-Tiga

1.4K 164 79
                                    

Doa aku bertambah Jas, ingin selalu bersama kamu, melihat senyuman mu, memperhatikan tawa mu, lalu mendegarkan mu bercerita. Aku ingin hal itu selalu terjadi, untuk menghiasi hari ku.

-Keenan.

Jasmine, menaiki anak tangga satu persatu dengan langkah yang pelan, ia memegangi kepalanya yang sedari tadi sakit. Ia meringis, lama - lama langkah nya menjadi gontai dan pandangannya menjadi kabur. Ia terjatuh tepat di depan pintu kamarnya.

Jasmine tersadar dari bangunnya, ia tak ingat ap- apa. Jasmine melirik sekeliling ruangan ini, berdinding serba putih terdapat TV , sebuah sofa yang besar bewarna coklat, dan bau obat - obatan yang menyengat. Jasmine sudah tau pasti ia di temukan pingsan dan dibawa kesini oleh abangnya, Aqmar Mahendra Agusta.

Aqmar Mahendra Agusta, anak kandung pertama dari pasangan Banyu Agusta dan Rina Resti. Yang belum menikah, mendapat gelar S2 saat ia berumur 26 tahun. Dan sekarang ia menjadi dokter di Rumah Sakit swasta miliknya ini, rumah sakit ini bersumber dari uang Papa dan uang Aqmar, mereka bekerja sama membuka rumah sakit ini.

Jasmine terdiam mengingat apa yang terjadi, lalu seorang membuka pintu kamarnya itu.

Ceklek

Pintu terbuka, menampilkan sosok wanita paruh baya, dan diikuti oleh dokter muda, yaitu Aqmar. Wanita itu memasang wajah khawatir, dan menghampiri Jasmine.

"Sayang, kamu udah sadar?" tanya wanita paruh baya itu, Tante Reny.

"iya tante, aku gapapa kok." Tante Reny mengangguk dan menceritakan semua yang terjadi. Jasmine mengerti penyebab dirinya pingsan, perutnya belum terisi apa - apa. Dan Jasmine mempunyai penyakit yang cukup serius, dan tadi Jasmine pergi mengunjungi makam Bundanya.

Bunda, sudah meninggal sejak Jasmine duduk di kelas 1 SMP dan Jasmine di rawat oleh Tante Reny. Setiap punya waktu luang Jasmine selalu mengunjungi makam Bunda, untuk berdoa dan terkadang Jasmine menceritakan hari - hari nya. Tapi, itu dulu sejak Jasmine masih duduk di bangku SMP. Sekarang, Jasmine hanya mendoakannya, dan memberi bunga di makam Bundanya.

Jasmine kangen Bunda.

Dan Papa, berkerja di luar negri. 3 bulan sekali Papa pulang ke Indonesia, dia mempunyai perusahaan yang cukup besar di sana, sejak Bunda meninggal Papa mulai berkerja di sana. Terkadang Papa meminta untuk video call, atau hanya sekedar menanyakan kabar lewat pesan.

Dan, sekarang, di rumah nya yang megah hanya ada Jasmine dan Aqmar.

"Tante ada urusan, jika kamu sudah pulihan. Pulang sama Abang kamu ya." Jasmine mengangguk dan Tante mencium kening Jasmine, rasanya seperti ciuman Bunda dulu saat Jasmine mau tidur.

Tante berbalik badan "Satu lagi, kalau mau makan bilang Bi Darmi ya. Makan jangan sampai engga." Tante pergi dengan tersenyum, Jasmine bersyukur masih ada yang memperhatikan dirinya disaat Bunda sudah tiada.

Aqmar yang sedari tadi duduk di sofa dan memaikan handphone nya kini menoleh melihat Jasmine, Jasmine yang melihat hanya mengangkat alis dan mengedikan bahu.

"Makanya jangan bandel - bandel, kamu harus makan. Kalau mau ke makam Bunda juga bilang bilang dulu ke Abang, diisi tuh perut. Bunda sedih pasti kalau ngeliat kamu yang pingsan terus." ceramah bang Aqmar yang membuat Jasmine terkekeh sendirian, Aqmar selalu memperhatikan Jasmine. Jasmine sangat menyanyangi Aqmar.

"Dibilangin tuh dengerin, bilang 'Iya abang Aqmar ganteng' gitu kek, ini malah ketawa - ketawa gitu. Dasar." cibir Aqmar seraya menyiapkan makanan dan obat di atas nakas.

"Makan terus obatnya diminum, oiya, abang ada pasien jadi ngga bisa nemenin kamu dulu."

"Iya abang ku sayang yang ganteng tapi tetep masih gantengan jodoh aku." Jasmine tertawa, dia suka menggoda Abangnya.

NYAMAN [Proses Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang