25. Ingatan!

631 76 1
                                    

"Wah, ilang aja tuh cewek!" Key menengok kesana kemari.

Tiba-tiba matanya jatuh ke dua orang remaja. Mereka tampak membicarakan sesuatu. Key diam-diam mendengarkan pembicaraan mereka dari balik mobil yang sedang parkir. Telinganya menangkap suara-suara dari keduanya.

"Eh, lo mau bohong? Bahkan saat Johan bilang kalo dia udah capek. Lo tetep paksa dia! Lo pikir gue nggak tahu? Gue bukan sekadar disana lewat, gue curiga lama hubungan temenan kalian. Aneh!

Buat apa lo ajak dia ke belakang sekolah? Hah? Cuma buat ngajak dia nglakuin 'itu' kan?" Suara Kina.

"Lo- lo..." Suara seorang cowok.

"Apa kaget?! Gue tahu semuanya. Jadi, apa yang lo omongin gue nggak percaya!"

Mata Key mengawasi keduanya, namun seketika itu dia terkejut mendapati siapa cowok bersama Kina. Alevo! Cowok yang sempat dibentak Kina didepan kelasnya. Apa sebenarnya hubungan keduanya sampai Kina marah? Hal itu menjadi pertanyaan untuk Key.

Sejurus kemudian Kina pergi begitu saja. Tanpa menunggu Key menyalakan motornya yang tak jauh dari mobil terpakir. Buru-buru dia pergi menyusul Kina.

"Buruan naik!" Perintah Key ketus. Dia berhenti disamping tubuh Kina.

Kina hanya menurut, dia naik dan mencengkram erat baju Key. Mereka melaju kembali kearah rumah. Tak ada yang bicara kecuali angin. Tapi, Key dapat mendengar isakan kecil dari belakangnya. Suara isakan dan tarikan berhasil membuat Key gagal fokus.

"Hah..." Key menghentikan motornya. Mereka bukan berhenti karena sampai, namun berhenti karena Kina justru menangis hebat.

"Hisk... Hisk... Hisk..."

"Gue nggak bisa menghibur cewek lagi nangis. Gue bukan ahlinya, nanti aja dirumah. Ardan pasti punya 1001 cara nanganin lo!" Ucap Key.

"Hisk... Jahat! Bego! Tolol! Hisk..." Kina memukul pundak Key.

"Lo pikir hisk... Gue bakal maafin lo! Lo pikir... Habis lo ngabisin dia gue bisa maafin lo! Lo bego... Lo bego... Hisk... Kenapa lo buat dia pergi! Hisk... Jahat! Dasar penjahat!!!... Hisk..." Kina menyandarkan kepalanya dipunggung Key dengan terus memukul-mukul sang empunya.

Hatinya sakit!

Sangat sakit! Semua rasa sudah dia pendam lama. Dadanya sesak, sangat sesak... Bagaimana rasanya kehilangan seorang teman karena teman sendiri. Rasanya sakit! Dia tak bisa marah atau benci! Rasanya sakit dihatinya...

"Tumpahin aja! Punggung gue gratis hari ini!" Ucap Key asal.

"Huwahhhhh... Hisk... Keparat! Lo keparat! Bener-bener keparat! Kenapa gue harus ketemu ama lo? Kenapa? Hisk... Kenapa gue pindah kemari kalo jadi gini? Harusnya gue nggak kesini! Ketemu lo, ketemu mereka, ketemu semuanya. Hisk... Kenapa gue harus kesini? Hisk... Gue bukan orang yang kuat! G-gue nggak kuat! Bang, hisk... Bawa Kina pergi!" Kina semakin memukul pundak Key keras.

Sore ini, hanya Key yang tahu! Hanya dia yang tahu seberapa menyedihkannya seorang Kina! Sore ini menjadi saksi seberapa sesaknya hati Kina! Menjadi saksi hati yang mulai mencair!

👟👟👟

"Hah... Akhirnya kelar juga nih tugas!" Gio menyelesaikan ketikan terakhirnya. Dia berhasil mengirim ceritanya kesebuah percetakan terkenal.

Tak ada yang tahu dirinya seorang penulis novel yang cukup terkenal. Tak ada yang tahu dia membuat sebuah novel. Gio berhasil mengelabui semua orang dengan nama palsu. TheOne. Setahun terakhir dia bergelut dengan dunia itu. Mengasikan untuknya daripada mengikuti olimpiade. Dia suka masuk ke dalam cerita, membuat tokoh, dan menumpahkan keluh kesahnya dengan itu.

