Birthday

3.7K 196 5
                                    

Jika aku bicara 'semoga kamu bahagia dengannya' coba kamu lihat senyumanku. Itu tanda kesakitan ku
**

Alvaro celingak-celinguk saat masuk kedalam rumahnya semuanya gelap, sepi tak ada orang. Ia melangkah selangkah demi selangkah tiba-tiba kakinya menginjak sesuatu yang kemudian ia pungut.

"Apa ini? "

Cetrek

"Happy birthday to you happy birthday to you.. Happy birthday happy birthday happy birthday varo"

Alvaro terpaku ditempat melihat sesosok gadis yang berdiri tak jauh darinya. Gadis itu sangat cantik. kulit yang putih, pipi yang merah merona, hidung mancung, perawakan yang tinggi semapai, bibir mungil sungguh terlihat amat cantik.

"Kamu pasti kagetkan var? " tanya gadis itu.

Alvaro masih bungkam menatap tak percaya gadis dihadapannya. Gadis yang telah lama ia tunggu-tunggu.

Gadis itu tersenyum simpul kemudian ia berhambur kepelukan Alvaro memeluknya erat.

"Aku kangen. Kamu gimana? "

"ini beneran kamu cla? "

"iyaa, kenapa? Kaget? "

Alvaro mengurai pelukannya "Pulang kapan? "

Gadis itu mencubit gemas hidung Alvaro kemudian menuntun Alvaro untuk duduk di sofa rumahnya.

"Banyak tanya kamu" Gadis itu terkekeh pelan "Oh iya, aku tadi sempet izin kok kemamah kamu tapi sekarang dia lagi kerumah temennya dulu katanya"

"Itu gak masalah cla. Aku cuma pengen tanya..."

Gadis itu menekan bibir Alvaro dengan satu jarinya "Ssstt, jangan banyak tanya. Pokoknya dihari special ini kita harus seneng-seneng. Nanti malem jalan ya!"

"ta—tapi"

"Varo! " Gadis itu melotot tanda tak ingin dibantah "uh iya hampir lupa, aku ada hadiah buat kamu. Nih"

Alvaro meraih hadiah itu dan tersenyum "makasih"

"elah mas kaku banget sih. Santai napa"

Alvaro mengangguk.

"buka dong! " perintah gadis itu.

Alvaro menuruti dan mulai membukanya. Terlihat disana ada jam tangan bagus.

"Suka? "

"Sukaa, makasih"

"Dari dulu sampe sekarang ternyata kamu gak berubah ya" gadis itu terkekeh "masih kaku aja"

"Sikap orang itu susah dirubah"

Ting.. Nong.. Ting.. Nong..

"Aku bukain pintu dulu ya"

Alvaro hendak beranjak dari duduknya namun dengan cepat ditahan.

"Jangan! temenin aku disini. Biar si bibi aja yang bukain yah"

Alvaro mengangguk dengan patuh dan gadis itu langsung berteriak kencang menyuruh pembantu Alvaro untuk membukakan pintu rumahnya.

Lagi-lagi gadis itu berhambur memeluk Alvaro dengan sangat erat.

"Aku senang kalo kamu suka hadiahnya"

Brakkk

Alvaro dan gadis itu menoleh kesumber suara. Dan mendapati seorang gadis lain yang berdiri dengan wajah syok dan sebuah kotak yang terjatuh.

"Clara? "

"Ma—maaf mengganggu " Clara tersenyum getir tanpa diperintah Clara langsung membalikkan badannya untuk pergi. Rasanya melihat pemandangan tadi sangat menyakitkan. Hatinya teriris bagai luka yang ditaburi garam. Perih.

Certezza [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang