32. Situasi Memanas

562 67 1
                                    

"Kayaknya kita!"

Dua kata itu mampu mendebarkan jantung Kina. Masalahnya posisi mereka terjebak, masalah lainnya keadaan gang sepi dari masyarakat setempat. Kina tahu betul setiap hari jalanan ini ramai. Keculi bila jalan didepan ditutup itu hal lain lagi. Wajah para pengendara juga jauh dari kata ramah tamah. Kemungkinan terbesar mereka mengincar dirinya dan Popong.

"Wah, lo rupanya. Cantik juga!" Salah satu dari mereka maju mendekati. Kina memperhatikannya baju dikeluarkan, lengan digulung, dua kancing baju dibuka memperlihatkan kaus hitam, rambut awut-awutan. Ciri-ciri anak bad boy. Gadis itu berpikir keras, dia tak pernah membuat masalah dengan anak-anak seberang.

"Lo mau apa? Gue nggak kenal sama lo pada. Sekarang mending kalian minggir, kita mau lewat." Ucap Kina penuh penekanan.

"Yayaya, tapi gue kenal sama lo. Nama lo Kina kan, Kina Putri Aldiya." Wajah pemuda didepannya tergolong diatas lainnya. Tampang ketua geng yang banyak fans.

"Nih, nih... Gini ya, kakak ganteng banyak fans. Gue memang Kina, tapi Kina Pandu. Kalo Kina yang itu biasanya lewat sono." Tunjuk Kina ke jalan lain.

Pemuda itu mengktinyit, jelas dipendengarannya Kina Putri Aldiya bukan Kina Pandu. Matanya melihat ke name tag, senyum licik tiba-tiba menghiasinya. Terlalu bodoh berpura-pura menjadi orang lain tapi meninggalkan bukti nyata. Dia tertawa jahat diikuti teman-temannya.

"Lo bohong! Lucu juga lo, haha..."

Wajah Kina merah padam, dia lupa name tag nya. Kebohongan dadakannya berhasil terbongkar. Tapi, dia tahu bahwa pemuda didepannya tergolong pintar dan cerdik. Dia tidak mudah tertipu dan bersikap selalu waspada. Kina melirik Popong, tamatlah sudah mereka.

"Hm, gue suka lihat wajah lo merah. Gue bisa aja bersikap manis sama lo, asalkan lo mau ikut gue. Gimana?" Tawarnya.

"Heh, gue juga mau bersikap manis sama lo. Asalkan lo minggir kasih gue lewat. Kita bisa kenalan, nomer lo berapa?" Tanya Kina tersenyum cerah.

"Haha... Pintar! Cewek pintar! Gue nggak suka basa-basi, gue suka langsung." Pemuda itu maju lagi sampai berdiri jarak satu meter.

"Gue juga nggak, lo ada masalah sama gue?" Tanya Kina lagi kali ini dia berubah dingin.

"Ck, menurut lo. Lo harus ikut gue!" Pemuda itu menarik tangan Kina sehingga gadis itu maju selangkah ke depan.  mencengkram kuat tangan Kina membuat gadis itu kesakitan.

Popong maju dan meninju wajah pemuda itu sampai terlentang ke jalan aspal. Kina melotot terkejut, sepupunya amat sangat berani dalam keadaan mamanas. Mata Kina mengerjap dan berniat bertepuk tangan. Pemuda itu mengeram marah dan melihat Popong yang siap berkelahi. Teman lainnya sudah akan maju sebelum si pemuda angkat tangannya.

"Gendut, lo berani?" Pemuda itu berdiri dan menyeka sudut bibirnya yang berdarah.

"Wooooo, tamat lo!" Kina menunjuk pemuda itu ngeri. Gadis itu mundur pelan dan duduk didekat sepeda.

Wajah pemuda itu mengkrinyit lagi, kenapa Kina menunjuk dirinya? Saat melihat si badan besar dia tahu, dia salah ucap kata sakral untuk Popong. Kata kunci yang membuka jiwa petarung kelas berat. Popong mengeram marah, wajah memerah karena amarah di pucuk kepalanya.