"Den, makanan sudah siap!" Suara bibi dari balik pintu.

"Iya, bunda pulang belum bi?" Tanya Gio.

"Belum den, nyonya pulangnya malam. Dibawah ada tuan lagi nunggu aden!" Suara bibi.

Gio melangkah cepat menuju ruang makan. Tumben sekali ayahnya pulang cepat! Gio sumringah mengetahui ayahnya menunggu dirinya di meja makan.

"Yah! Tumben pulang cepet?"

"Nggak suka ayah pulang cepet?" Goda ayah Gio.

"Tumben aja." Gio tersenyum manis bak anak kecil.

"Gio, masih suka ikut olimpiade?" Tanya ayahnya sembari membalik piring.

"Jarang sekarang, tapi Gio disuruh ikut olimpiade matematika!" Jawab Gio sambil mengambilkan nasi kepada ayahnya.

"Cukup, kamu terima?"

"Gio baru pertimbangin, soalnya kelas 2 banyak tugas. Menurut ayah gimana? Gio sih ikut kalo ayah setuju!" Gio adalah seorang anak yang penurut.

Setiap kata dari orangtuanya dia selalu lakukan. Dari harus rangking 1, ikut olimpiade, dan masih banyak lagi. Dia tak keberatan asalkan dirinya berguna sebagai anak. Asalkan orangtuanya bahagia dia tak peduli.

"Menurut ayah, kalo Gio nggak mau ya nggak usah. Gio belajar yang rajin aja! Gio disekolah punya banyak temen?"

"Ah,... Yah, yang biasa."

"Banyakin temen, dari bayi kok temennya itu-itu aja. Gio... Udah punya pacar?"

Untuk kali ini, tak ada jawaban. Pacar? Bahkan untuk kenalan atau menyimpan nomor cewek saja dia tak punya. Bagaimana dia mau punya pacar? Cewek akan menghindarinya karena sifat dingin dan tertutupnya. Tapi, ada satu nama yang terlintas dalam benaknya.

"Kalo ada ajak, jangan cuma pacaran sama buku. Ayah juga mau kenal calon mantu!" Celetuk ayahnya terkekeh.

Gio mengaruk tengkuknya yang tak gatal. Calon mantu! Bisa-bisa nya ayahnya mengatakan kata terlarang untuk jomblo itu. Gio tak sampai memikirkannya sampai ketahap itu.

"Baru kenal, nanti kalo udah deket. Gio kenalin!"

👟👟👟

"Maafin gue! Gue baru inget lo sekarang!" Key menyelimuti dirinya.

Sehabis Kina menagis di punggungnya dia tahu siapa gadis itu sebenarnya. Bukan karena dia teman lama Ardan. Bukan! Key baru ingat bahwa dirinya punya teman di rumah neneknya yang berada di Magelang. Dulu Key kecil harus ikut neneknya sampai 1 tahun. Dia terpaksa ikut, dia menangis sejadi-jadinya karena meninggalkan temannya.

Saat itulah seorang datang, menghiburnya dan mengajaknya bermain bersama. Mereka sering main bersama, dari masak-masakan, robot-robotan, petak umpet, semua permainan mereka mainkan tanpa terkecuali. Sungguh Key baru ingat hari ini tentang temannya itu! Orang yang tahu nama kecilnya. Keke. Hanya keluarga yang tahu dan satu orang.

"Kiki, udah gede ya! Beda banget, Keke kenapa nggak ingat lo? Padahal udah deket lama! Keke juga lupa muka Kiki sampai waktu itu Kiki lompat. Keke nggak ingat! Parahnya Keke malah buat Kiki kesel. Maafin Keke!"

Satu orang yang Key selalu ingat! Bahkan dirinya tak akan pernah melupakannya. Orang itu selalu ada untuknya sampai dia kembali ikut orangtuanya lagi. Meninggalkan anak bernama Kiki dengan segudang penyesalan tak pernah pamit.

"Gue akan ada buat lo! Kiki tenang aja! Pantes gue curiga nama lo kok mirip ama si Dian. Adeknya rupanya, hah. Kiki, anak kecil di pohon, cewek labil... Heh, Kina...



Kina Putri Aldiya!"

👟👟👟

Salam ThunderCalp!🤗

LOVE & PLANET ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang