-Dua Puluh Tujuh

290 6 0
                                    

Wish; semoga kamu tidak meninggalkan saya.

***

Hari ini, hari pertama UAS. Jasmine sangat santai mengerjekannya, begitu juga dengan Keenan yang mengerjakan dengan santai hanya saja terganggu dengan teman temannya yang meminta jawaban,

"Ssttt, Ken." suara desisan yang memanggil Keenan, Keenan yang melipat tangannya di atas meja tidak mendengar panggilan temannya itu.

"Kak Keenan, " Ucap Adik Kelas yang duduk di dengan Keenan, Keenan mendongak dan menoleh.

Adi kelas itu memberikan sepotong kertas kecil dengan nomor yang tidak ada hurufnya. Keenan mengernyitkan dahi,

"Dari siapa?"

Adik kelas berambut cepak itu menoleh,

"Gatau Kak, itu yang di sana." tunjuk Ade Kelas, Keenan hanya berOh. Dan,  menuliskan jawaban di kertas itu.
















Suara Bel istirahat berbunyi,

Jasmine berjalan santai menuju ruang sebelah, ruang UAS Virzha, Jasmine menunggu di depan pintu. Terlihat, Virzha yang wajahnya di tekuk, Virzha menghampiri Jasmine tanpa mengeluarkan satu kata sedikit pun. Jasmine mengernyitkan dahi.

"Ngapa lo?" Tanya Jasmine, Virzha hanya mendengus.

"Susah." Jawab Virzha dan berjalan mendahului Jasmine.

Jasmine hanya menggeleng.

"Mine!" Teriak seorang, siapa lagi kalau bukan Keenan. Ia menghampiri Jasmine seraya tersenyum.

"Mau ke kantin? " Tanya Keenan, yang sudah berada di samping kanan Jasmine, Jasmine mengangguk.

"Virzha mana?" tanya Keenan,

"Lagi BM tuh dia, katanya susah. Padahal, udah belajar bareng. Tapi, dia malah pacaran terus. " Jelas Jasmine,  Keenan hanya ber'oh'. Jasmine teringat sesuatu.

"Ken? "

Keenan menoleh, "Iya?"

"Handphone,  kamu rusak?" Keenan nengernyitkan dahi dan menggeleng, ia tidak mengerti dengan pertanyaan Jasmine.

"Kalau gak rusak. Kok gak ngabarin? "Tanya Jasmine, Keenan menggaruk kepalanya.

"Kamu sibuk banget ya?" Lanjut Jasmine,

"handphone, aku gak rusak. Tapi, aku males aja ngecharger." Ucap Keenan berbohong, ia tidak mau mengecewakan Jasmine. Jika, ia tau yang sebenarnya.

Jasmine diam, menatap lurus kedepan. Keenan yang merasa tidak enak, hanya tersenyum kecut.

"Kamu mau beli apa? " Tanya Keenan saat sudah sampai di kantin,

"Gak deh. Gak laper. "

Keenan sengaja tidak gabung bersama teman temannya dan juga Jasmine yang menuruti Keenan. Jasmine duduk di meja yang hanya ada dua bangku.

Keenan datang membawa dua sterofom spaghetti. Dan, dua gelas es teh manis.

"Makan dulu, nanti 'kan masih ada satu lagi. Takut gak konsen. " Perintah Keenan, Jasmine tersenyum kecil. Ini yang Jasmine suka, Keenan selalu bersikap dewasa. Jika, Jasmine diam tidak tau apa sebabnya, Keenan selalu siap menghibur dan mengembalikan mood Jasmine.

"Nanti ke perpus dulu sebentar," Ucap Jasmine yang sudah selesai memakan spaghetti nya itu. Keenan yang sedang memainkan ponselnya mengangguk.

'kalo ketemu aja main hp mulu. Tapi, ngabarin aja suka males. Untung sayang, Ken.'

Keenan merangkul Jasmine, melewati koridor. Dulu, Jasmine masih risih, jika, Keenan merangkul Jasmine. Tapi,  sekarang tidak. Hanya saja risih dengan kata kata fans-fans Keenan, Jasmine hanya tersenyum kecil jika mendengar kata - kata itu.

Jasmine dan Keenan duduk di tempat pertama kali ia bertemu, Jasmine duduk dimana tempat ia duduk diam dan fokus kepada kertas yang berisi banyak tulisan, sesekali tersenyum sendiri karena novel yang ia baca. Tempat Jasmine mencurahkan isi hatinya di note warna warni yang kini ia sudah jarang sentuh, menikmati jalanan yang terpampang pada jendela besar di depannya.

Dan, berkenalan dengan sosok yang ia cintai hingga saat ini, sosok yang sedang menopang kepala Jasmine di bahunya.

Keenan, si cowo sok akrab yang ngangenin.

——

NYAMAN [Proses Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang