Doi tuh bikin deg-degan terus. Lama-lama jantung gue pindah ke perut.
"JAS, BANGUN UDAH PAGI NIH. "
"ABANG TINGGAL YA!!"
"NANTI NAIK OJOL AJA YA!!"
"JAS ABANG SERIUSSS!!!"
Bacotan yang sering keluar pagi-pagi, siapa lagi kalau bukan bacotan bang Aqmar yang bikin Jasmine sakit kepala. Jasmine membuka pintu, dan mendapatkan bang Aqmar yang sudah rapih dengan jas dokternya. Sedangkan, Jasmine masih memakai baju tidur dan rambutnya yang seperti singa.
"nah in— Tuh kan lo belum mandi." baru di buka pintunya Bang Aqmar udah ngomel-ngomel, Jasmine langsung menutup pintu kamar dan menuju kamar mandi dan Bang Aqmar pasti udah marah-marah di luar terus reda gara-gara main mobile legend. kebiasaan bang Aqmar di pagi hari memang seperti itu.
Bang Aqmar ngga bakal ninggalin Jasmine, karena bang Aqmar juga jarang banget masuk pagi gini. Biasanya kalau abis anter Jasmine paling nongkrong dulu di cafe. Baru deh, dia pergi ke Rumah Sakit, emang aneh.
Jasmine turun sekitar 20 menit siap-siap, walaupun lama Bang Aqmar ngga bakal marah-marah lagi. Liat tuh sekarang, dia lagi asik sama handphonenya.
"HELLO ABANG GANS." teriak Jasmine, menuju meja makan.
Jasmine memperhatikan meja makan yang sudah di ada dua gelas susu dan dua buah sandwich, yang sudah di siapkan oleh Bang Aqmar. Karena di rumah ini ngga ada Asisten Rumah Tangga, kalau nyuci pakaian pasti Laundry kalau ngga ya nyuci sendiri, kalau ngga mager.
"Berisik." Jawab Bang Aqmar yang tatapan nya horror, Jasmine cuma ketawa sambil duduk di depan bang Aqmar. Bang Aqmar masih asik main handphone. Mata Jasmine meruncing.
"Bang, makan dulu kali." Omel Jasmine saat Bang Aqmar masih setia dengan handphonenya itu.
"hmm." Dehem bang Aqmar yang masih sibuk.
"gua ngga makan ya kalau lu ngga makan juga."
Aqmar mematikan handphonenya lalu menatap Jasmine, "Abang udah tadi."
"Dih, bohong. Ini masih ada dua." Ucap Jasmine sambil menunjuk dua sandwich itu.
"Itu gua bikin buat lu dua, kan lu rakus." Ucap bang Aqmar tertawa lalu dia berdiri. Jasmine memasang muka kesal, enak aja, huft. Tapi, bener sih karena sandwich buatan bang Aqmar enak. Jasmine memakan sandwich tersebut seraya memperhatikan bang Aqmar yang tengah asik memainkan game.
"Udah cepet. Nanti lu telat." Bang Aqmar sudah menjinjing tas kerjanya, tak lupa dengan jas dokter yang ia lepas tadi gara-gara menunggu Jasmine dulu.
"Iya-iya."
Bang Aqmar yang melihat Jasmine hanya makan satu sandwich langsung mengambil tempat makan, "Nih, lo bawa ke sekolah. Sayang-sayang sandwich ganteng ngga ada yang makan nanti."
"Ah, gamau." Apa-apaan, Jasmine paling males kalau bawa bekel, soalnya nanti di minta Kiera sama Putri. Jasmine hanya mau menikmati sendirian. Licik memang, tapi apa boleh buat.
"Bawa aja elah, dah yuk let's go." Ucap bang Aqmar gua yang pasrah mengikuti dari belakang daripada nanti ribut, berantem, adu bacot lagi gara-gara satu buah sandwich.
Jasmine bener-bener lagi males banget sekolah, di minggu ini. Sering juga ketiduran pas jam pelajaran, bukan karena Jasmine sering begadang tapi kadang badan Jasmine lemes sama capek aja gitu. Kalo bukan gara-gara bang Aqmar yang selalu bangunin Jasmine tiap pagi, sempet-sempetnya bikin sarapan, padahal Jasmine ngga pernah minta dan Jasmine sering nolak untuk sarapan. Kadang, Jasmine masih mikir kalau Jasmine itu masih bergantungan banget sama Bang Aqmar dan Banyu. Jasmine belum bisa mandiri, belum bisa banggain mereka berdua. Jadi, salah satu alasan Jasmine semangat sekolah dan bener-bener belajar gara-gara bang Aqmar dan Banyu, ngga lupa juga mimpi Jasmine yang menjadi wanita sukses.
KAMU SEDANG MEMBACA
NYAMAN [Proses Revisi]
Teen FictionHai readers! Aku mau kasih tau kalau "Nyaman" lagi direvisi dulu huhuhu. Karena, ceritanya yang kurang tepat waktu itu ((kayaknya aku masih gajelas, sekarang juga)). Jadi, aku mohon kalau kalian bacanya agak gak nyambung atau kok aneh sih? Lah? Gitu...