-Empat Puluh Enam

339 4 0
                                    

Gue masih punya hak kan, buat khawatir sama lo?

***

Jasmine dan Daffa sedang duduk di kantin, sambil menikmati es jeruk. Mereka, sedang kelelahan karena mengurusi anak-anak yanh sedang MOS. Jasmine tidak berhenti tertawa saat mendengar cerita Daffa tentang Putri yang manja.

"Nih ya Jas, dia tuh kalo lagi pengen ini pangen itu, pasti langsung spam foto yang dia pengenin. Terus gue cuman jawab, kenapa? Eh dia marah-marah." Daffa terkekeh, diikuti oleh Jasmine.

"Tapi, marahnya dia itu lucu,"

"Ihh, Putri lucu? Muka datar aja dia nyeremin." Jasmine mendelik lalu terkekeh, Daffa menggeleng, "Serius, dia kalo marah pake bahasa arab."

"Arab gimana?"

"Iya gitu, kayak ngetik pake tulisan Arab, gue translate aja. Eh, pas gue ke indonesia-in artinya, gue marah ya Daff, awas aja lo."

Jasmine yang sedang meminum es jeruknya mendadak menyembur, lalu, tertawa.

"Sumpah Putri bego banget."

"Makanya, lucu kan. Gue jadi gemes, terus langsung...." Daffa mengantung ucapannya,

"Langsung apa?" Tanya Jasmine kepo,

"Jangan ah, jomblo nanti sirik lagi."

Jasmine diam, memutar bola matanya malas. Dan, ia teringat sesuatu tentang barang yang ia sedang cari.

"Oiya, Daff. Lu lihat gelang jatuh gak?"

"Gelang?"

"Iya, Gelang terus ada tulisan JK." Ucap Jasmine takut berkata JK. Pasti, Daffa akan berisik setelah ini. Daffa terdiam.

"Enggak ya?" Tanya Jasmine lagi, Daffa nampak berfikir.

"J K?!!"

"Kayak nya gue tau tuh JK."

"Kenapa emang Jas?"

"Hilang?" Daffa mencerocos, lalu tersenyum sambil menaikan kedua alisnya.

Jasmine mendengus, sudah ia duga Daffa seperti ini. Daffa memang berisik sama seperti Virzha, tapi, dia bisa bersifat cool di depan orang baru atau yang tidak dekat dengan dia.

"Iya, kan,"

"Gue cariin Daff, ternyata lo disini." Ucapan Jasmine terpotong saat tiba-tiba Keenan berdiri di samping mereka. Jasmine yang menyadari itu, langsung berdiri dan ingin pergi. Tetapi, tanganya di tahan oleh Keenan.

Jasmine diam tidak menoleh, dan menghempas genggaman Keenan.

"Gue mau ngomong." Ucap Keenan, masih menatap punggung Jasmine. Jasmine tidak berbalik,

"Kalo enggak penting, gue enggak bisa."

"Penting." Ucap Keenan datar,

Jasmine terdiam, Keenan tersenyum kecil. "Cuman mau bilang, kalo, pemberian dari orang itu di jaga di simpen baik baik. Kalo gak suka, gak usah di buang gitu aja. Balikin ke orang yang ngasih."

"Dan, janji itu mahal. Walaupun, lu janji sama orang yang lu benci sedikit pun." Ucap Keenan sedikit ketus dan dingin.

Keenan berjalan mendahuluinya, diikuti oleh Daffa. Jasmine masih terdiam, tidak mengerti apa yang di maksud Keenan. Jasmine menatap punggung Keenan yang melewati dirinya.

Rasanya, ia ingin menangis sekarang. Jasmine sudah mengerti apa yang di maksud Keenan.

Masalahnya,

NYAMAN [Proses Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang