-Delapan Belas

550 26 2
                                    


Aku maunya cuma kamu, ngga ada yang lain.

Jasmine duduk seraya menonton tv di ruang tamu, ia sangat bosan karena rumahnya sepi, bang Aqmar dan Papahnya pun belum pulang. Jasmine menatap ponselnya yang berada di atas meja, masih tidak ada satu notif pun dari Keenan. Jasmine masih memikirkan Keenan, tak masalah ia tak mengabari Jasmine asal Keena baik-baik saja.

Jasmine memejamkan matanya, dan tak lama terbangun karena suara ketukan pintu yang bersahutan. Jasmine mengedipkan matanya perlahan, lalu berjalan untuk membuka pintu.

"Assalamualaikum."

Jasmine teridiam tak lama dia tersenyum dan langsung memeluk orang tersebut. Jasmine bersyukur jika ini bukan mimpi karena ia tertidur di sofa. Keenan memeluk balik Jasmine seraya mengelus kepala Jasmine pelan.

"Kangen ya?"

Jasmine melepas pelukannya, Keenan menatap wajah Jasmine yang begitu cemas bercampur senyum yang terus melekat.

Jasmine mengangguk, "Iya." Ucap Jasmine, Keenan lalu terkekeh.

"Ngga marah?" Tanya Keenan kepada Jasmine, Jasmine menggeleng lalu Keenan memeluk Jasmine lagi, Jasmine menerima pelukannya itu.

"Gua cuman khawatir." Ucap Jasmine pelan tetapi Keenan masih bisa mendengar itu

"Maaf, ngga ngabarin, gua ngga lupa kok sama lu. Ngga bakal gua lupain, cuman ada satu masalah aja yang ngga bisa gua jelasin sekarang," Ucap Keenan meyakinkan Jasmine, Jasmine hanya terdiam.

"Ngga perlu minta maaf, kalo nyatanya lo baik-baik aja dan udah kesini nemuin gua, itu udah bikin gua tenang, Ken."

"Maaf, Mine. Ngga papa yah?" Tanya Keenan,

"Kenapa?"
"Gua belum bisa cerita masalah ini,"

"Iya, gua nunggu sampai kapan pun buat lu cerita tentang itu."

Keenan tersenyum begitu pula Jasmine. Jasmine mengerti jika ternyata Keenan sedang ada masalah, mungkin, Keenan harus menyimpannya sendiri dulu. Jasmine tidak bisa memaksakan Keenan untuk bercerita, bagi dia, Keenan baik-baik saja itu sudah cukup.

"Gua ngga tau apa yang buat gua bahagia dulu," Ucap Keenan, Jasmine menoleh ke arah Keenan, lalu Keenan menatap Jasmine lekat.

"Ada, tapi itu ngga sepenuhnya bahagia yang nyata menurut gua. Papah mamah sibuk kerja, Kindy jauh. Gua kesepian. Tapi itu dulu, beda sama sekarang."Ucap Keenan, Jasmine masih setia mendengarkan Keenan bercerita.

"Semenjak gua ketemu sama lo, gua bisa ngerasain apa itu kebahagiaan yang nyata, Mine. Bahkan itu menjadi positive vibes ke gua, ke Virzha, ke Mamah, Ayah, Kindy, dan temen-temen gua yang lain."

Jasmine tersenyum, "Ken, tau ngga apa yang bisa buat bahagia? Itu diri lo sendiri, lo bahagia karena diri lo sendiri, mungkin, gua hanya pengatarnya aja tapi ngga masuk di skenario lo. Tapi makasih udah jadiin gua alasan tentang kebahagiaan lo itu."

Keenan tersenyum, menatap Jasmine lekat. Keenan sangat bersyukur Tuhan menciptakan Jasmine dengan baik, entah Keenan sangat bahagia.

"Mine, gua janji bakal jauhin lo dari orang-orang yang nyakitin lo." Jasmine mengangguk, "Beda hal kalau gua yang nyakitin lo."

"Kenapa?"
"Gua tau, Mine. Sekecil atau sebesar apapun gua nyakitin perasaan lu, gua ngga bisa jadi yang terbaik buat lu."

Jasmine menggeleng, "Kalau gitu nanti lu bakal pergi?"

"Mungkin,"

"Kemana?"

"Yang pasti masih mikirin lu, masih sayang sama lu."

"Iya, tapi kemana?"

"Ke tukang foto copy."

"Ngapain?"

"Foto copy Jasmine biar banyak orang yang gua sayang di bumi."

"Kalau gitu gua juga ke foto copy." Jasmine menunduk lalu menatap Keenan.

"Ngapain?" Tanya Keenan sedikit bingung,
"Foto copy diri lu yang sebelum nyakitin gua, dan hadir lagi Keenan yang gua sayang di bumi." Keenan tersenyum, sedangkan Jasmine berbicara dengan serius.

"Kalau foto copy nya gagal?" Tanya Keenan,

"Marahin abangnya, terus, gua minta tanggung jawab karena ngga bisa balikin orang yang aneh dan bikin senyum terus di dunia."

Jasmine dan Keenan terkekeh, tak sadar jika hari sudah semakin larut karena cerita-cerita mereka yang tak kunjung padam untuk dibahas berdua, tertawa bersama menikmati angin malam dengan senyum yang tak kunjung sirna. Jasmine tak menyangkal tentang semua pernyataan yang Keenan buat, tapi Jasmine tak mau, tidak ada yang mau di antara keduanya.

NYAMAN [Proses Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang