26. Kuat?

654 75 0
                                    

Kina mematut dirinya dicermin, wajahnya memerah. Matanya bengkak, hidungnya merah, semalam dia menangisi kebodohannya menangis didepan Key. Si cacing kepanasan. Malu? Tentu saja, gadis itu merutuki segala kesalahannya.

"Kina! Udah jam setengah 7, ayo berangkat ayah antar!" Suara barito dari luar kamarnya.

"Iya, bentar!" Kina memakai bedak.

Cukup tipis, dia tidak mau wajahnya ketara habis menangis. Kina tersenyum pada dirinya dan menyambar keluar kamar pergi.

👟👟👟

"Kemarin Kina kemana?" Tanya Dimas penasaran.

"Ke rumah temannya lah. Kan belajar kelompok!" Jawab Hana mengunting kuku tangannya santai.

"Siapa?"

"Mana gue tahu, gue cuma nganter terus jemput dia didepan rumah temannya. Gue kan nggak masuk kedalam juga!"

"Cowok apa cewek?"

"Hah! Gue bilang gue nggal tahu! Dengar nggak! Tanya sendiri sono! Usaha dong, tukang panci! Tanya keorangnya langsung!" Hana cemberut dan naik kebelakang kakaknya.

"Bener tuh!" Timpal Yosi setuju dengan kata-kata Hana.

Dimas mendengus, sejak kemarin nomor Kina tak aktif. Dia sudah banyak chat atau telpon sang empunya. Tidak ada jawaban sama sekali, Dimas sudah khawatir sejak semalam.

"Jangan terlalu kepo! Dia juga ada privasi, cewek nggak suka privasinya diganggu!" Pesan Rio.

"Iya, kok lo tahu?" Tanya Dimas.

"Gue punya adik perempuan yang PMS nya tiap hari!!!" Sindir Rio pada adiknya yang dapat pelototan dari Hana.

👟👟👟

"Lusa ulangan mtk kan?" Tanya Key memastikan.

"Yoi, gue udah siapin otak gue buat Bu Bar tercengang!" Ucap Erga.

Ardan tertunduk dengan pikiran kosong. Lusa! Ulangan mtk! Ulangan yang akan menjadi pilihan baik atau buruk. Dia harus belajar agar dia bisa meraih nilai delapan. Yah, dia harus mendapat nilai itu. Kina harus tetap di sini, bersama dirinya.

"Lo pasti kalah ama Gio! Udalah rangking 2 nggak usah berharap!" Key menepuk pundak Erga.

"Sialan lo, kalo itu gue juga tahu. Tapi, gue pastiin Popong kalah! Gue mau buat taruhan lagi!" Ucap Erga santai.

"Apa!" Key menganga mendengar kata taruhan lagi.

"Gue mau buat si cewek labil itu jadi babu gue! Kayaknya sih enak dapet dua babu!" Erga melirik Ardan sesaat.

"Gila lo!" Key geleng-geleng.

Ardan dibelakang mereka sudah siap memukul Erga. Rasanya dia amat marah mengetahui rencana busuk Erga. Gio menahan bahu Ardan dan mengeleng. Ini bukan saat yang tepat untuk memukul Erga. Hubungan kakak adik itu akan semakin hancur sehancur-hancurnya.

"Bodo amat! Gue nggak peduli! Gue emang udah gila gara-gara dia!" Erga tersenyum mengerikan.

👟👟👟

LOVE & PLANET ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang