Morning!!! Pagi-pagi baca dulu yuk wkwk. Huaaa bisa updateeee ❤❤❤
Ini yang Ella dedicated kan ini yg udh lama minta :v. Tapi ga sempet buat buka laptp jd ga bsa bkn g smpet deh, tpi ga smpet update di laptop 😂. Buat yg lainnya, ntr Ella dedicated kan lg yg bruntung, soalnya Ella acak hehe. Yg mau jg yg blm comment, comment aja :v
Jangan sedih-sedih lagi :") di part sebelumnya pada ngancam Ella Justin ga boleh mati 😐 padahal kalau mati kan seru...
Jadinya Calvin sama Caitlyn. Sama² C tuh. Udah ditakdirkan menjadi satu 😆😆😆
Dah dah. Silahkan baca~
Tolong berikan vote ya :") 🌟 kalau ga jelek atau ga suka tetap vote aja :v apalagi kalau bagus + suka. Gaskan hehe. Makasih 🙏🙏
Happy Reading~~
***
Justin sangat mencintainya.
Justin sudah membuktikannya. Bagaimana pria itu mengorbankan nyawanya demi dirinya. Kenapa penyesalan selalu datang terakhir? Kenapa selama ini ia tidak mempercayai Justin? Kenapa dia tidak mencoba untuk memberikan pria itu kesempatan? Kenapa dia begitu egois?
"Caitlyn?"
DEG!
Kaki Caitlyn berhenti melangkah. Tubuhnya terasa kaku. Air matanya berhenti mengalir. Mungkinkah? Caitlyn memutar tubuhnya perlahan, melihat seseorang sedang duduk di sebuah kursi roda.
"Justin?"
Playlist 🎤: Christina Perri - A Thousand Years (Official Music Video)
***
Mimpi? Tidak. Caitlyn yakin dirinya tidak mimpi. Kalaupun ini mimpi, Caitlyn tidak akan mau bangun dari mimpinya. Sangat tidak mau, ia lebih memilih untuk terjebak dalam mimpinya yang sangat indah ini.
"Maafkan aku, maafkan aku!" Caitlyn menangis kuat di pelukan Justin. Demi Tuhan, setelah penantiannya dua bulan, akhirnya pria itu sadar dari komanya. Caitlyn tidak bisa mendeskripsikan betapa bahagia dirinya. Ia bahagia, sangat bahagia dan merasa lega bahwa ternyata mimpinya tidak menjadi kenyataan. Caitlyn bersyukur dan sangat berterima kasih kepada Tuhan.
Pelukan hangat Justin, pelukan hangat yang sangat ia rindukan selama ini. Bahkan elusan lembut pria itu pun ia rindukan juga. Semua yang ada di dalam diri pria itu ia rindukan. Caitlyn menikmati bagaimana Justin mengelus rambutnya dengan lembut seperti saat ini. "Lyn,"
"Tidak. Aku tidak ingin meninggalkanmu, jangan pernah memintaku untuk melakukannya."
Justin tersenyum kecil. Dia sama sekali tidak ada niatan untuk meminta Caitlyn meninggalkannya. Jarinya mengusap air mata Caitlyn dan menangkup wajahnya. "Kau baik-baik saja?"
"Tidak! Kau jahat! Kau jahat padaku!"
"Maafkan aku, Lyn."
Caitlyn menggelengkan kepalanya. "Aku yang minta maaf kepadamu. Aku bersikap jahat padamu. Aku membohongimu, aku menjauhimu dari anak kita. Aku-"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Billionαire αnd I | [COMPLETED] ☑
RomanceWatson Second Story #Book2 Sequel of Conquer Her HR #49 Romance Caitlyn Anderson wanita berusia 21 tahun yang sudah kehilangan seluruh keluarganya sejak kecil. Di usianya ke 17 Caitlyn memutuskan untuk pindah ke NYC. Tahun-tahun berlalu Cai...