"Kin, mending kita boncengan deh. Ban lo kempes!"
"Yaelah, kena paku ban gue! Parah nih!" Kina jongkok disamping sepedanya. Ban belakangnya kempes dan paku besar menancap tepat ditengah ban.
"Gimana?" Popong melihat jam tangannya yang sudah menunjuk hampir angka setangah 7.
Gadis itu cemberut dan menerima usulan sepupunya. Ayahnya sudah lama berangkat pagi-pagi karena rapat dadakan. Teman-temannya juga pasti sudah sekolah. Tanpa menunggu lebih lama akhirnya Kina duduk di boncengan sepeda Popong.
Mereka pergi meninggalkan rumah menuju sekolah. Sebenarnya Kina sudah merasakan sepedanya mengalami masalah saat kemarin lusa. Dan ternyata perasaannya benar adanya. Sepeda satu-satunya kempes alias bocor. Kina ngedumel tidak jelas dibelakang sedangkan Popong mati-matian mengayuh sepeda.
"Kin, hosh... Bisa turun nggak dulu! Tanjakan nih!" Popong menghentikan sepedanya.
"Yee, lotoy amat lo. Sini gue aja yang bawa, lo gantian di belakang."
"Yakin?"
"Gue itu Wonderwoman, duduk aja yang capek. Nggak usah banyak tanya!"
Mereka bergantian posisi, Kina menarik lengan bajunya sedikit keatas dan merenggangkan ototnya. Dia pernah memboncengkan kakaknya sampai 2 km. Untuk sekarang dia optimis bisa walau berat Popong kemana-mana. Gadis itu tersenyum saat Popong duduk. Dengan semangat berkobar dirinya mengayuh penuh keyakinan.
Bagai melewati badai ternado, gadis itu terus mengayuh. Panas matahari tidak akan menyurutkan usahanya. Keringat menguncur didahinya, napasnya memburu. Detak jantungnya terpacu berlomba-lomba. Hanya semangat sumpah pemudalah yang dia junjung tinggi.
"Kin, mending kita jalan deh. Kita nggak maju-maju nih." Popong menepuk pundak Kina.
"Eh?"
"Wahhhhh, aje gile. Gue ngayuh nggak sampe 1 meter! Gile... Gile... Makan apa lo Pong! Pong!"
👟👟👟
"Gue tahu lo! Cepet batalin! Itu anak orang!"
Suara seorang diseberang telepon. Orang yang diteriaki diam mendengarnya. Dia tak peduli akan akibat yang akan ditimbulkan kelakuannya. Asalkan tujuannya tercapai dia tak akan memperdulikannya. Sejauh yang dia tahu apa yang terjadi nanti bukan lah masalah besar. Tentu saja karena dia yang bukan orang disalahkan nantinya. Bukan dia!
"Tutup mulut lo! Ini urusan gue!" Dia mematikan handphonenya.
Matanya menatap tajam langit pagi. Rencananya akan berhasil nanti sore. Dia setia menunggunya, mangsanya mudah dia tangkap tanpa perlu bersusah payah atau mengotori tangannya. Senyum licik terpampang jelas diwajah bengisnya.
"Gue jahat kan?"
👟👟👟
Erga datang dengan motor kesayangannya. Bersamaan Key, mereka masuk ke dalam gerbang dan memakirkan motor mereka. Hari ini wajah kusut dan kesal terpatri diwajah Erga. Dia tahu akan ada gosip tentang dirinya. Harga dirinya sudah dipastikan turun dratis.
"Kasian amat lo, tong-tong." Key menahan tawanya.
"Diem lo!"
"Udahlah, nggak usah banyak ngeles. Percuma!"
Erga menatap sengit Key yang berjalan disampingnya. Beribu kali temannya mencurigainya. Dia benci setengah mati kepada gadis labil bernama Kina. Untuk apa juga dia bersusah payah kemarin bila usahanya juga tidak ada keuntungan.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE & PLANET ( END )
Teen FictionApa jadinya dua planet saling bertabrakan? Satu kata yang pasti... Hancur... Apa jadinya Kina harus pindah sekolah dan bertemu orang-orang di masa lalunya? Jangan ditanya akan jadi apa dirinya menghadapi segala kemungkinan di depan. Dari kawan lama...