-Empat Puluh Dua

317 5 0
                                    

Belajar melepaskan? Lebih sulit dari pada Pr Menggambar.

***

Keenan menggeliat pelan, merasakan sakit di tubuhnya. Tanganya merasa sangat pegal, mengerjapkan matanya perlahan, seolah cahaya memaksa masuk kedalam matanya. Kepalanya yang masih terasa pusing membuat dia membuka matanya lebih lebar.

Bau obat-obatan, dan mesin detak jantung terasa menyengat di hidung dan telinganya.

Ia teringat, teringat dimana malam itu. Malam kebahagian yang baru saja di mulai, hancur dalam hitungan menit.

Terlihat seorang perempuan sedang tertidur di sampingnya, menggegam tanganya, ia merasakan genggaman ini.

Sampai Keenan sadari jika itu,

Jasmine.

Keenan tersenyum, melihat perempuan yang ia cintai berada di sampingnya saat ini. Keenan mengankat tanganya pelan, menuju pucuk kepala Jasmine.

Mengusapnya pelan.

Ia rindu, rindu muka menggemaskan Jasmine yang marah ketika rambutnya di acak-acak oleh Keenan.

Keenan tidak berhenti tersenyum.

Sampai akhirnya, tanganya mulai terasa sakit, dan obat itu bekerja lagi. Membuat dirinya terlelap dengan telapak tanganya yang masih berada di pucuk kepala Jasmine.

"Keenan kamu gak papa?"

Seorang wanita berada di sampingnya saat ini, Keenan hanya terdiam tidak ingin menjawab pertanyaan pertanyaan yang keluar dari mulut wanita itu.

Kemana perginya wanita yang ia cintai?

Kemana perginya wanita yang tertidur di sampingnya?

Kemana perginya wanita yang menggengam tanganya di saat ia tertidur?

Kemana wanita itu?

Kemana Jasmine?

Mengapa?

Mengapa sekarang Alya yang berada di posisi Jasmine?

Mengapa Alya disini?

Di mana dia?

Di mana Jasminenya Keenan?

"Keenan, aku mohon ya. Lupain Jasmine, lupain semuanya, kamu tuh gak usah mikirin dia, dia aja gak mikirin kamu. Aku, aku yang selama ini jagain kamu, yang selama ini di samping kamu. Jasmine? Dia gak pernah kesini, nanyain kamu aja enggak."

Entah Alya berubah drastis saat itu, ia menjadi membeci Jasmine dan bercerita tentang semuanya kepada Aqmar dan Kakanya— Gea.

Alya kira, Keenan bodoh?

"Cukup ya Al, gue gak mau lagi liat muka lo itu."

"Apa? Kenapa? Aku yang salah gitu?"

"Kamu, keluar sekarang."

"Gak mau Ken."

"Cepet."

Tatapan Keenan dingin, Alya yang mengerti itu pun keluar dengan tatapan Amarahnya. Keenan mengusap wajahnya pelan.

Ia rindu wanita itu,

Tak lama, Virzha dan lainya masuk diikuti oleh Kiera dan Putri.

Keenan masih melihat ke arah pintu, menantikan Jasmine yang masuk bersama teman-temanya ini.

NYAMAN [Proses Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang