenyum
Thea mengernyitkan keningnya ,
" gue yang akan pergi ... " sambung nayla
" kenapa ?" Tanya thea penasaran
Nayla mendekat kearah thea
" gue harus pergi ,....." nayla menghela nafasnya lepas
" nay...."
" hidup gue memang gak bahagia , tapi meskipun begitu bukan berarti gue harus merusak kebahagiaan lo dan galang ..., gue pergi karena gue udah lelah dengan semuanya , berada diposisi gue gak enak , apa lagi berada diposisi lo .. gue nyerah dan gue lebih memilih pergi ....., " ucap nayla sambil memeluk thea
Nayla telah menghancurkan hatinya sendiri dengan mencintai orang yang tidak mencintainya, seperti disebuah medan perang ,ia kalah dan menyerah setelah hatinya terluka , mungkin sudah seharusnya ia terluka , untuk lepas dari orang yang sama sekali tidak mencintainya , untuk lepas dari seseorang yang sama sekali tidak mengikatnya . keputusan nayla untuk pergi sudah tepat , ia menjauh dan pindah ketempat lain , tempat yang membuat hatinya lebih dihargai , tempat yang dapat membuat hatinya dicintai ..
Thea dan galang beserta mamsky mengantar nayla menuju bandara , terlihat mamsky begitu berat melepapas nayla , berulangkali ia memeluk nayla , tangisnya pecah menolak perpisahan ini .
Galang meraih tangan nayla , ia tersenyum sembari melihat mata nayla lekat-lekat , bibir nayla terlihat bergetar , ia menahan tangisnya dan mencoba tersenyum kepada galang
" gue hanya ingin lo bahagia ...." Ucap nayla lirih
KAMU SEDANG MEMBACA
AKHIR DARI NYAMAN
Teen Fiction*dalam tahap REVISI *cerita ketiga yang ditulis Selalu ada rindu yang mulai hadir saat pria itu mulai hilang dari pandangannya , rindu yang seharusnya tidak ada dan tertahan untuk diucapkan ,. Iya tertahan , Dia bukan siapa-siapa , hanya sebata...