15. Dibalik Bully

794 81 2
                                    

"Walau makan susah... Walau hidup susah... Walau tuk senyum pun susah..." Kina mengeluarkan bukunya dan menyalin PR dari buku Popong.

Rutinitas Kina setiap pagi adalah menyalin PR Popong. Dia bisa saja menyalin dirumah. Tapi, alangkah bagusnya dia menyalin di sekolah agar tak dimarahi simbahnya. Simbah Kina adalah anti contek-contek club. Jadi, jika cucu atau anaknya nyontek sudah dipastikan akan digantung dipohon kacang.

"Pong, kok lo pinter sih? Bagi dong!" Ucap Kina sibuk menyalin.

"Lonya aja telat pas pembagian otak, jadi cuma tinggal sisa!" Popong biasa untuk menjawab ucapan Kina.

Dia diam saat disekolah dan bertemu orang lain. Namun, jika keluarga atau teman yang dia kenal sifat cerewetnya akan keluar dengan sendirinya. Tentunya dengan pancingan-pancingan khusus sama saat sekarang.

Brukk...

Pintu terbuka lebar karena di dorong kasar oleh seorang cowok. Cowok itu berjalan cepat dan buru-buru duduk ditempatnya. Dia mengeluarkan bukunya dan mengerjakan sesuatu. Dari arah pintu ketiga temannya datang dengan geleng-geleng melihat Key. Cowok itu baru ingat ada PR matematika dan parahnya ada 50 soal yang harus dikerjakan bersama caranya.

"Alay banget, gue aja baru sampe 5 biasa aja!" Ucap Kina melirik Key.

"Heh, cepet kerjain. Nanti Bu Bar marah lagi, terus lo kehukum!"

"Biasa aja, paling juga dimarahi. Gue kan anak baru!"

"Terserah lo, kalo ke hukum. Gue cuma akan ketawa jahat."

"Nggak bakal!"

👟👟👟

"Hosh... Hosh..." Kina berlari mengelilingi lapangan. Keringat mengucur deras dipelipisnya. Napasnya memburu, hawa panas menguar dari tubuhnya.

"Hah... Hah... C-cepetan... Lambat lo!" Suara Key dari belakang. Keadaannya lebih mengenaskan dengan wajah pucat dan keringat sebesar biji jagung diwajahnya.

Mereka berdua mengelilingi lapangan sekolah sebanyak 20 kali. Yah... Mereka dihukum karena tidak selesai mengerjakan PR. Awalnya Kina memberikan alasan bahwa dia anak baru. Tapi, Bu Bar tak percaya karena dia tahu Popong adalah sepupunya. Apalagi rumah mereka dekat, bisa saja Kina belajar bersama Popong namun gadis itu malas. Jadi, disinilah dia berlari di tengah sekolah sembari dilihat beribu pasang mata. Lain dengan Key, dia sudah biasa dihukum. Kali ini sudah 30 kali hukuman larinya.

"Heh, lari lo aja kayak cewek. Ini baru 5 lho masih 15. Aduh, den... Letoy banget!" Ejek Kina mengurangi kecepatan larinya dan berlari disamping Key.

"Hah, apa??? Gue kuat udah 30 kali. Sorry gue biasa kayak gini!" Key membusungkan dadanya bangga.

"Serius! Nggak percaya tuh." Kina tersenyum mengejek.

"Hah, lo mau perang disini, apa? Hah... Asal lo tahu ya lo masih masuk diblacklist gue!" Key mengulung lengan bajunya tak terima.

"Nggak gue mau bantu, kaki lo jangan lebar itu ngurangi tenaga lo. Kecepatan lo harus ada tempo, tap...tap...tap..." Kina mengajari Key.

"Hah... Lo hina gue ya!" Bentak Key marah.

Kina manyun dan menyentuh dadanya. Sabar! Hal itu dia terapkan diotaknya saat ini. Satu kata berjuta makna didalamnya. Mungkin kata itu yang dapat membantunya sabar menghadapi anak songong macam Key kawan-kawan.

LOVE & PLANET ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang