Alvaro memarkirkan motor ninja hitamnya dipelataran rumah Clara kemudian ia melepas helmnya dan berjalan menuju pintu rumah Clara lalu mulai menekan bel rumah itu.
Hanya satu kali menekan bel akhirnya pintu rumah Clara terbuka lebar menampilkan sosok gadis cantik yang selalu Alvaro sayangi setiap detiknya.
Clara terperangah saat melihat Alvaro yang tanpa mengabari terlebih dahulu berada didepannya sekarang. Lihat saja dulu penampilan Clara sekarang; celana pendek diatas lutut, baju kaos yang kumel,dan rambut yang asal cepol. Sungguh itu membuat image Clara jelek dari sekarang dihadapan kekasihnya ini.
Alvaro menatap Clara dari ujung kepala hingga ujung kakinya lalu menggeleng dan terkekeh pelan membuat Clara mencebikkan bibirnya sebal.
"Kok gak bilang mau kesini? " tanya Clara to the point.
"Bukannya kamu yang ngajak? "
"Ngajak apa? "
"ke toko buku kan? "
Clara menepuk jidatnya keras "Ah lupa"
Alvaro terkekeh mengusap jidat Clara dengan sayang "Dasar pikun"
"Sembarangan" Clara mencubit pinggang Alvaro ganas hingga membuatnya meringis pelan.
"Mulai ya jadi kepiting ganasnya"
Clara nyengir lebar memperlihatkan gigi kelincinya yang manis "Maaf. Yaudah masuk dulu aku ganti baju"
Alvaro mengangguk dan mengekori Clara masuk lantas mendudukan dirinya disofa milik Clara.
"Bentar ya" Clara berjalan menaiki tangga menuju kamarnya dilantai atas.
"Clara" panggil Alvaro hingga menghentikan langkah Clara yang kemudian langsung membalikkan badannya dengan wajah yang miring tanda kebingungan.
"Lain kali, walaupun dirumah jangan pakai celana pendek ya" Alvaro tersenyum hangat menatap Clara dengan serius.
Clara mengangguk paham "Siap bos"
Clara kembali melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti dan mulai memasuki ruang kamarnya lantas langsung memilah-milih pakaian yang akan dipakainya sekarang. Ia menggaruk kepalanya bingung akan memakai baju apa pasalnya memang begini jika seorang wanita akan berpergian pasti repot dalam hal memilih pakaian yang akan dikenakan padahal pakaiannya bejibun dilemari tapi tetap saja selalu bilang gak punya baju.
Akhirnya, setelah bergelut dengan berbagai macam pakaian miliknya. Ia menemukan juga baju yang cocok untuk sekedar pergi ke toko buku. Baju berwarna putih agak bling-bling dan celana jeans hitam serta rambut yang sengaja ia gerai. Ia memoles sedikit wajahnya dengan bedak tipis-tipis serta mengoleskan sedikit liptint berwarna sunglow dibibirnya. Ia tersenyum sekilas menatap pantulan wajah dicermin miliknya. Ia jadi merasa cantik sendiri. Ehh geer.
Clara mulai menuruni undakan tangga rumahnya dan memperhatikan kekasihnya yang sedang sibuk memainkan handphonenya hingga pandangan nya fokus saja kesana dan tak menyadari bahwa Clara sudah berada didepannya sekarang. Clara menempelkan jidatnya ke jidat Alvaro dan ikut melihat layar handphone Alvaro.
"Fokus banget bang. Lihat apa sih? "
KAMU SEDANG MEMBACA
Certezza [END]
Teen FictionSequel: My Moodbooster Judul awal : My Name is Clara Jika ada yang bilang bahwa 'Mata adalah jendela hati ' menurutku itu memang benar. Karena berawal dari kontak mata aku bisa mencintai dia pada pandangan pertama. Alvaro Algiero, orang yang berha...