"Semalam siapa yang dateng?" Tanya Popong sembari memeriksa sepedanya.
"Cie... Kepo lo!" Jawab Kina mengikat sepatunya.
Mereka berangkat pagi-pagi menuju alun-alun. Biasanya pagi hari disana ramai oleh orang berolahraga pagi dan menghabiskan waktu libur mereka. Kina dan Popong sudah merencanakan hari libur ini untuk berolahraga dan agar Popong bisa menurunkan berat badan berlebihnya.
"Kemarin lo kemana? Ampe pulangnya sore banget." Kina berganti bertanya.
"Cie... Kepo lo!" Balas Popong.
"KINA!!!!!"
Mereka menoleh kesumber panggilan yang mendapati tiga motor berjajar rapi di pinggir jalan. Orang yang memanggilnya berlari dan memeluk Kina yang baru saja berdiri.
"Gue kangen! Mau kemana lo?" Tanya Hana melepaskan pelukannya.
Hana memindai Kina, Kina memakai celana training panjang dan baju panjang khusus olahraga. Rambut hitamnya dia ikat ala ekor kuda. Ditambah tas ransel kecil dipunggungnya.
"Ke alun-alun, kenapa?" Tanya Kina.
"Sama! Ikut, kita aja, ya. Lo juga, Pong!" Ajak Hana menarik-narik tangan Kina.
Mata Kina melirik Popong dan mengangguk samar. Hana tersenyum lebar dan segera menarik tangan Kina. Popong mengikuti dari belakang dan geleng-geleng. Memang Hana adalah satu jenis dengan Kina. Pemaksa!
"Lo, mau ke alun-alun?" Tanya Dimas memastikan.
"Iya, rencananya sih nyepeda. Tapi, karena gue dipaksa sama nih anak. Yah, nggak jadi. Huh, gue nyesel ngajak kenalan deh." Wajah Kina sedih.
"Lo nggak mau jadi temen gue!" Hana menahan air mata yang hampir terjatuh.
"Baper lo! Nggak Hana gemes, Kina bersyukur banget punya temen baperan macam lo!" Ucap Kina mencubit pipi Hana yang tembem.
"Buruan naik, keburu siang, panas!" Ucap Yosi mengipaskan tangannya.
"Iye, bawel lo!" Kina naik ke belakang motor Dimas.
Sedangkan Popong duduk dibelakang Yosi. Karena Hana dan Rio adik kakak jadi mereka satu motor. Mereka melajukan motor mereka menembus jalanan kota yang sepi. Tiba-tiba Dimas berhenti dan membalikan tubuhnya. Cowok itu memasang helm ke kepala Kina yang lupa dia beri sebelum berangkat.
"Buat keselamatan!" Ucap Dimas tersenyum cerah setelah menyelesaikan tugasnya.
"Iya, makasih." Ucap Kina ikut tersenyum.
"Hmm, pegangan gue mau ngebut!" Ucap Dimas berdehem.
"Oke, tapi jangan cepet banget. Awas aja kalo lo buat gue kenapa-kenapa." Ancam Kina.
"Tenang, jangan sebut gue satria kalo gue nggak bisa nglindungin lo!"
👟👟👟
"Lo, sih! Kemana yang lain?" Kepala Kina celingak-celinguk ke kanan kiri.
"Ya udah, nggak papa. Kita olahraga sendiri aja. Sapa tahu nanti ketemu, ayo!" Dimas menarik tangan Kina.
Mereka telah sampai di alun-alun, sudah banyak orang yang berolahraga. Ada juga orang yang mencari sarapan pagi. Dimas dan Kina berjalan santai menghirup udara kota yang bebas polusi pagi cerah ini. Tak jarang mereka berlari-lari kecil mengitari lapangan. Kina terus mencari sosok para temannya yang entah berada dimana.
"Kemana sih mereka?" Kina memperhatikan sekeliling.
"Nanti juga ketemu, istirahat dulu yuk!" Ajak Dimas.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE & PLANET ( END )
Roman pour AdolescentsApa jadinya dua planet saling bertabrakan? Satu kata yang pasti... Hancur... Apa jadinya Kina harus pindah sekolah dan bertemu orang-orang di masa lalunya? Jangan ditanya akan jadi apa dirinya menghadapi segala kemungkinan di depan. Dari kawan lama...