"Pong!" Alevo memanggil temannya yang baru saja keluar dari kamar mandi.
"Ada apa?" Tanya Popong heran.
"Kenapa? Kina kenapa?"
"Dia cuma pingsan, maag nya kambuh." Jawab Popong cepat.
"Eh, dia udah bangun?"
"Hm. Baru aja, gue baru beliin dia makanan. Gue mau ke kelas. Udah ya." Popong segera pergi.
Alevo menggeram, Popong seakan-akan menghindarinya. Seakan-akan Popong ingin cepat-cepat pergi dari hadapannya. Tangan Alevo mengepal, ada yang aneh di diri Popong. Tubuhnya dia balikan menuju kelasnya namun sebuah pemandangan ingin dia hilangkan saja dari penglihatannya saat ini. Tidak, sekarang juga!
Kina tertawa renyah bersama Ardan disampingnya. Mereka nampak bahagia satu sama lain. Mereka melewati dirinya begitu saja, seakan dirinya tak ada. Seakan dirinya hanyalah benda yang tak terlihat.
"Eh? Percuma gue khawatir! Di mata lo gue bahkan cuma sampah!" Alevo tersenyum miris.
👟👟👟
Dimas menunggu Kina di depan gerbang. Cukup jauh jaraknya sembari mengamati Kina keluar gerbang. Dia tak peduli teriknya matahari, justru hal itu menjadi penyemangatnya.
Matanya tertuju pada sosok gadis berkerudung keluar dari gerbang. Senyum Dimas mengembang tak tertahankan. Namun, senyumnya pudar melihat sesuatu yang menyayat hatinya.
Seseorang menghampirinya dengan motor besar. Sang gadis memakai helm dan naik ke belakang. Mereka melaju begitu saja. Dimas tersenyum kecut, gagal! Rencananya gagal!
Dia ingin mengejutkan Kina akan kedatangannya tiba-tiba. Malah sebaliknya dia yang dibuat terkejut. Kina diantar pulang orang lain, bukan dirinya. Tapi, Dimas tak kehilangan akal. Matanya menangkap sosok baru. Kali ini dia punya alasan bertemu Kina. Dimas menyalakan motornya dan menghampiri sosok itu.
"Pong! Yuk, naik!"
👟👟👟
"Mau masuk? Nanti ibu pasti kaget lihat siapa yang dateng!" Ajak Kina.
"Boleh, gue juga kangen ibu mertua!" Ardan tersenyum senang.
Kina memutar bola matanya malas, sudah biasa Ardan memanggil ibunya dengan nama ibu mertua. Ardan tertawa melihat ekspresi Kina. Jujur melihat Kina yang cemberut adalah kesenangan tersendiri untuknya.
"Assalmualaikum..."
"Wallaikumsalam... Udah pulang anak ibu!" Suara wanita paruh baya.
Ibu Kina datang tergopoh-gopoh, matanya tiba-tiba membulat menyaksikan anak gadisnya bersama seorang pemuda tampan. Kina cekikikan tahu ibunya kaget anaknya bersama pemuda yang sangat tampan.
"Siapa?" Tanya ibunya lirih.
"Perkenalkan tante saya Ardan, anaknya bu Sarah." Ardan menyalami tangan ibu Kina sembari memperkenalkan diri.
"Ardan? Ardan yang suka makan kue saya itu. Ya ampun, sudah besar aja! Ganteng lagi." Pekik Ibu Kina senang.
"Ibumu sekarang gimana? Sudah lama saya tidak ketemu!" Ucap Diya alias ibu Kina ramah.
"Ibu baik, tan." Ardan tersenyum.
"Bu, nanti aja. Kita baru pulang, lho. Nggak dibuatin minun gitu?" Celetuk Kina.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE & PLANET ( END )
Teen FictionApa jadinya dua planet saling bertabrakan? Satu kata yang pasti... Hancur... Apa jadinya Kina harus pindah sekolah dan bertemu orang-orang di masa lalunya? Jangan ditanya akan jadi apa dirinya menghadapi segala kemungkinan di depan. Dari kawan lama...