14. Penganggu Besar

790 79 2
                                    

Rio mengedarkan pandangannya ke saantero alun-alun yang luas. Dia ditemani Popong, Hana, dan Yosi untuk mencari keberadaan dua temannya. Mereka bahkan belum berolahraga sedari tadi guna menemukan sosok Kina dan Dimas.

"WA sama BM mereka berdua off." Rio terus memandangi layar handphonenya.

"Nomor mereka sama." Ucap Popong mendengus.

Padahal hari ini Popong dan Kina sudah membuat rencana libur pertama mereka. Ada banyak daftar kegiatan yang mereka buat untuk bersenang-senang hari ini. Apalah daya rencananya rusak karena seorang Dimas.

"Sialan tuh, Dimas! Kemana dia ngajak Kina!" Yosi celingak-celinguk tak jelas.

"Hmm, gue kan mau main. Hah..." Hana memanyunkan bibirnya.

Ini adalah idenya untuk datang kerumah Kina. Hasilnya dia tak jadi bermain kembali dengan teman barunya yang menurut Hana super keren. Yah, anak memang anak kecil yang melihat Kina seperti wonderwoman.

"Terus, gimana sekarang?" Tanya Popong.

"Kita main ke Tamkul yuk. Gue laper belum makan." Kata Yosi memegang perutnya yang keroncongan.

"Gue juga laper, Hana nanti dirumah aja ya. Nanti Kina ada kok disana nanti. Kita makan dulu!" Ajak Rio kepada adiknya yang cemberut.

Hana mengangguk dan mengapus air mata dipelupuknya. Dia menghela napas lelah dan memilih ikut kakaknya makan daripada terus menunggu dua sosok yang tak kunjung datang atau menampakan diri. Popong melirik jam tangannya.

"Gue ada urusan dirumah temen, gue nggak ikut!" Kata Popong.

"Lo itu! Ya udah, lo beneran nggak ikut nih?" Tanya Rio menawarkan.

"Nggak asik lo, Pong! Makan aja dulu!" Tambah Yosi.

"Nggak, makasih. Gue beneran ada urusan, nanti kalo lo ketemu Kina. Bilang aja gue pergi kerumah temen. Gue duluan." Popong berjalan pergi meninggalkan ketiga orang itu didekat pakiran motor.

"Huh, besok Hana nggak mau ngajak Dimas lagi. Temen baru Hana jadi diculik kan!"

👟👟👟

"Cukup kan?" Tanya Kina memastikan bajunya cukup ketubuh Dimas.

"Cukup kok, pas. Makasih ya." Dimas tersenyum dan menepuk kepala Kina.

Memang Kina membawa bajunya yang besar. Jadi tentunya pas ditubuh Dimas yang tidak besar. Kina cengir kuda dan menarik tangan Dimas membeli es krim. Matanya telah menemukan penjual es krim dipinggir jalan.

"Sabar, nanti juga kebeli!" Ucap Dimas tersenyum dan menahan tawanya.

"Nanti keburu habis, lagi bagus nih cuacanya. Panas-panas makan es, heunm..." Kina semakin menarik Dimas agar cepat ketujuan.

Matanya melebar saat sang penjual terlihat didepan. Kina melepaskan tangan Dimas dan berlari ke sang penjual. Tapi, bukan hanya penjual es krim yang dia dapat. Justru seorang pemuda yang duduk manis didepan mobil es krim dan melihat kearahnya. Kina memincingkan matanya, suatu kebetulan yang disengaja bertemu seorang kutu loncat seperti Erga ini.

"Mas, beli es krim spesialnya dua. Terus yang satu jangan pake susu pake selai aja topingnya!" Kata Kina memesan.

"Huh, lo ngikutin kita?" Tanya Dimas sudah berada disamping Kina.

LOVE & PLANET ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang