Guanlin merenung, memandangi Jihoon yang tadi sempat mengamuk dan menangis padanya. Guanlin tahu dia brengsek dan mungkin inilah yang harus dia terima saat ini, dia tak akan mungkin bisa meninggalkan Jihoon dan terjebak bersama nya disini
disebuah hubungan hampa, dengan persaaan yang sedikit demi sedikit mulai memudar
atau mungkin tak bersisa?
tidak.
Guanlin sedikit masih sayang dan peduli pada Jihoon, buktinya dia memilih menemani Jihoon dan mengenyampingkan keinginan nya
keinginan nya untuk kembali bersama Seonho, untuk meminta maaf karena telah menjadi pengecut, dan tentu saja keinginan nya untuk menyayangi dan mencintai Seonho seutuhnya
Guanlin rasa dia adalah orang yang paling jahat disini, orang jahat yang sudah menyakiti keduanya. baik itu Jihoon atau pun Seonho.
disaat dia memiliki Seonho, dia tergoda dengan Jihoon yang bisa memberikan rasa nyaman yang Guanlin pikir tak pernah dia dapatkan dari Seonho. Guanlin diam-diam menyimpan rasa pada Jihoon dan meninggalkan Seonho untuk Jihoon
Guanlin merasa beruntung karena Seonho langsung menyetujui keinginan nya, Jihoon sempat menolaknya dan meminta Guanlin pergi karena tak ingin menyakiti Seonho, tapi Guanlin tetap mendekati Jihoon dan meyakinkan nya untuk menerima nya
Guanlin tak pernah sadar kalau rasa nyaman yang dia dapatkan dari Jihoon ternyata bisa dia dapatkan juga dari Seonho. Ketika mereka pergi ke Busan bersama, Guanlin merasa seperti melihat sosok yang berbeda dari Seonho, lebih dewasa dan santai
sejak saat itu Guanlin merasakan kembali perasaan yang dulu pernah dirasakan nya tapi berusaha menyangkal, hanya mengganggap itu sebatas keinginan nya untuk kembali berteman saja
namun semakin hari, perasaan nya tak bisa dikendalikan. terlebih begitu mengetahui Seonho sudah bersama Kang Daniel
merasa seperti tak rela dan tak suka ketika membayangkan Seonho bergantung pada Daniel
puncaknya adalah ketika malam itu. malam dimana dengan brengseknya Guanlin mengambil hal berharga dari Seonho, namun Seonho sekali lagi memberikan maaf pada nya
Guanlin meremas rambutnya
menyesali perkataan nya pada Seonho waktu itu, entahlah, dia terlalu panik dengan apa yang terjadi dan kata-kata meminta jangan memberitahu Jihoon keluar begitu saja
Guanlin ingat, Seonho meminta Guanlin pergi dan Guanlin tentu tidak bisa menolak
Namun sebenarnya, Guanlin tidak pergi, dia duduk berjam-jam di lobi menunggu Seonho tapi Guanlin justru melihat dengan mata kepala nya sendiri bahwa Seonho keluar bersama Daniel
dan untuk kesekian kalinya, Guanlin merasa kalah
"aku memang tak pantas Ho, huks mianhae..Seonho.. mianhe..mianhae"
Guanlin terisak, dadanya entah mengapa terasa sangat sesak. membayangkan betapa brengsek hal yang pernah dilakukan nya pada Seonho dan betapa sesak karena harus menahan perasaan cintanya
Guanlin terus menangis
tanpa tahu bahwa Jihoon juga ikut terbangun dan mendengar tangisan Guanlin
.
.
.
.
.
."kapan kau akan membawa orang tuamu?"
papa Ahn menatap tajam Woojin yang hanya bisa menunduk takut
"n..nanti..ahjussi"
"nanti kapan?"
"em...anu..papa mama saya sedang berada diluar negeri...ja--"
