Alvaro menyeret paksa tangan kedua sahabat Clara kedalam gudang sekolah. Pikirannya sekarang dipenuhi dengan rasa marah bahkan kecewa. Alvaro tak habis pikir dengan jalan pikiran sahabat Clara itu yang tega-teganya mencelakai sahabatnya sendiri dengan taruhannya nyawa.
"sebelum gue lihat buktinya, gue cuma pengen nanya sama kalian" Alvaro menatap tajam keduanya tanpa berkedip "Siapa yang celakai Clara? Gue butuh kejujuran "
Keduanya diam menunduk tak berkutik dengan tatapan mematikan yang dilontarkan alvaro.
"Vidha" Tatapan Alvaro sepenuhnya menghunus Vidha hingga Vidha menunduk tak berani menatap kembali tatapan Alvaro "Lo tega? Ngeliat sahabat lo sendiri terbaring dirumah sakit? Lo tega? "
Vidha menggeleng "Bukan gue al serius "
Alvaro beralih menatap sahabat Clara yang satunya "Gisella"
Gisella menatap Alvaro balik "Kenapa? "
"kalo pelakunya bukan Vidha berarti lo? "
"Kalo gue berani natap lo berarti gue gak salah! Ngapain nunduk kalo gak salah? "
Vidha menatap Gisella tak percaya "Maksud lo apa? Lo nuduh gue? "
Gisella terkekeh pelan "ngapain harus panik kalo gak ngerasa salah? Santai dong mba"
"Seenggaknya gue gak bermuka dua kayak lo. Pasti lo kan pelakunya? "
"eh jangan asal nuduh deh lo" Gisella mendorong bahu Vidha kencang hingga membuat Vidha balik tak terima.
"Gak enak kan dituduh begitu? Mangkanya kalau gak mau dituduh jangan nuduh dong! "
"Udalah lo ngaku aja kalo lo pelaku nya jangan munafik! "
"sel gue gak nyangka lo punya pikiran licik kayak gini? Demi apapun gue berani bersumpah bukan gue pelakunya! " jelas vidha membela diri.
"Terus kalo bukan lo siapa lagi? "
"Berhenti! " Teriak Alvaro yang mulai jengah melihat perdebatan keduanya "Kalo kalian gak ada yang mau jujur. Kita lihat aja buktinya"
"Gue gak takut " ujar Vidha mengangkat dagunya menantang Gisella.
"gue juga gak takut" sela gisella tak mau kalah.
Alvaro mulai membuka handphonenya dan memulai sebuah vidio yang merekam jelas siapa pelaku dibalik kejadian itu.
Alvaro mengepalkan tangannya kuat-kuat meremas handphone digenggamannya.
"Lo harus tanggung jawab atas perbuatan lo! Lo harus dipenjara"
"hah penjara? Duhh Maaf'in gue. Iya gue tau gue salah tapi gue punya alasan yang jelas. Please jangan bawa gue kepolisi"
"Lo harus tanggung jawab apapun alasannya "
"please gue mohon gue minta maaf gue nyesel hikss"
"oke, lo harus Minta maaf kekeluarga Clara dan ngakuin kesalahan lo. Untuk Keputusannya ada ditangan mereka. Gue tunggu sampe besok, kalau lo gak minta maaf. Tunggu aja polisi pasti datengin lo"
"iya, iya. gue janji gue bakalan minta maaf. Gue janji"
"Oke. Gue tunggu!"
Alvaro melenggang pergi dengan perasaan yang sangat-sangat marah pasalnya ia sama sekali tak mempercayai ini semua bahwa kenyataannya sahabat Clara lah yang tega mencelakai Clara hingga mengalami penderitaan yang menyakitkan.
***
"Tante om gimana keadaan Clara? " tanya Alvaro saat sampai dirumah sakit.
![](https://img.wattpad.com/cover/126536662-288-k414698.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Certezza [END]
Teen FictionSequel: My Moodbooster Judul awal : My Name is Clara Jika ada yang bilang bahwa 'Mata adalah jendela hati ' menurutku itu memang benar. Karena berawal dari kontak mata aku bisa mencintai dia pada pandangan pertama. Alvaro Algiero, orang yang berha...