Daehwi tersenyum melihat Samuel di hadapan nya, sosok yang selalu di rindukan Daehwi beberapa hari ini
"ada apa? cepatlah"
Samuel memandang tajam Daehwi
"mmm...."
"cepatlah!" bentak Samuel kesal, mereka sudah beberapa menit berada di cafe dan Daehwi hanya diam memandang nya
"aku hamil"
Samuel terdiam sesaat begitu mendengar ucapan Daehwi
"lalu?"
"anak mu Muel"
"lalu kau ingin aku bagaimana?"
Daehwi menatap Samuel dalam diam
"bertanggung jawab tentu saja"
"ne?"
Samuel memandang Daehwi remeh
"tanggung jawab bagaimana? Bercerai dengan Chaeyoung dan menikahimu?"
'benar. itulah yang aku harapkan' batin Daehwi
"itu tak akan pernah terjadi Lee Daehwi"
harapan Daehwi kembali putus
"gugurkan saja"
deg
Daehwi menatap Samuel sendu
"Muel..tidak..aku tidak bisa"
Samuel mendecih pelan
"kenapa? bukankah dulu bisa?"
Samuel bertanya tanpa rasa bersalah sedikit pun, tak menghiraukan Daehwi yang selalu tak bisa tenang ketika membahas kembali kenangan yang ingin di lupakan nya
"Muel..to..tolong..jangan.."
"wae? jangan berlebihan Daehwi, kau sudah pernah menggugurka--"
"Muel!!!"
tubuh Daehwi menegang
sementara Samuel hanya menghela napas jengah
"hah, kau sungguh berlebihan. sudahlah, aku sibuk dan cepat gugurkan bayi itu"
Samuel pergi begitu saja. Meninggalkan tubuh bergetar Daehwi yang masih menunduk menatap kepalan tangan nya
"tidak..hiks..tidak.."
sebuah isak tangis tak bisa lagi di tahan oleh Daehwi, kembali mengingat bagaimana jahatnya dirinya yang berani membunuh nyawa tak bersalah, membunuh bayi nya sendiri
Flashback
Daehwi selalu meminum pil pencegah kehamilan, Daehwi tahu dirinya bisa mengandung dan Samuel selalu menginginkan bercinta -coret- sex tanpa menggunakan pengaman, Daehwi tentu saja tak bisa menolak dan selalu menuruti keinginan Samuel
namun malam itu, tepat di peringatan hari ke-7 meninggalnya mommy Samuel, Samuel datang ke apartemen Daehwi meminta Daehwi untuk berhubungan badan. Daehwi tak bisa menolak karena Samuel terlihat benar-benar membutuh kan nya malam itu meski sebenarnya Daehwi sudah tak meminum pil selama 3 hari ke belakang
dan benar saja
2 minggu setelah itu Daehwi positif hamil. Daehwi bahagia, berpikir mungkin dengan ini hati Samuel bisa melunak
Namun ternyata salah
Samuel marah besar dan menyuruh Daehwi menggugurkan bayi nya, darah dagingnya. Daehwi menolak, namun Samuel berkata jika Daehwi tak menurutinya maka kesempatan Daehwi tertutup, Samuel tak ingin menerima nya lagi
