Lima tahun telah berlalu, Kini Alvaro telah lulus kuliah dengan jurusan Bisnis manajemen sesuai dengan bakat dan minatnya. Ia telah menyandang sarjana namun ia tak kunjung juga bertemu dengan jodohnya. Semenjak ditinggal Clara, ia sama sekali tak membuka hatinya untuk siapapun walau banyak gadis yang mendekatinya secara terang-terangan dia tetap menolak dengan cueknya. Ia percaya Clara pasti kembali walau kemungkinan itu amatlah kecil.
Alvaro berharap dia bisa bertemu lagi dengan gadis pujaannya yang telah lama dirindukan oleh hatinya. Merindu sendiri disetiap malam rasanya menyesakkan dada.
"Woy al selamat ya akhirnya lo lulus juga jadi sarjana dan menyandang nilai terbaik. Hebat lo" Teriak Dino sahabat SMA nya sambil menepuk-nepuk kencang punggung Alvaro sekuat tenaga.
"weiitss biasa aja dong bro. Punggung gua bisa-bisa bolong kalau lo gebukin gini" Ujar Alvaro diiringi kekehan kecil.
"Eh tapi btw, thanks ya udah dateng ke acara wisudaan gua" Lanjut Alvaro.
"Woo pasti kita datanglah ya gak ru? Lo kan brother ter the best" balas Dino merangkul pundak Alvaro santai.
"Iya lah kita kan sahabat baik lo" Fahrul bersuara setelah bungkam dari tadi.
"anjir gua masih normal. Gak usah rangkul-rangkul begini. Gua masih doyan cewek" Alvaro menepuk keras lengan Dino yang merangkul dirinya.
Dino meringis pelan mengusap lembut lengannya "Kalo masih suka cewek kenapa lo masih jomblo sampe lima tahun begini? "
Alvaro terdiam dengan tatapan kosong. Senyuman yang sejak tadi terukir di bibirnya ikut memudar.
Melihat perubahan ekspresi wajah Alvaro, Fahrul menyikut pelan Dino sambil berbisik di telinganya "Din jaga omongan lo. Si al jadi diem kan"
"Elah sorry gua kan niatnya becanda"
"minta maaf lo cepet bege! " suruh Fahrul yang merasa tak enak.
"Woy bro, udah berapa tahun sih kita temenan masih aja lo baperan? Lo pasti lagi laper ya? "
Alvaro mendudukan dirinya di sebuah kursi disana "Gua gak tau mau nunggu Clara sampe kapan"
Fahrul dan Dino turut duduk di sebelah Alvaro sambil mengusap lembut pundak Alvaro berusaha menenangkan nya.
"kalo saran gue sih ya mending lo cari cewek lain. Belum tentu Clara bakalan balik sama lo. Inget dia udah ninggalin lo lima tahun bro lima tahun" ujar Fahrul yang merasa prihatin dengan kisah cinta sahabatnya yang kandas di tengah jalan.
"Nah iya bener. Mau sampe kapan lo kayak gini terus? Bisa-bisa lo sampe bangkotan nungguin dia yang belum pasti. Siapa tau dia disana udah bahagia sama cowok lain sedangkan lo disini masih tetep kayak gini? Dengan perasaan yang sama dan orang yang sama? Cinta gak sebodoh itu men! " lanjut Dino ikut menasehati sobat karibnya.
"Selagi Clara belum nunjukin cowok lain ke hadapan gue. Gue rela nungguin dia sampe kapanpun. Gue cuma takut Clara jatuh cinta ke orang yang salah"
"Masih aja ya lo mikirin kebahagiaan Clara yang jelas-jelas udah ninggalin lo jauh-jauh tanpa pamit "
Alvaro tersenyum sekilas "Clara gak bermaksud ninggalin gua kok, tapi dia berobat buat bisa inget gue lagikan? " Ujar Alvaro berusaha menghibur dirinya sendiri.
Dino dan Fahrul saling berpandangan sambil mengangkat alisnya "Udah bro jangan dipikirin. Inikan hari spesial lo. Harusnya lo seneng-seneng mamen"
"Yo'i Broo, mending kita makan-makan gimana? Dan lo yang neraktir yeee" teriak Fahrul menunjuk-nunjuk Alvaro.
"eh gebleg ujung-ujungnya selalu gak enak! Untung gua baik, yaudah caw"
KAMU SEDANG MEMBACA
Certezza [END]
Teen FictionSequel: My Moodbooster Judul awal : My Name is Clara Jika ada yang bilang bahwa 'Mata adalah jendela hati ' menurutku itu memang benar. Karena berawal dari kontak mata aku bisa mencintai dia pada pandangan pertama. Alvaro Algiero, orang yang berha...