Hyungseob kesusahan mengendalikan Haechan yang sangat aktif berjalan kesana kemari di dalam apartemen Guanlin, bocah berusia 3 tahun tersebut memang sering membuat Hyungseob pusing akhir-akhir ini
"sayang bagaimana Guanlin?"
Hyungseob yang sedang menahan Haechan agar tidak berjalan kesana kemari bertanya begitu Woojin keluar dari dalam kamar Guanlin
"hah"
Woojin menghela napas, ikut duduk di sofa bersama Hyungseob dan mengelus rambut Haechan yang hanya fokus memainkan boneka barbie dilantai
"kenapa?"
"seperti biasa"
Hyungseob ikut menghela napas begitu mendengar jawaban Woojin. Kata 'seperti biasa' untuk menggambarkan keadaan Guanlin bukanlah sesuatu yang baik
"kau yakin melihat Seonho memang nya Jin?"
"tentu saja sayang, mataku masih sehat sekali untuk melihat apa yang terjadi"
"lalu bagaimana?"
"apanya yang bagaimana? kita hanya harus menjaga Guanlin, Seonho sudah bahagia apa lagi yang bisa kita lakukan?"
"hah, ya benar. Mungkin ini karma untuk Guanlin karena sudah menyia-nyiakan Seonho"
brak
Woojin dan Hyungseob mengalihkan pandangan nya pada arah pintu kamar Guanlin, Guanlin berdiri disana dan berjalan panik menghampiri keduanya
"Jin..kau.. kau masih ingat kan wajah anak tadi?"
Woojin mengernyit, antara bingung dengan pertanyaan Guanlin dan sakit karena bahunya yang di cengkeram Guanlin dengan erat
"yang mana?"
"anak itu..anak yang rambutnya dikepang dua tadi pagi..yang mencium Seonho" panik Guanlin
"ne, lalu?"
"dia..dia begitu mirip dengan ku bukan? ya kan?"
Woojin mengangkat sebelah alisnya, tanda tak paham arah tujuan pembicaran Guanlin
"Jin..Jin..bagaimana..bagaimana kalau itu anak ku Jin? demi Tuhan dia sangat mirip dengan ku!! aku yakin dia anak ku!! Aku harus menemui Seonho, cepat cari dia tinggal dimana di Seoul, aku haru--"
"Guanlin!! tenang tenang"
Guanlin terdiam. Nafasnya tak beraturan
"ne Guanlin tenanglah, kau hanya perlu istirahat, 1 jam lagi dokter Song akan sampai disini"
"mwo?" Guanlin bingung
"ne benar kata Hyungseob, kau tak perlu berpikir dan cukup tidur saja, semuanya akan baik-baik sa--"
"AKU TIDAK GILA!!!"
teriakan Guanlin menggema, Haechan merengek takut dan Hyungseob berjongkok untuk menggendong, menenangkan nya dan membawanya pergi ke balkon
"aku tak gila Woojin-ah"
Guanlin melemah, kepala nya menunduk sedih
"ya aku tahu, tapi coba lah untuk menerima semuanya Lin. atau jika kau ingin jangan begini, kau bisa mengejar Seonho kembali, tapi ingat, jangan melakukan hal bodoh lagi kalau dia tak menerima mu lagi"
Guanlin diam
"Lin?"
"tapi aku yakin Haneul anak ku"
"hah"
lagi-lagi Woojin menghela napas
"bagaimana bisa dia anak mu Lin?"
