-Tiga Puluh Delapan

329 8 0
                                    

Bodoh, sampai sekarang, aku masih mengkhawatirkan mu. Tertawakan saja diriku,aku tak peduli!

***

"Alya? "

"Lo gakpapa? "

Setelah Alya berlari meninggalkan semua, Jasmine menyusul nya, takut terjadi apa-apa dengan Alya. Walaupun, hatinya juga merasa tidak baik sekarang. Tapi, di berusaha untuk tenang.

"Engga, gua baik. " Terlihat ukiran di bibir Alya, walaupun itu terlihat terpaksa. Jasmine tersenyum kecil. Gue tau sakit banget Al, gue juga ngerasa gitu, batin Jasmine.

"Jangan pikirin apa kata Keenan tadi Al, lo itu masa depan nya, dan Mantan nya cuman masa lalu ." Ucap Jasmine dan tersenyum tipis. Gue masa lalu dia Al.

"Lo coba buat Keenan jatuh lagi ke pelukan lo Al, kayak dulu. Gua tau Keenan terpuruk saat lo tinggalin dia, jadi mungkin dia masih ada rasa marah sama lo. "

Alya terdiam, mencermati kata-kata Jasmine, lalu tatapan nya beralih ke wajah Jasmine. Jasmine menatap kosong ke depan, ia melamun.

"Mantan nya siapa? " Pertanyaan Alya membuat Jasmine sedikit syok, Jasmine langsung gelagapan di buatnya.

"Gu— gua gak tau pasti. Tapi, mungkin mantannya juga udah marah banget sama Keenan, atau berharap udah gak mau ketemu lagi,"

"Pasti perasaan mantanya Keenan sama banget kayak apa yang Keenan rasain dulu, dan sama apa yang kayak lo rasain sekarang. " Lanjut Jasmine, dan lagi-lagi Jasmine tersenyum tipis.

Jasmine tidak berani lagi menlanjutkan kata-kata nya, dia sudah menahan air yang akan tumpah di pipi nya itu.

"Emang bener Al, di tinggal pas lagi sayang-sayangnya tuh sakit banget. "

Jasmine terkekeh, begitu juga Alya. Jasmine melirik ke arah Alya, matanya sedikit sembab.

"Kalo gua boleh tau, kenapa dulu lu sama Keenan bisa pisah? "Tanya Jasmine, entah dia penasaran sekali.

"Ceritanya panjang Jas, gua deket sama dia dari kecil kita tetanggaan bahkan orang tua kita udah deket banget. Waktu itu Opa gua baru banget meninggal dan gua harus ikut Oma buat nemenin dia di Lebanon. Agak gak rela sih waktu itu, buat ninggalin Keenan."

Jasmine mengangguk paham, "Jadi, lu nemenin Oma lu? "

Alya mengangguk, "Dan gua juga sempet di jodohin. "

Jasmine menganga,

"Hm, pasti lo kaget, gue selalu di jodohin terus. Ini semua karena Bokap yang selalu mementingkan bisnis nya. Gue di jodohin, sama anak temen bokap gue. Gerry Andra namanya. Terus,"

"Wait, wait. " Jasmine memotong ucapan Alya, dan berfikir.

"Gerry Andra? "

"Iya. "

"Terus? "

"Gue pacaran sama dia, bahkan mau hampir tunangan. Tapi, gue gak kuat sama kelakuan dia yang kasar Jas, dia terlalu posesif. Dia selalu maksa gue buat ngelakuin hal-hal yang dia suka. Gue gak suka. Dan, gue sempet kabur. Sampai akhirnya perjodohan itu di batalin, dan Gerry balik ke Indo."

Jasmine mengangguk paham, ia membenarkan perkataan Alya tentang Gerry yang memperlakukan seenaknya.

"Gue mau tanya Jas, boleh?"

Jasmine mengangkat kedua bahunya, dan alis nya sedikit terangkat, boleh tanya apa?

Alya mendengus pelan, dan dia menatap Jasmine dalam. "Lo  kayaknya tau banget, rasanya kehilangan Jas. " Alya sedikit menjeda, "Lo kehilangan juga? "

NYAMAN [Proses Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang