Mr. Billionaire and I | Chapter 2: What?!

133K 5.5K 67
                                    

Playlist 🎤: Dua Lipa - New Rules.

****

Justin membawa Caitlyn ke Mansion mewahnya. Caitlyn menatap kagum semua yang ada di dalam mansion Justin. Semuanya barang-barang mewah dan pastinya mahal. Sekarang ia berdiri di depan sebuah pintu kamar dengan Justin di sampingnya.

"Karena kau adalah pelayan pribadiku, kau tidur di sebelah kamarku dan ingat satu hal, kau harus selalu menuruti perintahku!"

Caitlyn hanya mengangguk patuh dan masuk ke dalam kamar barunya. Di dalam ia memandangi kamar tersebut dengan kagum. Kamarnya sudah jelas sangat indah daripada kamarnya. Setelah memandangi kamar tersebut, Caitlyn merebahkan tubuhnya di kasur.

"Ahh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ahh.. kasur ini nyaman sekali!" ucap Caitlyn seraya memejamkan matanya.

Namun pikirannya kembali saat pria itu dengan seenaknya membeli apartemennya. Tapi, ia juga bersalah karena mengotori berkas-berkas pria itu. Walaupun Caitlyn tidak tahu apa isi berkas itu, ia tetap yakin bahwa berkas itu sangatlah penting. Sampai-sampai Justin memintanya ganti rugi. Pria itu kan kaya, jadi jika berkas itu tidak penting pasti tidak akan meminta dirinya untuk ganti rugi.

Ahh.. rasanya kepalanya mau pecah saja. Setidaknya itu sedikit menguntungkannya karena ia jadi lupa dengan kejadian yang menimpanya dengan sahabatnya. Tidak, tidak! mungkin sudah jadi mantan sahabatnya. Caityln sangat membenci pengkhianat. Bahkan sahabatnya, Gabriel pun tahu akan itu. Tapi kenapa Gabriel mengkhianati dirinya? Padahal Caitlyn begitu mempercayai Gabriel, dan ia tidak menyangka lagi, karena ia selalu saja curhat tentang Samuel pada Gabriel. Pasti Gabriel merasa cemburu atau apapun itu. Yang jelas ia merasa marah dengan Gabriel dan Samuel yang sudah mengkhianatinya!

Jika saja ia tahu ini akan terjadi, Caitlyn lebih memilih untuk tidak menjadi kekasih Samuel dan tidak mencintai pria itu. Namun nasi sudah menjadi bubur. Semuanya sudah terlanjur, tidak dapat diubah lagi. Tuhan sudah menakdirkan hidupnya seperti ini.

Tok tok..

Caitlyn menoleh ke arah pintu saat mendengar pintu itu diketuk. Ia segera berdiri dan menuju pintu tersebut lalu membukanya.

Di hadapannya berdiri seorang wanita dengan pakaian khas pelayan sedang menundukkan kepalanya. "Maaf menganggumu Nona, tapi Tuan menyuruh Nona untuk ke ruang makan setelah mandi,"

Caitlyn mengernyit dahinya. Hanya sebentar, ia kembali memasang wajah ramahnya dan mengangguk pelan. "Terima kasih."

Pelayan wanita itu mengangguk lalu pergi. Caitlyn memejamkan matanya. Ada apa Justin menunggunya di ruang makan? Apa pria itu ingin mengajaknya makan bersama? Sepertinya ia harus mimpi dulu agar bisa makan bersama pria itu.

Mr. Billionαire αnd I | [COMPLETED] ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang