33

1.7K 251 87
                                    

Guanlin memegang dadanya, belum selesai hatinya yang gugup karena harus satu mobil dengan Seonho, kini Guanlin kembali gugup saat Seonho membuka kunci rumahnya

"ayo masuk"

Guanlin mengangguk dan mengikuti langkah Seonho

"Haneul..mommy pulang"

Seonho berteriak dan mencari keberadaan Haneul

"mommyyyyyyy"

Haneul datang, berlari dan memeluk  kaki Seonho erat

"aigoo, Neul kangen mommy eum?"

Seonho mengelus sayang rambut Haneul dan Haneul mengangguk cepat, masih menenggelamkan wajah nya pada kaki Seonho

"Neul-ah ayo lihat siapa yang datang bersama mommy"

Haneul melepaskan pelukan nya, berganti memandang Guanlin di belakang yang sudah tersenyum hangat ke arahnya

"paman Guan.."

Haneul berkata dengan lirih

"iya sayang, ini.. ini paman Guan, ayo peluk paman"

"paman Guaaaaaan"

"hap berat sekali huh?"

Guanlin memeluk dan menggendong Haneul ala koala

"hiks"

Haneul terisak di dada Guanlin

"loh kenapa? Haneul tidak berat kok, paman hanya bercanda"

Guanlin panik mendengar tangisan Haneul, takut Haneul sedih karena perkataan nya

"Haneul rindu paman"

deg

hati Guanlin berdetak tak karuan, begitu bahagia dan terharu mendengar Haneul yang juga merindukan nya

"paman juga rindu Haneul, sekarang kita bisa bertemu setiap hari"

"apa maksudnya?"

Daniel datang tiba-tiba dan mengagetkan Seonho yang sedang memandangi interaksi Guanlin dan Haneul

"eoh? kau disini Niel?"

"ne, Minhyun hyung dan Hyunmin pergi ke pesta perusahaan Hyunbin. Aku dan Seongwoo menjaga Haneul"

"Seongwoo hyung?"

Seonho celingukan mencari keberadaan Seongwoo

"dia di dapur"

"oh"

setelah itu Seonho langsung pergi, meninggalkan Daniel yang kini memandang tak suka pada Guanlin

"Haneul ayo makan lagi"

Daniel berusaha mengambil perhatian Haneul yang sedang membuka hadiah dari Guanlin

"nanti dad"

Daniel menyeringai ke arah Guanlin yang memandang Haneul kecewa ketika Haneul memanggil Daniel dengan sebutan daddy

"ayo sayang makan dulu, kita makan bersama mommy, daddy, dan paman Guanlin. Nanti nasinya sedih kalau tidak di makan, benarkan paman Guanlin?"

Guanlin memandang Daniel tak suka, Guanlin yakin Daniel sengaja menekan kan kata-kata tertentu, seolah mengingatkan apa posisi dia sebenarnya sekarang

"ne, ayo makan dulu sayang"

Guanlin berusaha bersikap biasa. Tak mau terpancing emosi dan membuat Seonho menarik lagi keputusan nya

"ne paman, ayo kita makan"

SinggahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang