-Dua Puluh Satu

439 21 2
                                    

Orang ketiga dalam hubungan itu ada, asal kita saling setia dan percaya satu sama lain.

***

Enam bulan, Jasmine dan Keenan berpacaran, Keenan hari ini tidak menjemput Jasmine. Ia, kesiangan dan dia harus membawa mobil karena motornya yang kehabisan bensin.

Keenan, berjalan dengan tergesa-gesa. Menyangkil tas, dengan berseragam putih-abu. Menaiki tangga dengan sedikit berlari.
Hari ini, dia kesiangan dan jalan menuju sekolahnya mendadak macet. Masih untung Pak Sholeh membukakan gerbang untuknya. Jika tidak, Ia akan di hukum membersihkan toilet oleh Bu Jul, Bu Jul memang kejam.

Terlihat punggung laki-laki setengah baya yang baru saja masuk ke kelas nya, Keenan langsung mempercepat langkahnya.

Mampus aja gua.

Keenan masuk dengan diam, teman-temannya sudah mengetahui jika Keenan akan terlambat.

"Keenan Maulana!" Ucap Pak Fahri tegas. Sambil membenarkan kaca mata yang bertengger di hidungnya. Semua sontak kaget, dan Keenan langsung berbalik badan tersenyum menampilkan deretan gigi putih dan lengsung pipi yang tidak terlalu nampak.

"Kamu sudah telat, main masuk-masuk aja! Sini kamu kedepan!" Tegas Pak Fahri.

Keenan berjalan santai, "Kenapa kamu telat?" Tanya Pak Fahri.

"Ya saya kesiangan pak." Ucap Keenan santai.

"Kenapa kamu bisa kesiangan?"

"Main PS pak semalem." Pak Fahri sedikit kebingungan apa yang dimaksud dengan Keenan,

Keenan mendengus "Game bapak sayang."

Semua nya tertawa, Pak Fahri menggelengkan kepalanya.

"Kenapa kamu main PS?"

"ya saya pengen main aja."

"Kenapa ka-"

"Aduh pak, bapak ini ngapain si nanyain pertanyaan yang gak berfaedah sama sekali, wah jangan-jangan bapak stalkerin saya ya?" Potong Keenan sambil menaikan kedua alisnya.

Pak Fahri memasang wajah geram, "Sekarang, kamu hormat bendera sampai jam pelajaran saya habis!"

"Sekarang pak?" Tanya Keenan,

"Besok!" Ucap pak Fahri.

"Oke deh pak, besok saya gak masuk." Ucap Keenan dan langsung berbalik badan menuju tempat duduk nya.

"Keenan Maulana! Cepat! Kamu! Turun! Ke lapangan! Dan hormat bendera! S.E.K.A.R.A.N.G!" Ucap Pak Fahri yang sudah naik darah karena ulah Keenan.

"Njir kaget, labil ni. Tadi katanya besok, terus di suruh sekarang. Mau nya apasih." Gumam Keenan saat keluar kelas.

"Bangsat! Panas banget lagi." Ucap Keenan yang sekarang sudah berada di bawah tiang bendera sambil menghormat. Keringat sudah bercucuran di wajah manis Keenan.

"Subhanallah,"

"Wallhamdullilah."

"Cobaan apa lagi YaAllah."

Keenan bergumam, sabil menatap sepatunya.

"Nih pake," Keenan Menoleh, terlihat perempuan menyodorkan topi ke arahnya. Keenan seperti mengenal perempuan berambut lurus ini. Keenan mengernyitkan dahi,

"Lo siapa?" Tanya Keenan.

"Pake aja, sama ini minum nya. Di minum ya." Ucap perempuan tersebut, dan Keenan mengambil topi dan minuman yang di berikan perempuan tersebut. Keenan menatap topi dan minuman tersebut.

NYAMAN [Proses Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang