24. Derita anak baru

626 77 0
                                    

"Kita bagi, gue nomer 2, Gio nomer 4, Key nomer 3, Ardan nomer 1, hmm... Lo nomer 5!" Erga memerintah dengan seenaknya.

"Lha, kenapa gue terakhir? Ini paling susah!" Kina tak kuasa menahan emosinya.

"Yang lain udah oke. Lo anak baru diem aja!" Ucap Erga santai.

"Yoi, ini juga yang biasa kita kerjain urutannya. Ardan, Erga, gue terus Gio. Lo kan anak baru jadi yang terakhir!" Timpal Key.

Rahang Kina mengeras, bagus sekali memberikan nomer paling sulit untuk otaknya kerjakan. Ingin rasanya memukul wajah Erga terutama Key yang ikut songong. Padahal baru saja dia menolong Key. Apa ini balasan untuknya? Beruntung sekali.

"Lo tuker ama gue aja." Ardan menawarkan.

"Lo mau? O-"

"No... No... Kerjain yang gue bilang!" Potong Erga geleng-geleng.

"Atau lo emang bego ya nggak bisa ngerjain!" Erga tersenyum sinis.

"Apa maksud lo?" Kina mengepalkan tangannya kesal.

"Heh, kalo bego ya bilang aja!" Erga meremehkan.

"Oke, gue kerjain nomer 5. Males debat ama lo!" Kina cemberut dan memalingkan wajahnya.

Sebenarnya dia ingin berdebat dan dapat nomer 2 yang mudah. Tapi, apalah daya dirinya yang cuma anak baru. Syukur-syukur dapat kelompok yang mau menampung anak pas-pas an macam dirinya. Kina mengambil handphonenya dan selfie menghadap kamera.

Cekrekk...

"Haha... Lucu juga." Kina mengambil beberapa gambar dirinya.

"Dasar alay!" Sindir Erga.

Mata Kina memincing, apa salahnya sehingga Erga menyindirnya begitu. Dia sudah tak mempersalahkan nomer yang akan dia kerjakan lagi. Dia tak marah lagi. Tapi haruskah Erga menganggu kesenangannya saat ini?

"Bodo!" Kina menyimpan benda pipihnya dan lebih fokus kepada Ardan yang mengerjakan soal pertama.

Tubuh Kina condong melihat tulisan Ardan. Biasanya orang yang amesia tidak akan menghilangkan kebiasaannya walau dirinya lupa. Dan Kina telah melihat pembuktiannya. Tulisan Ardan sangat rapi dan indah. Tak seperti tulisannya yang mirip ceker bebek.

"Tulisan lo kok bagus sih!" Celetuk Kina.

"Hah? Emang bagus?" Tanya Ardan menatap goresan yang dia buat.

"Iya, keren tahu nggak. Gue aja kadang banyak coretannya. Lo? Ck... Ck... Kayak print-print nan." Kina kagum.

"Dasar norak!" Sindir Erga lagi.

"Bodo! Kok loe nyindir gue mulu sih. Gue salah apa?" Tanya Kina kesal.

"Salah lo? Nggak sadar diri lo. Pikir sendiri!" Ucap Erga sinis.

"Wah... Nyebelin lo! Gue pukul nyahok lo!" Kina menatap Erga marah.

Key dan Gio menjadi penonton setia adu mulut antara mereka. Ardan cukup mendengar dan kembali mengerjakan soalnya. Dia menyelesaikan kalimat terakhir dan menyerahkan pada Erga.

"Gue udah selesai nih." Ardan menyodorkan hasil jawabannya pada Erga.

"Awas lo nanti!" Erga merebut kertas pemberian kakaknya.

Dia sibuk mengerjakan soal berikutnya membiarkan Kina yang masih marah dan kesal. Kina mendengus, menahan kesabaran menghadapi Erga sangat sulit dilakukan. Sebab, setiap kali Erga selalu menyulut amarahnya.

"Ini nggak ada makanan apa?" Tanya Kina celingak-celinguk mencari makanan dan minuman.

"Haha..." Ardan terkekeh. Walau suasana hati gadis disampingnya sedang tak baik tapi masih bisa memikirkan makanan.

LOVE & PLANET ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang