4. Jemput

1K 104 6
                                    

Kina terus menunduk, hari-harinya akan semakin kacau. Masalah Popong, Erga cs, abangnya, ibunya, dan nilai pas-pas annya. Oh, dan teman... Semua anak menjauhinya, dia tahu efek menantang Erga membuat dirinya dijauhi. Hanya Popong yang akan jadi temannya sekaligus sohibnya.

Dukk...

"Aduhh..." Kina mengelus jidatnya yang sakit.

"Hahah... Itu dinding bukan pintu." Popong tertawa terbahak-bahak.

"Heh, gitu... Bagus Pong, terus aja. Lo nggak akan tenang dirumah." Ancam Kina.

"Maaf, deh. Haha..."

Popong masuk kedalam kelas meninggalkan Kina yang terpaku didepan dinding. Dinding sialan yang membuat dirinya malu. Besok-besok dia akan meminta dinding didepannya dipindahkan. Menganggu saja!

"Kin..." Panggil Popong.

Kina segera masuk dan tercengang melihat bangkunya. Matanya menuju kearah Erga cs, yang tersenyum penuh kemenangan. Saat ini, mejanya penuh tepung dan kursinya tertempel permen karet. Menakjubkan, seisi kelas diam tanpa menghiraukan Kina dan Popong. Bagus, begini ternyata sekolah pakdhenya dari dalam. Diluar luar biasa hebat, didalam luar biasa busuknya.

Kina mengambil sesuatu dari tasnya dan membentangkan kain di kursi miliknya dan Popong. Dia juga mengeluarkan penyedot debu mini yang biasa didalam mobil. Bagaimana dia bisa membawa ini? Percayalah Allah tak akan membiarkan hambanya dalam keadaan tak berdaya.

"Pong, minggir dulu!" Kina menyedot semua tepung dimejanya tanpa sisa sedikitpun.

"Lo, kok. Bawa begituan?" Tanya Popong.

"Gue disuruh buang isinya sama ayah, tapi belum gue buang. Malah gue masukin ke tas." Kina menyelesaikan tugasnya dan berjalan keluar kelas.

Selesai membuang isinya, dia duduk dengan tenang ditemani Popong. Tidak lupa dia mengeluarkan handphonenya dan bermain games.

"Gila, tuh anak. Diem aja." Key geleng-geleng dibangkunya.

"Tuhkan, firasat gue nggak baik." Ucap Ardan membaca buku pelajarannya.

"Rencana lo kali ini gagal." Gio yang selalu diam angkat bicara. Dia kembali berkomat-kamit menghapalkan setiap kosa kata baru.

"Diem, lo pada!" Erga mengepalkan tangannya.

Gagal! Gagal total! Rencananya gagal total, seharusnya Kina memohon ampun kepadanya dan menangis. Kali ini justru dia diam dan tak melawan. Awas lo!, batin Erga.

👟👟👟

Hujan turun membasahi kota Bogor. Kina menatap langit yang mendung, hatinya merindukan sosok kakaknya. Setiap ada masalah Ardian siap membantu, sekarang? Dia menyimpannya sendiri, sudah banyak Erga cs lakukan yang membuat mood Kina buruk. Dari meja dan kursinya, istirahatnya yang kacau gara-gara tak ada tempat untuk dirinya dan Popong. Alhasil, dia masuk UKS karena telat makan.

Flashback...

Kina dan Popong bercanda satu sama lain. Mereka masuk ke dalam kantin yang sudah penuh dengan beribu kepala. Mata Kina memindai seisi kantin dan menemukan meja pojok.

"Pong, lo pesen ya! Gue cari tempat." Popong mengangguk dan pergi.

LOVE & PLANET ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang