-Dua Belas

582 48 10
                                    

Hujan, dirinya, dan dirinya.


Hujan membasahi kota Jakarta malam ini, membasahi kedua insan yang sedang berpelukan.

"Kamu jangan tinggalin aku ya." ucap lelaki itu kepada seorang perempuan. Lelaki itu melepas pelukan. Perempuan itu mendongak, meraba wajah lelaki yang dibasahi oleh air hujan.

"Aku nggak akan tinggalin kamu Ken.." ucap perempuan itu dan menjeda kalimat terakhir. "Aku sayang sama kamu, sayang banget. But, aku mau jelasin sesuatu ke kamu.." lanjut perempuan itu.

"Kenapa Al?"

"Maafin aku Ken.." perempuan itu - Alya. Menjauh dari pelukan Keenan.

"Kenapa Al?" Tanya Keenan dengan suara parau. Alya berlari kecil ke arah mobil sedan putih miliknya. Keenan terdiam tidak bisa mengejar Alya, Keenan masih tidak mengerti, melihat langkah cepat Alya. Keenan masih memandangi mobil yang sudah jauh itu.

Alya meninggalkanya. Menghilang. Pergi tanpa alasan.

Keenan tidak terlihat menangis, tapi hatinya sakit. Jika, melihat orang yang ia sayangi meninggalkannya tanpa alasan yang jelas. Alya yang selalu menjadi rumahnya waktu itu kini sudah hilang. Tanpa alasan yang jelas.

Kriinggg

Alarm berbunyi. Keenan terbangun dari mimpinya, yang berulang- ulang itu. Sudah tiga hari Keenan bermimpi seperti itu, entah sebuah tanda apa Keenan bermimpi seperti itu.

Alya Alexander. Perempuan yang Keenan menjadi rumah bagi Keenan, teman masa kecilnya bermain bersama, menurut Keenan ia orang paling yang bisa mengerti orang lain dengan caranya. Sampai menjadi seorang kekasih Keenan Maulana, dan sampai menjadi luka di hati Keenan. Mungkin, sekarang Keenan sudah tidak mencintainya lagi, luka yang terukir sangat mendalam. Ia sudah mencintai seseorang yang saat kini selalu membuat dirinya tertawa melupakan Alya. Keenan sudah berhasil melupakannya, kehilangan Alya benar-benar berat buat Keenan. Tapi, Keenan sudah lupa dengan semuanya.

Mimpi itu? ya, itu memang kejadian nyata Keenan yang sangat pahit untuk diingat. Apakah Keenan merasa rindu dengan Alya? Entah.

Keenan sudah siap dengan seragamnya, Keenan mengambil kunci motornya di atas nakas. Keenan pamit dengan Mamahnya. Dan langsung bergegas pergi ke rumah Jasmine. Tak perlu waktu lama untuk sampai di rumah Jasmine, Keenan bisa melihat dari jauh. Jasmine yang sedang menunggunya di depan gerbang rumahnya. Keenan tersenyum kepada Jasmine, Jasmine langsung naik ke atas motor Keenan.

Motor Keenan memasuki parkir sekolah, banyak siswa-siswi yang memperhatikannya. Keenan dan Jasmine tidak menggubris itu.

Keenan sedari tadi hanya diam saja, tidak seperti biasanya. Jasmine menoleh ke arah keenan, "Are you okay?" Tanya Jasmine.

Keenan hanya mengangguk tersenyum, setelahnya mereka pergi ke kelas masing-masing. Jasmine masih memikirkan tentang Keenan yang tidak seperti biasanya, di mana Keenan yang bawel yang selalu memggodanya?

Jasmine tidak fokus dengan pelajarannya, lalu izin keluar kelas untuk pergi ke toilet. Jasmine berjalan menuju toilet tidak sengaja yang menemui Keenan yang sedang berjalan menuju kelasnya. Jasmine berharap Keenan akan menyapanya dengan seperti biasa. Tapi Keenan seperti tidak melihat Jasmine, padahal Jasmine ada di depannya.

Jasmine kembali ke kelas dengan perasaan yang aneh, Virzha yang melihat raut wajah Jasmine yang terlihat bete hanya tertawa. Jasmine menoleh ke arah Virzha dengan tatapan horrornya, "Kenapa lo?" Tanya Jasmine,

NYAMAN [Proses Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang