23. Kok nangis?

645 77 0
                                    

"Hisk... Hisk..."

Telinga Gio menangkap suara aneh dari arah Kina. Matanya melirik gadis itu. Tiba-tiba matanya membulat sempurna melihat Kina yang menutup wajahnya dengan tangan. Suara isakan mengalun keras ditelinga Gio. Dahi pemuda itu mengkerut penuh tanda tanya.

"Lo kenapa?"

Kina tak merespon justru tangisnya semakin keras. Gio mengambil tempat tisu dan duduk disamping Kina. Tangannya menyodorkan tisu itu pada Kina. Baru beberapa menit dia bicara dan tiba-tiba Kina menangis.

"Nih, diem. Nanti dikira gue ngapain-ngapin lo." Ucap Gio melihat sekeliling.

"Hisk... E-emang!" Bentak Kina mengambil tisu dari tangan Gio.

"Hah? Emang? Gue salah apa?"

Untuk kali ini Gio tahu Kina sedang PMS. Biasanya cewek akan lebih sensitif dari hari biasa. Lalu apa salahnya sampai Kina menangis seperti sekarang ini. Bahkan dia tak berkata kasar atau melukai Kina.

"L-lo kalo g-gue tanya jawabannya singkat gitu. L-lo nggak suka gue ya? Kan gue cuma tanya. L-lo kok gitu... Hisk." Kina menghapus air matanya yang terus keluar.

"Hah... Gue nggak benci lo tanya, gue emang gini. Jangan nangis lagi!"

Gio tak habis pikir dengan jalan pikiran Kina. Bisa-bisa gadis disampingnya menangis hanya gara-gara di jawab singkat. Gio tersenyum tipis, benar kata Erga dan Key bahwa Kina cewek labil.

"Beneran? Lo nggak benci gue kan?" Tanya Kina memastikan.

"Iya, gue nggak benci lo. Udah jangan nangis." Gio berusaha untuk tak tertawa melihat wajah Kina yang memerah.

"Gue nggak nangis!" Kina cepat-cepat menetralkan wajahnya ke mode datar.

"Gue udah lihat tadi, sana cuci muka. Nggak lucu muka lo!"

Kina menuruti dan beranjak pergi memcuci mukanya. Gio menyandarkan tubuhnya di sofa kecil. Senyumnya mengembang entak kenapa, melihat wajah merah Kina mengingatkannya pada anak kecil yang merengek minta balon. Lucu!!!

"Woy!!!"

Gio terperanjat dan memekik kepada orang yang mengejutkannya. Erga tertawa renyah menyaksikan Gio marah terhadap dirinya. Apalagi Gio sempat mengucapkan hampir seluruh hewan. Ardan tersenyum dan duduk disamping Gio.

"Kesambet lo?" Tanya Erga mengejek.

"Nggak!!! Kalo lo buat itu lagi, gue nggak akan diem aja!" Jawab Gio dingin.

"Woles, gue kan bercanda. Lo nya asik sendiri senyum-senyum nggak jelas. Aneh lo! Jangan-jangan lo bukan Gio lagi. Wah... Gue panggil Key aja buat rukiyah lo." Erga melempar tubuhnya ke sofa.

"Gue bakal mukul lo kalo nggak diem, Ga!" Ucap Gio ketus.

"Iya, hah... Nggak asik lo!" Erga mendengus.

Ardan menyapu sekeliling, tak ada tanda-tanda keberadaan Kina. Kata bibi didepan Kina sudah masuk kedalam rumah Key. Ingin rasanya mengirim pesan, namun akhir-akhir ini Kina seakan menghindarinya. Atau dirinya sendiri yang menghindari Kina.

"Kina mana?" Tanya Ardan pada Gio.

"Kamar mandi." Jawab Gio singkat.

"Terus aja tanyain cewek labil itu." Erga sibuk memainkan game.

"ARGHTTTTttt...!!!!"

👟👟👟

"Muka gue. Wah, Kina yang cantik." Kina melihat pantulan dirinya dicermin.

LOVE & PLANET ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang