-Empat Puluh Empat

282 7 0
                                    

Jika, merindukanmu mendapatkan uang. Mungkin, sekarang aku sudah menjadi orang terkaya di dunia.

***

"Gue duduk sini ya?"

Jasmine mendongak, suara itu sangat ia kenali, suara yang setiap malam ia rindukan, suara yang pernah mengeluarkan kata-kata manis yang masih terngiang di telinganya, suara saat menyanyikan lagu kesukaannya, suara dari sambungan telpon yang saat itu menemani malam harinya jika mau tidur.

Jasmine menatap Keenan, begitu pun sebaliknya. Jasmine hanya mengangguk pelan. Keenan tersenyum tipis lalu duduk di sebelah Jasmine.

Jasmine menggeser sedikit bangkunya, menatap sekitar kelasnya, teman-temannya menatap Jasmine dengan wajah yang terlihat sedih.

"Gak usah jauh-jauh. Kayak sama siapa aja." Keenan berucap, Jasmine tidak menggubris perkataan Keenan.

"Gue tau, tadi, lo denger semua perkataan Alya. Gue juga liat lo yang langsung syok gitu." Keenan tersenyum, lalu menepuk bahu Jasmine pelan.

Deg.

Jasmine menoleh, mengernyitkan dahi, matanya menatap tangan Keenan yang masih menempel di bahunya.

"Sorry," Ucap Keenan, Jasmine kembali menatap ke depan.

"Maafin gue Jas, Gue gak mau kita musuhan kayak gini."

"Maaf Jas,"

"Gu—" Perkataan Keenan terpotong saat Jasmine langsunh berdiri dan pergi dari hadapan Keenan. Keenan menatap Jasmine, yang keluar kelas meninggalkan dirinya yang sedang meninta maaf.

Keenan menyumpal earphone di telinga nya, memejamkan matanya. Lalu, tiba-tiba seseorang menyadarkan nya.

Keenan melirik sampingnya, alih-alih Jasmine yang sudah kembali. Malah, si Reza yang duduk dengan santai sambil memainkan game di ponselnya.

"Kok lo disini?" Tanya Keenan, Reza mempause game nya. "Pindah."

"Pindah?"

"Iya, Jamsine yang nyuruh gue. Kesian aja dia sampe ngemis ngemis gitu. Untung cakep." Ucap Reza yang melanjutkan memainkan game nya.

"Terus dia duduk sama siapa?" Tanya Keenan sambil mengedarkan pandangan ke penjuru kelas, tidak menemukan Jasmine disana.

"Ama cewe gue, si Natasya."

"Di depan?"

"Iye."

Keenan tersenyum kecut, lalu ia paham. Jika, seperti itu mungkin ia tambah menyakiti hati Jasmine, Keenan tidak mau itu terjadi.

"Lagian ya Ken, lo udah goals banget sama Jasmine. Malah jadian sama cewe sok cakep kayak yang tadi."

Keenan sedikit tertegun mendegar ucapan Reza, dan ia hanya berdehem.

"Hmm."

———

"Gue bilang, di rahasiain! Kenapa lo umbar dengan kayak gitu Al?!"

"Aku mau, semua orang tau! Pacar kamu itu, Aku! Bukan Jasmine!"

Keenan terdiam, menatap Alya, lalu membuang muka begitu saja. Keenan sudah malas, melihat wajah Alya sekarang.

"Lupain Jasmine!" Ketus Alya, Keenan masih diam menatap lurus ke depan. Keenan bangun dari duduknya, dan langsung pergi meninggalkan Alya, Keenan muak dengan Alya. Alya membuat dirinya menjadi pembicaraan anak SMANSA.

Keenan memasuki area Kantin. Beruntung Alya tidak mengejarnya karena dia harus ke ruang kepala sekolah.

Semua mata tertuju kepada Keenan. Tidak hanya anak kelas 12 atau 11 bahkan adek kelas pun memperhatikannya. Keenan merapikan rambutnya dengan jari-jarinya gaya nya yang cool membuat dirinya tambah keren, Keenan berjalan menemukan teman-temannya.

Keenan langsung duduk di sebelah Karrel. Virzha yang melihat itu langsung tergelonjak kaget. Sampai, pilus yang sedang ia makan terpental mengenai wajah Darren.

"Goblok anjir. Upil kurus lu mental." Ucap Daffa yang melihat kejadian itu,

"Virzha emang tolol." Darren tidak kalah mengumpat tentang Virzha yang pilus nya terpental ke arah nya.

"Micin." Ucap Karrel,

"Bacot ye lu semua, ini gara-gara si Keenan. Yang udah kek dedemit." Virzha sekarang malah mengumpat ke Keenan. Keenan tidak menggubris, Keenan langsung merampas es jeruk Virzha.

"Sabar aja gue mah." Ucap Virzha pasrah, sambil mengelus dadanya,

"Muka lu tambah jelek Vir." Ucap Karrel lalu tertawa,

"Muka kayak buaya."

"Bacot, banget ya jancok satu ini."

BRUKK!

Keenan yang tiba-tiba menggebrak meja, langsung menjadi pusat perhatian kantin. Termasuk dengan Mang sholeh, Tukang Bakso paling mantul se kantin SMA se-jakarta.

"Goblok ngagetin." Umpat, Darren.

"Sorry ya man teman, Keenan lagi PMS nih. Mang sholeh juga maaf ya, Mang, semoga bakso nya abis." Virzha berdiri tiba-tiba, melakukan aksi terbego nya. Seisi kantin hanya menggeleng melihat kelakuan Virzha yang membuat malu teman-temannya.

Lalu Virzha kembali duduk, "Iya, Pak Keenan. Ada apa gerangan?"

"Lagi datang bulan kah?"

"Apa, datang matahari?"

"Datang pelangi?"

"Bintang?"

Tuk.

Daffa melempari Virzha dengan keripik yang ia makan, sambil mengangkat telunjuk nya di depan bibir.

Virzha mengangguk.

"Cerita Ken, jangan di pendem." Daffa meyakinkan Keenan.

Keenan mendengus pelan, "Lo tau kan, tadi?"

Semuanya nya tampak berfikir, Keenan mendegus melihat kebegoan teman-temannya.

"Ohh, Alya." Virzha mengangguk angguk, dengan muka bego nya.

"Makanya jangan makan micin mulu." Ketus Keenan, lalu mengambil handphonenya dan memasang earphone di telinganya.

"Iya Keen, Maaf." Ucap Virzha so dramatis.

Keenan hanya mendengus, ia tidak jadi bercerita dengan teman-temannya. Lalu, ia kembali meminum es jeruk milik Virzha, Virzha yang melihat itu langsung senyum dengan muka melas.

"Si Putri belum liat Alya ya? Kalo udah, buset dk nyinyirin tuh sama Putri si Alya." Ucap Daffa terkekeh, Karrel menoyor kepala Daffa.

"Putri mulu ya si duda satu ini." Celetuk Darren lalu terkekeh, Keenan ikut terkekeh.

"Anjing, gue belum duda sial."

"Yaudah lah Ken, gausah di pikirin. Mending lo sekarang makan." Virzha membuka suara, tidak biasanya dia seperti ini. Biasanya dia hanya mengata-ngatai Keenan 'Alay' dan sekarang dia yang Alay. Keenan berdehem pelan,

"Beliin ya Vir." Ucap Keenan lalu terkeekh.

"Najis."

Keenan tertawa, ia masih sangat beruntung mempunyai teman-teman yang sangat menghiburnya, walaupun terkadang tidak mendapat solusi yang baik, tapi, hati Keenan selalu terhibur.

Tbc...

NYAMAN [Proses Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang