Woojin tersenyum melihat Hyungseob yang dengan cekatan menyiapkan sarapan
"jangan senyum senyum gitu, nanti gingsul kamu kering"
"kok malah gitu sih yang?"
"ya habis kamu itu nyeremin, daritadi cuma senyum senyum gak jelas"
Hyungseob awalnya diam saja melihat Woojin yang bangun tidur langsung duduk dan memperhatikan nya dari tadi, namun lama-lama Hyungseob merasa risih juga
"aku kan cuma bangga lihat istri aku udah pinter sekarang, dulu padahal kamu hampir bakar dapur kita loh pas awal belajar masak"
"heh kamu pikir itu gara-gara siapa? itu gara-gara kamu yang mesum malah ngajakin bercinta pas aku masak!!"
"ya tapi kan kamu harusnya matiin kompornya terlebih dahulu"
TAK
buah pisang dihadapan Woojin terbelah menjadi 2 akibat pisau daging di tangan Hyungseob
"em..a..aku..bangunkan Haechan saja ah"
Woojin langsung kabur. Sambil mengapit Woojin juniornya dengan kedua tangan
"haha lucu banget sih"
Hyungseob terkekeh sendiri melihat tingkah Woojin
"ya mana mungkin juga aku potong si gingsul junior, bisa merana nanti nyamm"
Hyungseob kembali melanjutkan acara memasak nya sembari menyantap pisang yang sudah di belahnya tadi
.
.
.
.
.
Flashback 6 tahun lalu
"ma bagaimana?"
Hyungseob tergesa menghampiri mama nya yang baru selesai bertemu dengan keluarga Woojin. Ya keputusan papa nya memang tidak bisa diganggu gugat
"ya begitu"
"begitu bagaimana ma?"
"kamu bakal menikah dengan Woojin bulan depan"
"keluarga Woojin setuju?"
"setuju kok Seob"
"hah leganyaaaa"
"tapi..."
Hyungseob yang baru bernapas lega kembali melirik mama yang menggantungkan kalimatnya
"tapi?"
"kamu gak boleh ketemu dengan Woojin setelah menikah?"
"h..hah? bagaimana ceritanya ma menikah tapi tidak boleh bertemu?"
"jadi setelah lulus S1 nanti Woojin akan melanjutkan S2 bisnis internasional di luar negeri"
"loh? yasudah kan Hyungseob bisa ikut Woojin kuliah di luar negeri juga"
"ya itu masalahnya. Papa kamu ngelarang kamu ikut. Keputusan sudah dibuat, kamu tahu kan papa kamu bagaimana?"
"maaa masa begini sih, Hyungseob gak mau" Hyungseob merengek
"jangan bilang mama, bilang saja sana sama papa. Kamu sih gituan gak dikunci pintunya, gak ahli. Udah ah mama mau arisan dulu"
brak
Hyungseob hanya bisa menatap kesal mama nya yang tidak membantu sama sekali
"ah" Hyungseob mengingat ponselnya dan langsung mendial nomer Woojin
"halo Jin"
"halo sayang"
"Jin beneran kalau kita bakal menikah bulan depan?"
