Sebuah Hadiah

4K 177 18
                                    

Alvaro berdiri dihadapan cermin lemari besar memperhatikan pantulan dirinya disana sambil merapihkan dasi dan jasnya ia tersenyum sekilas. Kini tepat sudah ia menginjak umur dua puluh tiga tahun yang artinya ia sudah cukup matang.  Ia menghembuskan napasnya pelan dan mulai berjalan keluar dari kamarnya menuju ruang tamu.

Terlihat disana sudah banyak orang yang berdatangan dengan pakaian rapih bergaun dan berjas. Ya, ini adalah sebuah jamuan sederhana yang disiapkan dirinya sendiri itung-itung syukuran atas kelulusannya dengan nilai terbaik serta syukuran atas bertambahnya umur dia.

Alvaro mulai menapaki tangga untuk turun menemui tamu-tamu undangannya. Mulai dari teman smp, sma, kuliah serta rekan-rekan lainnya yang kenal dari luar. Ia berjalan menghampiri panggung dan mulai mengecek mikrofon disana.

"cek cek cek" Bibir Alvaro melengkung sempurna membentuk sebuah senyuman ramah yang mampu mengalihkan perhatian seluruh orang yang berada diruangan tersebut.

"Assalamualaikum, Selamat malam semuanya terimakasih telah menyempatkan datang ke acara saya. Saya bersyukur atas keberhasilan saya menyelesaikan kuliah serta dibertambahnya usia saya. Saya ingin berbagi momen bahagia ini pada kalian semua" Alvaro tersenyum lebar dengan sangat ramahnya.

"Silahkan dicicipi hidangannya semoga kalian menikmati acara ini dengan senang hati. Terimakasih " Alvaro terus saja menyunggingkan senyum menawannya lantas segera turun dari panggung yang langsung dihampiri sahabat-sahabat karibnya.

"Wei Happy birthday bro. Semoga lo makin segalanya dan keinginan lo terkabul" Ucap Fahrul menepuk pelan punggung Alvaro.

"Thanks ya"

"Gua gak muluk-muluk lah doain lo yang terpenting lo bisa berguna bagi nusa dan bangsa " Celetuk Dino nyengir lebar menaik turunkan alisnya.

Alvaro hanya menanggapinya dengan kekehan kecil "yaudah kalian gak berburu makanan? " tanyanya.

Dino menepuk jidatnya keras "Duh gua lupa gak bawa kresek"

"Duuh gua juga lupa bawa" Sahut Fahrul ikut-ikutan.

"buat apaan? " Tanya Alvaro kebingungan.

Dino dan Fahrul saling berpandangan dan nyengir lebar penuh arti "Buat ngebungkus makanannya kerumah"

Alvaro terbahak melihat kelakuan sahabatnya yang laknat ini. Bisa-bisanya mereka berpikiran seperti itu "Anjir kampret kalian"

Mereka bertiga terus saja saling melemparkan senda gurau mereka masing-masing diiringi tawaan renyah yang tak bosan keluar dari mulut ketiga nya. Sampai tak sadar seseorang menepuk pundak Alvaro dengan lembut.

"Hai"

Alvaro membalikkan badannya kesumber suara matanya langsung terbelalak tak percaya saat dengan langsung matanya menatap gadis cantik yang berdiri didepannya. Gadis itu semakin cantik dengan rambutnya yang memanjang dan riasan make up yang masih sederhana tak lupa juga pakaian yang membalut tubuhnya membuat kesan indah bagi siapapun yang melihatnya.

Alvaro terpaku menatapnya dengan tidak percaya. Gadis ini gadis yang selama ini ia rindukan akhirnya kembali dengan senyuman yang masih saja dapat membuat hati seorang Alvaro berdebar. Senyumnya selalu memikat hatinya.

"Clara? Ini beneran kamu? " Alvaro menangkup wajah cantik gadis dihadapannya membelai pipi dan rambutnya dengan rasa rindu yang membludak dihatinya.

Clara tersenyum sekilas diiringi anggukan kecil yang membuat Alvaro langsung memeluk Clara dengan sangat erat seolah menyampaikan rasa rindunya setelah lima tahun tak bertemu. Ia rindu dengan gadis ini gadis yang selalu ada dipikirannya gadis yang sudah berhasil membawa kabur hatinya.

Certezza [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang