7. Karma

888 104 0
                                    

"Lo harus bales dia!" Key menusuk bakso.

"Menurut lo gue nggak mau? Gue lagi mikir rencananya!" Erga mengaduk-aduk es jeruknya tanpa tertarik meminumnya.

Gio cuma mendengar, dia lebih memilih bungkam. Tak ikut rencana jahat kedua temannya itu. Erga dan Key sibuk dengan pikiran masing-masing. Bagaimana cara membalas perlakuan Kina? Yang menurut mereka sudah mencoreng harkat dan martabat mereka.

"Kita bales tuh anak lusa aja, gue mau fokus kepertandingan besok!" Ucap Erga menatap kedua temannya.

"Hmm? Gue setuju, kalian jangan terus mikirin tuh anak. Fokus ke pertandingan besok. Gue nggak mau tim kita kalah!" Gio ikut bicara.

"Huh..., habis itu, buat dia keluar!" Ucap Erga sinis.

👟👟👟

"Yah... Kempes!!!" Kina berjongkok melihat ban sepedanya sudah tak berisi angin lagi.

Hal yang sama juga dirasakan Popong. Bannya juga kempes tak berisi angin. Kina menatap sepedanya nanar, dia tahu siapa yang melakukannya. Bahkan dia sempat melihat si pelaku didekat sepedanya dan berbuat suatu hal.

"Kasian... Bocor, neng!" Suara ejekan terdengar disamping mereka.

"Haha... Mau nangis?" Ejek lainnya.

Dua motor besar berhenti disamping Kina. Siapa lagi jika bukan Erga cs. Mereka tampak puas akan kesengsaraan Kina dan Popong. Kecuali Ardan, dia fokus kedepan. Hatinya kasian bagaimana menderitanya kedua bocah yang tak bersalah itu.

"Ehh? Kayaknya sebentar lagi nangis tuh anak. Tuh... tuh..." Terdengar suara tertawa Erga.

"Cabut, yuk." Ucap Gio sembari melajukan motornya.

Mereka pergi meninggalkan Kina dan Popong diparkiran. Suatu hal yang mereka tak ketahui, Kina tersenyum dan tertawa riang. 'Haah, dasar kutu kupret.'

👟👟👟

"Lho, kenapa Gi?" Key memegang pundak Gio. Motor yang mereka tumpangin hampir saja terjatuh.

Begitu juga dengan Ardan dan Erga. Mereka berhenti dipinggir jalan dan mengecek motor. Alangkah terkejutnya mereka, ban motor yang semula bagus berubah menjadi tak layak. Ada paku yang menancap di sisi-sisi ban.

"Sialan! Siapa nih yang taruh paku?" Erga mendengua kesal.

"Bengkel jauh lagi! Kita gimana nih?" Tanya Key frustasi.

"Karma kalik!" Ucap Ardan acuh.

"Maksud lo?" Erga memandang kakaknya.

"Karma buat ban sepeda tuh cewek kempes, jadi kita juga ikutan kempes." Gio bersuara.

Key diam, ini semua ide darinya membuat ban sepeda kempes. Dia teramat kesal akan perlakuan Kina yang seenak jidatnya menaruh cacing kedalam seragamnya. Siapa yang tidak jijik dan marah?

"Huh...!!!" Erga memijat pangkal hidungnya.

Bengel dari tempatnya masih sekitar 500 m. Sialnya tidak ada perusahaan derek atau apalah didaerah ini. Otomatis mereka harus mendorong motor besar sampai bengkel. Tak ada pilihan lain!

LOVE & PLANET ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang