3. Teman lama

1.1K 116 5
                                    

"Bang, kapan nyampeknya? Pong, masih lama?" Kina tak habis pikir dengan pemikiran kakaknya.

Sudah hampir 15 menit mereka berjalan. Kina sudah menyuruh kakaknya naik motor, sayangnya hanya ada satu motor. Dan itu tak bisa dinaiki 3 orang sekaligus dengan badan besar milik Popong. Bisa-bisa kakek mereka akan marah besar motor kesayangan rusak oleh para cucunya. Apalagi dijalan, pasti mereka dikira cabe-cabean atau malah terong-terongan nggak jelas.

"Cuma tinggal belok kesana..." Popong menunjuk arah belokan ke kiri.

"Bang, nanti cimolnya 5 bungkus, beda rasa semua pokoknya! Kalau nggak, nanti Kina bilang ke simbah. Abang tuh suka ngrokok." Ancam Kina serius.

"Lho, fitnah lo. Gue nggak pernah pegang tuh benda, pegang aja belum." Ardian menengok ke belakang.

"Biarin, simbahkan percayanya sama Kina. Wleeek..." Kina menjulurkan lidahnya.

"Durhaka lo jadi adek, awas aja. Gue juga mau bilang kalau lo suka remidi nyampe 2 kali. Tamat lo sama ibu." Ancam Ardian.

Kina dan Ardian memandang sengit satu sama lain. Bagaikan kucing dan anjing yang tengah berebut sebuah tulang ikan. Mereka hampir akan menyerang satu sama lain sebelum Popong berbicara.

"Bang, udah nyampe!"

"Wihh... Keren nih tempat!" Kina takjub dengan hal di depannya.

Banyak remaja yang duduk-duduk didekat warung gorengan. Ada yang bermain di lapangan, ada yang memainkan gitar, ada juga yang pacaran. Baru kali ini Kina keluar rumah kakeknya dan datang ke tempat penuh muda-mudi nongkrong.

"Yuk, kesana." Ardian berjalan kearah gerombolan di depan warung gorengan.

Kina dan Popong mengikuti Ardian dari belakang. Tak henti-hentinya Kina berkomentar aneh-aneh. 'Sadap betul pacaran!', 'Ada balon si botak!', 'Ciee... Makan cireng berdua, pasti yang cowok bokek'. Popong menahan tawanya sekuat tenaga dengan celetukan Kina yang tak berdosa.

"Kin, lo bisa diem nggak, malu-maluin." Ardian menjewer kuping adiknya tanpa berdosa.

"Eh, sakit. Lepasin!" Kina memukul-mukul kepala kakaknya diikuti jambakan kecil.

Popong cuma diam dibelakang, meleraipun dia akan menerima imbasnya. Kakak sama adik sama aja, sama-sama gila, batin Popong.

"Arr, sini?" Teriak seseorang memanggil Ardian.

"Eh, Yo." Ardian menarik tangan Kina agar tak lari.

Ingin rasanya Kina memukul dan menghajar kakaknya itu. Yah, mustahil dilakukan oleh seorang gadis cantik itu. Kina pasrah ditarik kakakanya.

"Eh, apa kabar bro? Kapan lo kemari?" Tanya cowok tinggi atletis.

"Baik, kemarin gue kesini. Oh, ya, nih adik gue." Ardian menarik Kina agar sejajar dengannya.

Mata Kina membulat melihat tiga cowok di hadapannya. Sudah lama dia tak bertemu teman masa kecilnya dulu. Mungkin hampir 10 tahun, dia kerumah kakeknya hanya seminggu dan itu didalam rumah terus.

"Woyy, apa kabar lo pada?" Sapa Kina sok akrab.

Ketiga cowok yang disapa memandang satu sama lain. Mereka seakan sedang bertelepati, 'Loe pada kenal nih bocah?' . Mata mereka jatuh ke Ardian, 'Adek loe gila ya?'.

LOVE & PLANET ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang