Daniel meneguk gelas wine nya
"sudahlah Niel, nanti juga Seongwoo pasti luluh"
Dongho disampingnya mencoba menenangkan Daniel yang sejak tadi gelisah. Dongho lega akhirnya Daniel tahu tanpa perlu dia mengkhianati janjinya pada Seongwoo
"hyung, tapi..tapi aku sungguh bodoh, Seongwoo..dia sangat menderita selama ini"
"hah"Dongho menghela napas
"Niel inilah alasan Seongwoo ingin merahasiakan nya darimu"
"maksudmu?"
"Seongwoo tak suka di kasihani.."
"bersikaplah biasa saja, semua bukan salahmu, Seongwoo sudah mengambil keputusan dan kau hanya perlu menghargai keputusan nya"
Daniel masih diam mencerna ucapan Dongho
puk
"aku harus pergi, jangan menyerah Niel dan ingat jangan mengasihani Seongwoo"
Daniel mengangguk.
mulai mengerti bagaimana maksud ucapan Dongho
"jangan lama-lama berada disini, bahaya, gerombolan wanita di ujung sana terus memperhatikan pria sexy seperti kita dari tadi haha"
Dongho melenggang pergi sambil mengedipkan matanya pada wanita sexy di ujung bar, membuat suara riuh dari wanita tersebut
.
.
.
."terima kasih untuk hari ini"
"ne, sama-sama, akulah yang lebih pantas mengucapkan terimakasih"
Guanlin mengantarkan Seonho sampai pintu rumah dengan Haneul yang sedang tertidur lelap dalam dekapan nya
"biar aku saja yang membawa Haneul"
"aah..ne"
"ngghhh" Haneul sedikit terganggu ketika Seonho hendak mengambil nya dari dekapan Guanlin
"mm..bagaimana kalau aku saja yang membawanya sampai tempat tidur?"
"baiklah"
Seonho menyingkirkan tubuhnya memberikan jalan pada Guanlin
...
keadaan di dalam rumah sudah sepi, jelas saja, ini sudah pukul 23.00 jadi kemungkinan besar Minhyunbin dan Hyunmin memang sudah pergi tidur
"selamat malam Haneul sayang"
cup
Guanlin meletakkan tubuh Haneul diatas kasur dan mengecup keningnya sayang
membuat Seonho yang sejak tadi memperhatikan nya di ambang pintu dapat merasakan betapa sayangnya Guanlin pada Haneul
"aku pulang dulu"