Popong menerjang pemuda itu cepat dan membanting tubuhnya kasar. Wajah syok dan takut menghiasi wajah di lawan. Saat itulah Popong memberikan puncak petarungannya dengan memukuk perut si lawan menggunakan siku. Teman lainnya tersulut emosi dan beramai-ramai melawan Popong.

Kina maju dan menghadang sebagian. Dia mengeluarkan kasa dan membalut tangannya. Sudah lama dia tidak berkecimpunh dengan dunia keras lagi. Terakhir dia lakukan saat kelas 3 SMP. Kina pemegang juara 1 silat tingkat provinsinya se-SMA. Kina memanaskan tubuhnya sesaat.

"Lo bohong apa lagi sama gue?" Tanya Kina.

"Hmm, gue jago sumo. Dua tahun gue gelutin nih olahraga." Jawab Popong.

"Beneran. Lo sumo, wow. Apa lagi?"

"Mending kapan-kapan gue cerita, kita lagi dikroyok."

"Oke. Gue mau yang belakang, lo depan. Kalo sisa buat gue." Kina melempar tasnya asal diikuti Popong.

"Oke! Sebelum lo abisin mereka gue udah duluan. Lo panggil gue aja!" Popong bersiap memasang kuda-kuda.

"Wih, jiwa Dewa nya keluar." Kina terkekeh.

Lima orang adalah bagiannya, Kina tersenyum penuh kemenagan. Walau mereka terlihat kuat dan ganas. Tetapi, dia tahu otot mereka hanya sebutir jagung. Lima orang didepannya berlari kencang. Kina melompat dan menendang satu lawannya. Dia berguling, menunduk, lompat, bahkan sampai komprol. Rok bukan masalahnya, dia bisa melakukannya karena celana panjangnya. Kina menonjok dan memukul bertubi-tubi. Kasanya banyak bekas cairan merah kental berbau amis.

"Hayooo, mau kemana lo?" Kina dan Popong mengurung satu orang yang tersisa.

"Hah, gila lo!" Kina menyleding kakinya sehingga jatuh. Satu pukulan lagi dia menang.

"Selamat tidur!" Kina menonjok tanpa ampun.

"Mana si ketua?" Tanya Kina melepas kasanya.

"Tuh." Popong menunjuk orang yang tergelak tak jauh darinya. Semua orang sudah merintih kesakitan di atas aspal. Ada yang memegang perut bahkan 'itu'. Ucapkan wow untuk Kina yang tahu dimana kelemahan para lelaki.

"Gimana? Lo mau kenalan sama gue?" Kina jongkok disamping si ketua.

"Heh, arght... Maaf, maaf." Si pemuda merintih ketika Kina menyentuh pipinya. Lebam biru sudah menghiasi wajah tampannya.

"Lo harus bilang sama orang yang suruh lo. Jangan cemen jadi orang!" Kina menekan kuat pipi si pemuda.

Popong geleng-geleng melihat seganas Kina yang beraksi. Setahun tahun sejak kejadian itu, Kina tak pernah lagi mau berurusan kata perkelahian atau silat lagi. Padahal dia bisa masuk ke nasional jika dia tidak berhenti di tengah jalan. Kina memang gadis cengeng dan penakut, tapi dia bisa berubah jadi dingin ketika dia mau.

"Ayo, pulang!" Ajak Popong.

"Hm, satu lagi. Lo itu orang paling bego, bisa-bisanya dikibulin. Hehe..."

👟👟👟

"Gue punya video bagus!"

"Apaan?"

Seorang pemuda menyerahkan sebuah flashdisk hitam berkambar petir pada pemuda berkaca-mata. Si kaca-mata menancapkannya pada leptop dan memindahkah sebuah folder berisi foto dan sebuah video panjang.

"Bagus! Kapan?" Tanya si kaca-mata menonton video.

"Besok malam. Gue mau lusa booming, tulis caption paling keren!" Perintah pemuda bertindik.

"Sip, jangan lupa bayaran gue."

"Tenang aja, gue kaya."

"Sok, lo! Dia siapa, sih? Jago banget."

"Teman lama."

👟👟👟

TBC...

Salam ThunderCalp!🤗

Semoga tahun ini selesai!

LOVE & PLANET ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang