Rahang Erga mengeras mendengar nama lengkapnya disebut. Bagaimana seorang anak baru yang tak tahu apa-apa tahu nama dia? Sekaligus menyebutnya dengan Den? Siapa gadis dihadapannya saat ini?
"Siapa lo sebenarnya?" Erga sudah mencapai tahap kesabarannya menghadapi makhluk asral macam Kina.
"Gue? Gue cuma cewek yang nggak suka kayak cowok macem kalian. Yang manja, sok berkuasa, belagu, songong..." Ucap Kina santai.
"Heh... Dimata gue lo cuma cewek aneh yang tiba-tiba nantang seorang Erga. Lo juga harus siap-siap, mulai saat ini!" Key ikut berbicara.
Sedangkan kedua temannya hanya diam memperhatikan. Seakan tak tertarik dengan pertarungan aduk mulut yang tak akan pernah selesai.
"Lihat aja nanti, siapa yang akan nyerah duluan." Tantang Kina.
"Oke, kita perang anak baru!!!" Erga segera pergi bersama teman-temannya dari kelas.
Wajah Erga sudah merah padam dibuatnya. Baru kali ini seorang cewek menantangnya di depan anak-anak. Dia tak akan membiarkan nama baiknya dihancurkan oleh anak baru.
"Dasar cewek aneh!"
👟👟👟
Hari mulai beranjak sore, Kina duduk manis diteras ditemani Popong. Hari ini hari cukup lelah untuknya, dia sudah mengibarkan bendera perang dengan Erga cs. Tapi, bukannya takut dia malah senyum-senyum sendiri. Memikirkan bagaimana beraninya dia melawan pemuda itu.
"Lo nggak takut? Mereka itu terkenal lho. Semua anak takut ama mereka. Bahkan kakak kelas aja takut ngadepin mereka berempat!" Tanya Popong.
"Hah! Takut, sorry. Tapi, siapa sih mereka? Masak kakak kelas aja takut, kayak kepsek aja." Kina geleng-geleng.
"Mereka itu, orang yang paling berkuasa. Yah, intinya mereka disegani dan ditakuti sama anak-anak. Lo harus hati-hati sama mereka. Semua yang mereka mau pasti kejadian, gue takut lo kenapa-napa. Terutama Erga, dia ketuanya!" Popong memberi nasihat.
"Hhahahah... Palingan ama kecoa takut, terus panggil maminya. Gue lebih paham sifat mereka kayak gimana. Luarnya aja badboy dalemnya kittyboy!" Kina tertawa renyah.
"Lo beneran nggak takut?" Tanya Popong lagi.
"Buat apa? Mereka cuma curut, bukan suatu hal yang perlu gue takutin." Kina memainkan handphonenya dan memfoto Popong.
Jeprett...
"Mbuahhhh...hha... Muka lo, Pong!" Kina menunjukan wajah Popong yang takut.
Gadis itu tertawa terbahak-bahak, lucu mengerjai sepupunya itu. Perutnya seakan digelitiki, melihat wajah Popong yang tembem. Popong hanya diam, dia sudah biasa dikerjai dan diejek. Kali ini, dia ikut senang akan perbuatan Kina. Sepupunya itu selalu membuat dirinya tersenyum dimanapun dan kapanpun. Dia memang penakut, lemah, dan cengeng, hal itu membuat Kina ingin melindungi sepupunya.
"Makasih, ya. Berkat lo gue merasa aman untuk sekarang." Popong berkata tulus.
"Heh?" Kening Kina berkerut penuh tanda tanya.
"Makasih lo bela gue, makasih lo pindah, makasih lo mau jadi temen gue, makasih lo mau jadi benteng gue, makasih Kin. G-gue..."
"Udah, makasihnya lain kali aja. Nanti gue melambung jauh terbang tinggi bersama mimpi, yeahh..." Kina meneruskan kata-katanya dengan bernyanyi. Suara cemprengnya justru membuat Popong tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE & PLANET ( END )
Teen FictionApa jadinya dua planet saling bertabrakan? Satu kata yang pasti... Hancur... Apa jadinya Kina harus pindah sekolah dan bertemu orang-orang di masa lalunya? Jangan ditanya akan jadi apa dirinya menghadapi segala kemungkinan di depan. Dari kawan lama...