Wajah Ardan senyum-senyum sendiri memandang layar handphonenya tiada henti. Sehabis Kina pergi, ingin rasanya dia melompat-lompat dan berteriak kepada dunia bahwa dia telah dimaafkan oleh teman baiknya. Hah... Bahagia, dia tak pernah sebahagia ini! Bahkan mama dan papanya mengira Ardan sudah gila. Anaknya tiba-tiba bersenandung dan rela membantu mamanya memasak.
"Lo kenapa sih?" Tanya Erga merasa aneh kepada saudaranya.
"Hm, nggak kenapa-kenapa. Cuma mood gue lagi bagus aja!" Ardan memasukan benda pipih dengan layar tumpah ke saku bajunya.
"Aneh lo! Udah ah gue mau tidur! Capek gue!" Erga pergi dari kamar Ardan, dia sudah lelah melihat kelakuan kakaknya.
Ardan membuka bukunya, oh, dia lupa harus menjawab PR dari Kina. Tapi, dia belum menemukan jawaban atas pertanyaan Kina. Otaknya berpikir sebentar... dan tring. Ada lampu hidup diotaknya, dia tahu sekarang jawaban Kina.
Ardan mengambil handphonenya dan mengetik seauatu. Dia tersenyum melihat karyanya, lantas mengirimnya ke gadis itu. Tubuhnya dia sandarkan ke bangku sembari memejamkan mata.
ArdanY. : Saat menembak orang yang kita suka ada peluang ditolak atau diterima. Peluangnya ditolak 0 peluang diterima 100.
👟👟👟
"Popongnya lagi sakit, tadi pagi tiba-tiba demam. Paklek titip surat, ya." Ayah Popong memberikan sebuah surat kepada Kina.
Saat Kina hendak memanggil Popong, pakleknya datang tiba-tiba dengan wajah gelisah. Kina tahu ada yang terjadi dan benar. Popong demam secara misterius. Kina memasukan surat kedalam tas dan pamit kesekolah. Dia tak menggunakan sepeda sebab ada ojek yang siap mengantarnya.
"Nih, Popong gimana?" Tanya Dimas sembari menyodorkan helm.
"Lemes dia." Kina lantas memakai helm dan duduk dibelakang.
"Ya udah, pegangan. Nanti gue jemput, ya." Ucap Dimas menyalakan motornya.
"Ya harus, lo yang nganter lo yang jemput juga. Enak aja lari dari tanggung jawab lo!"
"Iya-iya." Dimas mengegas motornya dan melaju pergi.
👟👟👟
"Kasian sendirian nih..." Ejek Key melintas disamping Kina.
Kina yang asik membaca komik mendongak dan tersenyum sinis. Dia tak lagi berurusan dengan Erga, tapi malah bertengkar dengan cacing kepanasan. Awalnya dia tak mengubris karena ada Popong. Kali ini gadis itu berdiri dan melotot.
"Hah, lo baru ngomong sama gue, cacing!" Ejek Kina sok tuli.
"Cacing? Gue? Cowok seganteng gue lo bilang cacing? Aneh lo." Key menjatuhkan dirinya dibangkunya.
"Hah... Cih, ganteng? Gantengan pantat ikan daripada muka lo kayak buntut cacing." Ejek Kina memanas-manasi Key.
"Heh, ikan nggak punya pantat bego!" Key ikutan berdiri sekarang.
"Yeh, lo aja yang kudet... Ikan tuh ada pantat, kalo nggak ada nggak mungkin kali ada kotorannya. Aneh lo!" Kina berkacak pinggang dan menghempaskan tubuhnya.
"Sarap lo!" Teriak Key frustasi.
Kina tertawa renyah menyaksikan Key marah. Gadis itu mengeluarkan handphonenya. Semalam dia belum sempat membalas pesan Ardan. Kina tersenyum dan mengetik sesuatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE & PLANET ( END )
Teen FictionApa jadinya dua planet saling bertabrakan? Satu kata yang pasti... Hancur... Apa jadinya Kina harus pindah sekolah dan bertemu orang-orang di masa lalunya? Jangan ditanya akan jadi apa dirinya menghadapi segala kemungkinan di depan. Dari kawan lama...