"Lo tahu Kin?"
"Hmm?"
"Abang gue itu sebenarnya cari tahu tentang seseorang selama ini. Selama dia lupa ingatan dia selalu cari info apapun yang berhubungan dengan sandal. Gue kira karena dia pengen beli yang limited."
"Terus?"
"Tapi ternyata gue salah, mungkin dia itu mau cari informasi tentang lo. Tapi, karena dia nggak punya ingatan apapun, dia cuma cari di Google tentang sandal jepit."
"Anehnya dia malah nemuin sandal jepit namanya 'Kina'."
Erga duduk menatap kakaknya yang masih terbaring di rumah sakit. Matanya belum terbuka sejak kemarin. Bahkan hari ini kondisinya sempat drop.
"Dia itu suka banget sama lo!" Erga memandang Kina.
"Sayangnya dia itu lebih mentingin perasaannya sendiri!"
"Hmm, iya." Kina mengangguk paham seakan dia sudah tahu sejak awal.
"Gue cuma mau bilang itu sih, lagian kayaknya lo kayak nggak tertarik sama abang gue!"
"Hah?"
"Lo nggak suka kan sama dia?"
"Kalo boleh jujur, gue juga sayang sama Ardan. Dia cinta pertama gue, Ga!"
Degg...
Tubuh Erga mematung dan tersenyum hambar.
"Kami sama-sama nggak berani ngungkapin, gue sama Ardan nggak mau sampai pertemanan kami hancur cuma gara-gara cinta-cintaan."
"Gue cuma mau dia kembali kayak Ardan yang dulu tapi gue juga nggak maksa. Yang penting dia nyaman dimanapun."
"Hubungan kalian aneh!"
"Hubungan kita semua juga aneh. Sejak pertama sekolah emangnya gue nggak benci sama kalian yang sok. Gue jijik, maaf."
"Gue juga jijik lihat lo sok kuat, apanya ditinggal Popong jadi mellow!"
"Dia temen satu-satunya yang gue percaya. Popong tuh anaknya baik sebenarnya walau dia sempat terpengaruh sama Alevo."
"Baiknya sama lo!"
"Makanya jadi orang tuh jangan berlagak. Belajar sama organisasi yang bener!"
"Sok nasehatin!"
"Heh, bodo amat. Gue sama lo itu beda frekuensi."
"Kalian mau berantem terus?" Suara Ardan membungkam mereka.
Erga segera memanggil dokter dan Kina terus menatap Ardan. Semuanya seakan tak diperdulikan kecuali Ardan. Matanya sudah sembab dan siap meluncurkan air mata.
"Jangan nangis!"
"Gue nggak nangis, ih. Gue seneng tahu nggak!"
"Hahaha..."
👟👟👟
"Lo mau nggak jadi pacar gue?"
Ardan menatap Kina yang tampak jijik pada dirinya.
"Jangan coba-coba! Filmnya emang nggak rada bener."
"Bagus kalo gue jadi aktor!"
"Hah? Aktor apaan?"
"Bang, kalo pacaran jangan di kamar gue! Gue mau tidur nih!"
"Eh, den Erga. Masa gue nggak boleh ke kamar lo sih?"
"Cewek cacingan! Ini kamar gue, pergi kek kemana! Gue muak sama kelakuan kalian!"
"Cius, bilang kalau cemburu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE & PLANET ( END )
Teen FictionApa jadinya dua planet saling bertabrakan? Satu kata yang pasti... Hancur... Apa jadinya Kina harus pindah sekolah dan bertemu orang-orang di masa lalunya? Jangan ditanya akan jadi apa dirinya menghadapi segala kemungkinan di depan. Dari kawan lama...