Clara mengerjapkan matanya berulang-ulang saat seberkas cahaya masuk melewati celah jendela. Ia merubah posisi tidurnya menjadi duduk bersandar meregangkan otot-ototnya. Ia melirik jam dinding sekilas.
"Ah masih setengah enam. Ebuset setengah enam gue belum mandi belum apa"
Clara bergegas beranjak dari kasurnya dengan gedebag gedebug menuju kamar mandi.
Selang beberapa menit clara keluar dari kamar mandi kemudian ia bergegas mengenakan seragam putih abu-abunya tak lupa juga dasi ia lingkarkan dileher jenjangnya.
Ia memperhatikan pantulan cermin didepannya. Ah sudah cukup rapih pikirnya.
Setelah merasa semuanya sudah siap clara keluar dari kamarnya menuju ruang makan kebetulan waktunya masih cukup untuk sekedar sarapan pagi saja. Paling hanya menghabiskan waktu sekitaran 15 menit saja tidak mungkin sampai 30 menit.
"Cepet makan ra"
"Iya mah"
Sudah menjadi sebuah kebiasaan Jika dipagi hari pasti ibunya selalu mengingatkan clara untuk makan karena selain memang kewajiban sebagai seorang ibu, ibunya juga mengingatkan clara sarapan agar clara tidak telat makan dan mengakibatkan magh clara kambuh.
"Gimana sekolahnya?" tanya ibunya membuka pembicaraan.
"Mm ya gitu mah"
"Gitu gimana?"
"Gitu deh"
"Gitu deh gimana?"
"Belum belajar juga tapi asik jadi gak pusing hehe"
"Kamu ini sekolahkan buat belajar! Udah punya temen baru?"
"Ada mah, baru punya dua kalo yang sekelas hehe soalnya yang lainnya lupa lagi padahal udah kenalan"
"Lupa aja. Mangkanya jangan inget mantan terus"
"Ihh mamah kok mantan sih? "
"Abis semenjak putus dari agian kamu gak pernah lagi tuh bawa pacar lain kerumah. Gagal move on ya?"
Clara mengerucutkan bibirnya sebal ibunya ini ternyata gahul sampai tau yang namanya gagal move on segala. Eh tapi bener sih emang clara gagal move on.
"Mamah kayak abg aja tau gagal move on segala. Aku sukses move on kok" elaknya.
"Yakin? Coba bawa gantinya agian kerumah"
Alah, mampus gua.
"Ih apaan sih mamah. Fokus belajar"
Gweni hanya terkekeh melihat anaknya salah tingkah seperti ini. Kemudian keduanya fokus kembali pada aktifitas makanannya masing-masing. Kebetulan gavin sedang ada tugas keluar kota jadilah mereka hanya sarapan berdua.
Biasa orang sibuk punya tugas negara.
***
"Hey ra" sapa wina melambaikan tangannya disebrang sana kemudian mendekat menghampiri clara.
Fyi, wina adalah teman satu kelompok clara saat MPLS kebetulan bisa terbilang teman baru deket namun sudah akrab.
"Eh iya win? "
"Kelas apa clar? "
"Ips 4 win. Lo? "
"Mipa 4 "
"Ciye anak Mipa"
Wina nyengir lebar keduanya melanjutkan langkahnya menuju kelas masing-masing sambil berbincang-bincang berbagai hal topik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Certezza [END]
Teen FictionSequel: My Moodbooster Judul awal : My Name is Clara Jika ada yang bilang bahwa 'Mata adalah jendela hati ' menurutku itu memang benar. Karena berawal dari kontak mata aku bisa mencintai dia pada pandangan pertama. Alvaro Algiero, orang yang berha...