Matahari bersinar dengan indah, seorang gadis berjalan dengan tergesa-gesa menyelusuri lorong-lorong sekolah. Dia terus melihat jam tangannya. Hampir satu jam dia tersesat di daerah yang baru baginya.
"Gawat!!! Mana lagi sekarang." Gadis itu mengamati sekeliling. Hanya dirinya yang berada di lorong itu. Tidak ada murid atau bahkan guru yang melintas.
"Mateng gue, kenapa juga pisah sama pak Sami?" Dia berulang kali bolak-balik tanpa arah tujuan.
Pikiran-pikiran negatif sudah bersarang di otaknya. Bagaimana jika dia tersesat? Bagaimana jika dia tidak ditemukan? Semua pertanyaan itu melintas di pikiran gadis cantik itu.
"Kinaa!!!"
Kina menoleh ke sumber suara dan...
"Pakdhe Sami!!!"
👟👟👟
"Kamu dari mana aja?" Tanya Pak Sami kepada Kina yang tengah duduk di ruangannya.
Beberapa berkas kepindahan Kina bertengger indah di meja. Kina yang ditanya hanya cengegesan tidak jelas. Antara malu dan bodoh, membodohi segala tindakannya yang sok tahu. Jika, bukan karena panggilan alam dia tak perlu repot-repot tersesat di sekolah barunya yang tergolong besar.
"Maaf, Pakdhe Sami." Kina mengangkat kepalanya dan tersenyum semanis mungkin.
"Kamu ini, kalau di sekolah panggil pak bukan pakdhe. Ingat ya!" Perintah Pak Sami yang diangguki Kina.
Pak Sami adalah kepala sekolah di tempat Kina belajar. Karena dia kakak ayahnya otomatis Kina memanggilnya pakdhe dari kecil. Baru pertama kali juga Kina tahu pamannya adalah kepala sekolahnya sendiri. Itu adalah satu keuntungan yang Kina dapat. Atau justru malapetaka untuknya, bagaimana dia menjalani hidup SMA nya jika diawasi pamannya sendiri?
"Ayahmu tidak kemari?" Tanya Pak Sami lagi.
"Ayah lagi sibuk ngurus kepindahan kantornya, jadi Kina sendirian deh. Lagipula kan pakdhe, eh Pak Sami kan bisa jadi orangtua Kina." Jawab gadis itu jujur.
"Ya sudah, ayo, saya antar! Ingat Kina kamu disini belajar bukan main!" Kina tersenyum dan mengangguk mantap.
"Siap, boss!!"
👟👟👟
"Bu, ini saya mengantar siswi baru." Ucap Pak Sami kepada guru yang mengajar. Kina menatap horor sekeliling semua mata tertuju padanya. Ada yang siap memangsanya hidup-hidup, ada juga yang mengabaikan dirinya seperti kacang, ada juga yang menatap tajam kepadanya.
Susah payah Kina menelan ludahnya, ini pertama kalinya dia mengenalkan dirinya di depan kelas dan disaksikan beribu pasang mata. Keringat membanjiri wajahnya ditambah tubuhnya bergetar hebat.
"Saya permisi, bu. Mari!" Pak Sami teganya meninggalkan Kina bersama guru terkiller di sekolah.
"Mari, pak. Ayo, perkenalkan diri kamu!" Ucap Bu Bar tegas.
Kina diam mematung beberapa saat, otaknya memproses. Dia paham bahwa guru disampingnya adalah guru matematika dengan ketajaman penglihatan yang tinggi.
"Hmm..., nama saya Kina Putri Aldiya, biasanya dipanggil Kina. Saya dari Jakarta, salam kenal." Ucap Kina lancar tanpa halangan suatu apapun.
Hatinya lega telah menjalani ujian hidup. Setelah perkenalan Bu Bar menyuruhnya duduk dikursi kosong dipojok. Beruntung tak ada teman semejanya. Entah itu keberuntungan atau kesialan untuknya. Dia akan menguasai wilayah meja seluruhnya untuk dia tidur. Sialnya tidak ada yang bisa dia mintai contekan.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE & PLANET ( END )
Teen FictionApa jadinya dua planet saling bertabrakan? Satu kata yang pasti... Hancur... Apa jadinya Kina harus pindah sekolah dan bertemu orang-orang di masa lalunya? Jangan ditanya akan jadi apa dirinya menghadapi segala kemungkinan di depan. Dari kawan lama...