Haii.. Update nih ya..hehe. Minta 🌟nya dung. Terima kasih, Happy Reading..
Playlist 🎤: The Chainsmokers ft. Halsey - Closer
****
Hari ini, Caitlyn akan pergi ke rumah sakit untuk check-up. Setelah diizinkan oleh Justin untuk kemana-mana, Caitlyn memutuskan untuk ke rumah sakit bertemu dengan William. Sebelumnya, ia sudah membuat janji dengan pria itu.
Caitlyn menolak untuk di antar oleh supir yang Justin perintahkan. Ia berkata kepada Justin kalau ia bisa sendiri. Tidak perlu di antar begitu. Untungnya, Justin menyetujui keputusannya.
Caitlyn melambaikan tangannya pada taksi yang lewat. Ia sudah berjalan sedikit jauh dari mansion menuju jalan raya. Setelah memasukki taksi, Caitlyn mengatakan rumah sakit yang akan ia tuju kepada sang supir taksi. Lalu, Caitlyn menyandarkan tubuhnya di kursi mobil dan memejamkan matanya.
Beberapa hari lagi, Caitlyn harus menghadapi kenyataan kalau orang yang dicintainya menikah bersama wanita lain dan yang lebih menyakitkan wanita itu adalah sahabatnya sendiri. Ia selalu ingat akan kata-kata Justin yang mengatakan ia tidak boleh lemah. Caitlyn sudah memutuskan untuk berpenampilan secantik mungkin saat nanti. Tapi ia tidak memiliki gaun yang indah. Bagaimana ia bisa berpenampilan yang cantik? Caitlyn menghembuskan nafasnya kasar. Sepertinya ia tidak bisa berpenampilan cantik nanti.
Tanpa ia sadari, ia sudah sampai di depan rumah sakit. Caitlyn membayar biaya ongkos taksi lalu keluar dari taksi itu. Ia menatap rumah sakit di hadapannya yang sudah lama tidak ia pijakkan kakinya di sana. Caitlyn menarik nafas lalu menghembuskannya secara perlahan. Ia memasukki rumah sakit tersebut lalu masuk ke dalam lift untuk ke lantai ruangan William di mana biasanya pria itu berada.
Caitlyn keluar dari lift saat pintu lift telah terbuka di lantai yang ia tuju. Caitlyn membalas sapaan ramah dari perawat-perawat di sana yang sudah mengenalnya. Saat menuju ruangan William, ia melihat pria yang ia kenal sebagai William sedang berbicara dengan seorang perawat.
"William!" panggil Caitlyn seraya menghampiri pria itu.
William berbalik badan menatap Caitlyn lalu menyambut wanita itu dengan pelukan. William melepaskan pelukannya lalu kembali menatap perawat tadi. "Kita bicara nanti lagi, kau boleh pergi."
"Kita ke ruanganku."
Caitlyn mengangguk dan mengikuti William menuju ruangan pria itu. Ia duduk di kursi depan meja kerja William. Sementara William duduk di kursi kerjanya. Ia menatap Caitlyn dengan serius.
"Bagaimana dengan keadaanmu akhir-akhir ini?" tanya William.
"Entahlah, terkadang aku kelelahan sampai ingin pingsan rasanya, tapi aku berusaha agar tidak pingsan." ucap Caitlyn.
"Kau ada melakukan sesuatu yang semakin membuatmu lelah?"
Caitlyn mengingat-ngingat sejenak, lalu ia menatap William dengan ragu. Caitlyn menghela nafas. "Aku pernah naik turun tanggan tiga puluh empat lantai selama dua kali."
"Astaga Caitlyn! Itu hanya akan memperburuk keadaanmu! Kau tidak pingsan kan?" William menatap Caitlyn dengan cemas.
"Hampir," gumam Caitlyn pelan namun masih bisa di dengar oleh pria itu.
William menatap Caitlyn dengan sendu. Ia mengeluarkan berkas-berkas hasil pemeriksaan Caitlyn terakhir kalinya. "Jantungmu sangat lemah Cait, kau harus menjalani perawatan penuh di rumah sakit sampai kau sembuh. Jika tidak, jantungmu akan semakin lemah dan.. aku tidak kuat mengatakannya Cait. Kau tahu apa maksudku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Billionαire αnd I | [COMPLETED] ☑
RomanceWatson Second Story #Book2 Sequel of Conquer Her HR #49 Romance Caitlyn Anderson wanita berusia 21 tahun yang sudah kehilangan seluruh keluarganya sejak kecil. Di usianya ke 17 Caitlyn memutuskan untuk pindah ke NYC. Tahun-tahun berlalu Cai...